Bab 4

1132 Words
“Sayang,” panggil Alfa sedikit keras. Ia membangunkan Melodi yang sudah tertidur cukup lama. Melodi membuka mata perlahan, mengucek mata sebentar dan menatap pria di hadapannya. “Ayo kita makan malam,” ajak Alfa. “Makan malam? Aku bahkan belum makan siang,” protes Melodi. Alfa terkekeh.”ini sudah malam. Ayo pergilah mandi dan pakaianmu sudah tersedia di lemari.” Melodi menggeleng.”Aku malas mandi. Aku kedinginan.” “Ganti pakaianmu saja!” Perintah Alfa. Melodi mengangguk. Ia mengganti bajunya dengan malas. Karena ini sudah malam dan sepertinya tidak akan kemana-mana, ia memutuskan memakai sebuah kaos bewarna pink dan celana selutut. Tak membutuhkan waktu lama, Melodi menghampiri Alfa kembali. “Kita makan di bawah.” Alfa menggenggam jemari Melodi dan membawanya ke ruang makan. Hari ini tak ada Delta ataupun Gamma di rumah. Delta sibuk dengan hotel, sementara Gamma sibuk dengan usaha kulinernya. “Hai, Nona. Kau tidak makan siang. Kau pasti sangat lapar.” Bibi Grace membuka piring Melodi. “Silakan makan sepuasmu, kau tidak makan siang tadi,” kata Alfa membuyarkan lamunan Melodi yabg sedari tadi sudah larut dalam bayangan makanan di hadapannya. “Saya permisi, Nona. Jika kau butuh apa-apa atau menginginkan menu lain, kau bisa memanggilku.” Bibi Grace pamit disertai anggukan dari Melodi. Melodi cuek dengan Alfa di sana, ia menyendok nasi, mengambil Udang asam manis, cap cay, dan cumi goreng tepung. Alfa hanya bisa tersenyum di balik kunyahannya. Terlebih saat piring Melodi sudah kosong, ia masih mencicipi ayam panggang mentega dengan saus andalan Bibi Grace. “Kau benar-benar kelaparan, ya. Maafkan aku,” ucap Alfa tulus. Melodi mengangguk saja, mulutnya asyik mengunyah. Alfa menyeka mulut, mengambil buah-buahan potong.” Hati-hati, perutmu bisa sakit karena kebanyakan makan.” “Tidak akan.” “Tapi, tidak apa-apa. Kau jadi punya tenaga untuk menghadapiku sebentar lagi.” Alfa mengerlingkan matanya. Melodi menyudahi makannya, karena hampir semua piring sudah kosong.”Sekarang... coba katakan, kenapa kau menahanku di sini?” “Kau punya keluarga?” Tanya Alfa. Melodi menggeleng.”Tidak punya. Mungkin punya... tapi saat ini aku tak tahu mereka ada dimana.” “Aku menyukaimu, Melodi. Aku menginginkanmu. Oleh karena itu... aku ingin kau selalu ada bersamaku.” “Bukankah kau sudah punya kekasih?” Tanya Melodi. “Siapa?” Alfa menyingkirkan piring buahnya.”Aku tidak punya kekasih. Hmm... Mungkin aku akan punya, sebentar lagi.” “Wanita yang foto bersamamu di ponsel,” jawab Melodi dengan sedikit nada cemburu di sana. Alfa terkekeh.”Kau sudah mulai cemburu, ya. Itu Ibuku.” “Sulit dipercaya.” Melodi membuang wajahnya. “Lihat saja foto kami di sana. Apakah dia wanita yang ada di ponselku?” Alfa menunjuk sebuah foto di dinding belakang Melodi. Melodi menoleh. Benar, wanita itu adalah wanita yang ia lihat di ponsel Alfa. Melodi tersentak, ia tak percaya Ibu Alfa terlihat sangat muda dan seksi. Ayah Alfa terlihat sangat tampan. “Bagaimana?” Alfa menatap Melodi dengan geli. Melodi terdiam. Perutnya sudah kenyang dan ia ingin tidur. Ia juga tak ingin membahas apapun lagi “Sudah mengantuk? Ayo....” alfa seolah tahu isi hati Melodi. Sesampai di kamar, Alfa meletakkan Melodi di atas kasur. Menyalakan layar kaca yang besar di depan tempat tidur. Sepertinya ia memutar film. Kemudian ia mematikan lampu. “Film?” Tanya Melodi. “Iya... film romantis. Aku ke toilet dulu.” Alfa pergi ke toilet. Film mulai tayang, film barat. Melodi larut dalam film tersebut. Baru beberapa menit, sudah ada adegan ranjangnya. Melodi tertegun. Otaknya mulai berpikir, ia