"Jaga mulut anda. Jangan sembarangan bicara." Aku menjawab tenang lalu beranjak sambil menahan emosiku. "Silahkan keluar kalau tidak ada hal penting yang ingin anda bicarakan. Saya sedang sibuk." Aku membukakan pintu. Dia berdiri menghentak kakinya. "Jangan senang dulu, dr. Samuel ga level perempuan murahan kayak kamu." Rasanya aku ingin menjambak rambut sebahu wanita itu. Tapi aku menahan diri, hanya sebatas membanting pintu saat wanita itu keluar dari ruanganku. Kenapa aku tidak menjawab? Menurutku menjelaskan apa-apa pada wanita itu bukan urusanku. Kesal rasanya, tapi biarlah, toh dia sendiri akan tetap penasaran kenapa dr. Samuelnya tercinta memilihku untuk tidur dikamarnya, bukan dia. Hahaha. Semakin diperlakukan seperti itu maka aku semakin ingin membuatnya kesal. Lihat saja nant

