AKU BELUM MATI, MAS!

1185 Words
"Aaaa panas panaassss panass … !!!" "Astagaa ... Mona … sadar Monaa … bangun!!" "Dia hidup! Astaga, ternyata dia hidup ... lihatlah, nafasnya normal kembali." Kata seorang laki laki yang wanita itu kenali sebagai Jayden, temannya di kampus fakultas bisnis itu. "Erghhh, shittttt!!" Maki Mona yang merasakan panas yang luar biasa di sekujur tubuhnya sehingga membuatnya terbakar "Mona, kamu bisa mendengar aku kan? Apa kamu bisa melihat ini?" Kata salah seorang temannya yang lain sambil menunjukkan jari-jari tangannya dan menggerakkan 4 jari ke kanan dan ke kiri secara perlahan. Mona juga ingat bahwa temannya yang absurd ini bernama Vera dan dia juga salah satu teman nongkrong di kampus fakultas bisnis ini. Mata Mona berputar dengan Jengah dan melirik ke arah yang lain secara sekilas. Mona masih mencoba menormalkan nafasnya yang tersendat karena jalur pernafasannya yang terasa terhenti. Bayangan-bayangan mimpi buruknya berkelibatan dan membuat kepalanya menjadi semakin pening. "Dimana aku?" Tanyanya dengan suara serak, seakan tenggorokannya itu sudah lama tidak digunakan dan kini ia gunakan sehingga suaranya menjadi parau. "Ya ampun, sayang. Masa gara-gara pingsan, dia malah sekarang amnesia?" Jayden berseru dengan nada keheranan membuat teman-temannya yang lain semakin panik dan kacau. Perkataan sahabat laki-lakinya itu membuat Mona semakin kesal dan pusing dibuatnya. "Pingsan?" Tanya Mona kembali karena yang dia ingat adalah saat terakhir kali ia tengah berada di dalam mobil nya yang tertabrak truk. Dia ingat saat-saat di mana suami dan adik angkatnya itu datang kepadanya untuk menghina dirinya dan mengatakan kepada dirinya bahwa dia adalah perempuan bodoh yang mau-mau saja dimanfaatkan oleh Ryan dan Gita. Dan saat itu adalah saat-saat Di mana mereka ingin membunuh dirinya dengan api yang meledak dengan sangat kuat sehingga dengan cepat bisa meregangkan nyawanya. Rasa-rasanya waktu itu dirinya sudah berada di antara sadar dan tidak sadar, tapi ia mendengar perkataan mereka berdua dengan jelas. Memang dia sudah tidak.rela kalau ia harus mati seperti itu, ia juga berdoa pada Tuhan agar diberikan kesempatan kedua agar bisa membalas dendam perbuatan kedua manusia laknat itu. Apakah saat ini dia bermimpi? Apakah sebenarnya kejadian kemarin itu adalah sebuah mimpi? " Mona, kamu sudah baik-baik saja kan?" Tanya Vera lagi, dan melihat Mona mengangguk-anggukan kepalanya membuat semua temannya yang berada di sana merasa lega. "Syukurlah, kami sudah sangat ketakutan ketika melihat kamu mendelik dan kehilangan nafas saat kamu tersedak tadi. Makanya kalau kamu makan itu hati-hati. Nggak ada orang yang bakal mencuri makanan kamu kok. Makan itu pelan-pelan jangan bikin teman kamu ini sport jantung gara-gara kamu tadi sempat hilang nafas. Untung saja jantung kita-kita ini kuat." kata Pratiwi yang juga berada di tengah-tengah gerombolan teman-temannya itu. Mereka memang teman-teman yang biasa hangout bersama dengan Mona. Jadi Mona juga mengenal mereka satu persatu, tapi yang Mona tidak ketahui adalah apa yang tadi sedang terjadi kepada dirinya sampai dirinya dikerubuti orang banyak seperti ini? Lagi-lagi Mona hanya bisa mengangguk karena dia belum terlalu sadar jika sedari tadi dia dikerumuni oleh teman-teman dan sahabatnya lalu di mana saat ini dia berada? Apakah jangan-jangan saat ini dia sudah tidak berada di bumi? Apakah kemudian dia berpindah ke dunia paralel seperti di novel-novel yang beberapa waktu belakangan ini dia baca untuk menginspirasi pekerjaannya yang memang seputar kepenulisan itu. Ataukah karena ia tidak boleh keluar rumah dan hanya mengurus rumah tangga serta diam di dalam rumah? Tapi kenapa saat ini dia berada di universitasnya? Bukankah dia sudah lulus dan sudah menikah dengan Ryan, laki-laki pilihan hatinya itu selama hampir 3 tahun? Mona hanya bisa terdiam dan mencoba mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Karena melihat bahwa Mona sudah tidak apa-apa, maka sahabat dan