dan Alfa melakukan itu semalaman. Tapi, ia tak pernah memikirkan itu seharian ini. Wajah Melodi merona. Alfa keluar dari toilet dan duduk di sebelah Melodi. “Bagaimana filmya? Kau suka?” Tanya Alfa seperti berbisik di telinga Melodi. Melodi menunduk dan mengangguk, ia tak ingin Alfa melihat wajahnya yang merah karena melihat adegan hot barusan. Alfa bersandar di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Melodi melanjutkan nonton, ia mulai resah setiap adegan intim diperlihatkan di film itu. Ia mulai tak tenang, bahkan sepertinya mipiknya sudah basah. Dan saat ini terasa gatal. Alfa tersenyum saat menyadari itu. Disimpannya ponsep ke dalam laci. Ia mendekati Melodi,memeluknya dari belakang, tapi kedua tangannya menangkup d**a Melodi. Melodi tersentak, ingin melepaskan tangan Alfa meskipun sebenarnya ia menikmati. “Suka filmnya?” “Iya...” Melodi memejamkan mata saat Alfa mulai mencium tengkuknya. Lalu beralih ke pundak. Keduanya terbawa dalam suasana, lalu tenggelam dalam indahnya cinta. “I love you, sayang,” bisik Alfa. “I love you, too...? Mr. Ax,” balas Melodi sambil memeluk tubuh Alfa yang tersungkur di atasnya.   **   Pagi ini, Alfa bersiap-siap pergi ke kantor. Melodi hanya terdiam memperhatikan Alfa yang sedang bercermin. “Kamu kerja apa?” Tanya Melodi. “Kantor,”  jawab Alfa singkat. Melodi hanya mengiyakan, ia bingung harus mengerjakan apa di sini. “Sayang... seharian ini, kamu di kamar saja, ya?” Alfa menangkup wajah Melodi. Melodi menatap penculik dirinya itu. Ada rasa nyaman yang ia rasakan sekarang.”Tapi... aku bosan.” “Ada banyak film di sana. Kau bisa menontonnya sepanjang aku pergi bekerja.” Alfa menunjuk ke arah lemari kecil di depan tempat tidur. Melodi mengangguk pasrah. Ia memeluk Alfa dengan erat. Alfa membalas dengan lembut. Ungkapan cinta selepas bercinta semalam, membuat keduanya menjadi lengket. Melodi mendadak menjadi manja. Melodi seakan lupa bahwa kemarin ia dibeli, diculik, dan bahkan ditidurin oleh pria yang belum pernah ia temui sebelumnya. Tapi, saat ini ia benar-benar merasa nyaman. “Aku akan menunggumu sampai pulang.” Alfa mengecup bibir Melodi sekilas.”Aku pasti pulang, secepatnya. Melodi mengangguk dengan senang. “Ayo kita sarapan.” Alfa membawa Melodi turun. Gamma dan Delta hanya bisa terpana saat melihat Alfa turun dengan menggandeng seorang perempuan. Melodi jadi kikuk saat Gamma memperhatikannya dengan intens. “Melodi... ini adik aku Delta, dan ini adik sepupu aku Gamma. Kami tinggal di sini bersama-sama,” jelas Alfa setelah menarik kursi untuk Melodi. “Hai,” sapa Melodi pada Delta dan Gamma. “Hai,” balas Delta ramah. Sementara Gamma memilih melanjutkan sarapannya daripada membalas ucapan Melodi. Sampai akhirnya mereka selesai sarapan. Melodi diminta kembali ke Kamar. “Apa yang kau lakukan, Ax?” tanya Gamma dingin. Ia mengejar Alfa sampai ke garasi. Alfa membalikkan badannya, mengurungkan niat membuka pintu mobil.”Apa maksudmu?” “Kau membawa wanita itu ke rumah ini. Seharusnya kau mengembalikannya pada keluarganya. Keluarganya sedang mencari, Ax,” jawab Gamma. Alfa tertawa sinis.”Percayalah... keluarganya tak mencari. Aku tak pernah mendengar kabar kehilangan anak dari keluarga Prasetyo.” “Tapi kau... harus tetap mengembalikannya, Ax. Jangan memanfaatkan keadaan. Aku tahu dia lupa ingatan.” Gamma bicara dengan penekanan. Alfa tersenyum.”Kau tahu... aku membeli Melodi dari seorang wanita. Yang dimana... wanita itu adalah kakak tiri Melodi. Karena Melodi lupa ingatan... ia tidak tahu bahwa Shelyn... adalah kakaknya.”   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD