Aku menatap kosong tirai jendela yang bergoyang terkena tiupan angin, cuaca berubah mendung. Hujan rintik membasahi balkon kamar. "Kenapa kamu ga bilang apa-apa?" Suara pria itu berubah serak, aku tidak sanggup menatap matanya. Gumpalan batu tak kasat mata mengganjal tenggorokanku. "Kamu hamil kan? Kenapa kamu ga kasih tau?" Dia berlutut didepanku. Wajahnya yang kalut saat ini adalah refleksiku setiap aku menatap cermin jika aku teringat dengan mimpi burukku. "Kalau aku ga baca riwayat kesehatan kamu dari file yang dr. Ria bawa, seumur hidup aku ga akan tau tentang ini. Kamu ga akan bilang sama aku kan?" Dia mengguncang pelan bahuku. "Apa kamu pikir aku ga akan tanggung jawab? Apa kamu pikir aku ga mampu perjuangin kamu?" Suaranya tercekat, matanya memerah dan aku tidak sanggup lagi me