teman-temannya yang mengerumuni dirinya tadi, beberapa juga sudah berpamitan untuk pergi, meninggalkan dirinya dan hanya tinggal Vera, Jayden dan dirinya yang berada di UKS universitas. " Kami kaget, Mona! Untung kamu tak apa apa." Kata Jay sambil menepis keringat yang ada di dahinya. " Ini dimana?" Mona masih kebingungan karena ia masih ingat betul tadinya dia itu berada di rumah besar milik keluarga besar Adiguna yang telah sah menjadi miliknya karena ia adalah salah satu satunya pewaris tunggal dari keluarga Adiguna. Saat itu ada orang yang menelepon agar ia segera datang ke rumah sakit karena suaminya kecelakaan, tapi naas truk itu oleh dan untuk menghindari maka mobilnya menabrak pinggiran jalan sampai mobil itu rusak parah. Kejadian itu adalah sesaat sesudah dia menandatangani surat warisan yang diberikan Oma Nova kepadanya, karena Oma Nova juga meninggal karena di racun oleh Gita. Dan kalau ia meninggal karena terbakar di kecelakaan tunggal, tentu pengacara akan menghibahkan semua harta kekayaannya miliknya kepada Ryan, sang suami. . . Pertanyaan Mona langsung di jawab oleh salah satu temannya, " Di kampus Mona.... kita sehabis gladi bersih acara wisuda, dan kamu tiba tiba pingsan dan kamu merasa kepanasan, bahkan di kakimu itu ada bekas luka bakar, aku gak tahu darimanakah itu asalnya. Kayaknya itu luka baru deh, bahkan aku tadi ketakutan saat kamu sempat kehilangan nafasmu. Tapi syukurlah kamu kembali bernafas karena aku sudah ketakutan saat itu." Jelas Vera dengan nada cepat. "Di kampus?" Lagi lagi Mona kebingungan dengan waktu yang sangat berbeda dengan saat terakhir, yang masih ada dalam ingatannya. Apa ia salah? Berarti waktu berputar hampir 3 tahun sebelum kematian itu dan berarti ini juga adalah kesempatan kedua yang diberikan Tuhan kepada nya untuk menghindari saat-saat kematian laknat sesuai doa yang ia panjatkan sebelum kematian itu menjemputnya. Dan tentu saja membalaskan apa yang harus mereka terima karena sudah melakukan hal-hal yang jahat di masa yang lalu, pikir Mona sambil membayangkan apa yang harus ia lakukan saat ini. Dia masih ketakutan apabila yang dialaminya sebelumnya hanyalah sebuah mimpi. Tapi pemikiran dan ingatan yang saat ini ada di dalam kepalanya hanyalah ingatan-ingatan kejadian buruk tentang apa yang dialaminya sebelum kematian merengutnya. *** Tapi ternyata apa yang dia alami saat ini adalah sesuatu yang nyata Walaupun dia sangat berharap bahwa semuanya ini tidak nyata. Karena setelah menghadiri wisudanya menjadi wisudawan terbaik di Universitas tersebut, Oma Nova dan seluruh keluarganya mengajak Mona kembali pulang ke sebuah rumah megah nan mewah milik keluarga Adiguna. Dia mengingat bahwa pada kehidupan sebelumnya dia menikah bersama Ryan, serta meningglakan rumah ini, katena mau dijodohkan sama Oma Nova. Dan ia juga menikah dengan Ryan secara terburu buru, asal sah saja. Ia menerima saja walau uang yang dihasilkan oleh suaminya itu hanya pas-pasan saja dan hanya cukup untuk makan tapi ia sudah merasa bahagia, karena ia masih punya tabungan dan pekerjaan lepas waktu yang menghasilkan uang juga. Ia yang memang lebih pandai dan juga memiliki banyak kepintaran, bisa menghasilkan uang banyak bahkan lebih banyak dari sang suami yang hanya bisa menghasilkan uang receh saja. Tapi ternyata, Suaminya itu pembohong! Dia berselingkuh dengan adik angkatnya sampai hamil!!! Dan kenyataannya lebih menyedihkan lagi adalah adik angkatnya itu telah yang membuat skenario kedekatannya bersama dengan sang suami, tujuannya hanya satu yaitu agar harta warisan keluarga Adiguna yang seluruhnya bakal jatuh kepada Mona bisa direbut oleh kedua orang itu yaitu adik angkatnya dan juga Ryan sebagai suaminya. Tapi setelah tahu begini, ia berjanji untuk kehidupan yang kedua ini dan kesempatan keduanya ini dia tidak akan tertipu lagi dengan laki-laki buaya dan wanita yang bermulut manis itu. Mereka harus membayar untuk pengkhianatan keji di kehidupan sebelumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD