Hantu Metropolitan

1039 Words
Di suatu hari, Fiko memutuskan untuk mencari Dinar dimanapun berada. 'Toh, tidak ada alasan bagiku tinggal di sini lagi' itu pikirnya. Fiko memulai perjalanannya mencari Dinar. "Fiko...!" seru Allea melayang di udara mengejar Fiko. "Ah, sial!" Fiko mengumpat kesal ketika tahu Allea mengikutinya. "Tunggu Fiko! kamu mau kemana?" tanya Allea sambil melayang sejajar dengan Fiko. "Aku ingin mencari sesuatu yang hilang, tolong jangan ganggu aku!" ucap Fiko ketus. "Apa itu...boleh aku ikut bersamamu?" tanya Allea lagi. "Dengar Allea, aku akan mencari sahabatku yang pergi entah kemana, kamu jangan ikut campur!" tegas Fiko lagi. "Hello...Fiko, justru aku bisa membantumu kali..." sanggah Allea. "Aku tak perlu bantuanmu!" Fiko ketus. "Fiko, mencari bersama akan lebih mudah dan besar kemungkinan untuk ketemu, selain itu, walaupun kamu menolak, aku akan tetap ikut" Allea mengejutkan Fiko dengan memeluk lengannya tiba-tiba. "Gak..." Fiko menepis tangan Allea yang memeluk lengannya. "Ah...ikut..." Allea menautkan lengannya lagi. "Gak...." tolak Fiko lagi. "Ikut!" "Enggak!" "Ikuuut! kalo gak boleh ikut maka aku akan mengganggu mu!" ancam Allea. Akhirnya Fiko membiarkan Allea ikut. Ia pikir percuma mencegah sosok Allea yang keras kepala. "Oke, kamu boleh ikut! tapi syaratnya. Jangan ganggu aku dan jangan campuri urusan pribadiku!" jelas Fiko. "Oke, deal...?" ucap Allea setuju. "Oke, deal...!" Fiko dan Allea berjabat tangan sebagai tanda perjanjian mereka. Fiko dan Allea memulai perjalanan ke arah barat, mereka berencana akan mencari ke seluruh arah. ****** Dinar tumbuh menjadi wanita yang cantik luar biasa. Tidak hanya wajah dan tubuh yang indah, ia juga berhasil menjadi seorang penyanyi terkenal. Ia bertekad untuk mencapai semua ini, ia ingin merebut kepercayaan ibunya. Dan setelah itu ia bisa bebas menentukan jalan hidupnya. Salah satu alasan ibu Dinar membawa Dinar ke kota adalah agar Dinar mendapat kehidupan yang lebih baik. Namun pasti ada alasan lain selain itu. Dinar juga tak mengetahuinya sampai saat ini. "Dara, jangan lupa ya...kita harus berangkat jam tiga sore ini" ucap managernya mengingatkan bahwa Dinar mempunyai jadwal konser di luar kota dan mereka harus berangkat sore ini. Ya...nama panggung Dinar adalah Dara. Pihak management sengaja mengganti nama panggung Dinar untuk kebutuhan pemasarannya. Mereka berpikir nama Dinar terlalu biasa dan kurang menarik perhatian pasar untuk seorang selebriti. "Oke..." jawab Dinar. Semua kebutuhannya sudah disiapkan oleh asistennya. Mereka terbang menggunakan sebuah helikopter milik pihak agency yang bekerja sama dengannya. Dara turun dari helikopter yang membawanya. Semua penggemarnya bersorak dan ingin berjabat tangan dengannya. Langkah kaki yang begitu tenang, berayun anggun, dengan tubuh tinggi semampai, kulit putih mulus membuatnya tetap terlihat cantik dan bersinar dengan pakaian apapun. Untunglah penjagaan sangat ketat sehingga Dara bisa melewati para penggemar dan masuk ke ruangan tempatnya istirahat dengan selamat. Dara memandang ke luar dinding kaca kamarnya, "Wah..." Dara kagum dengan pemandangan yang disuguhkan. Tampak ada pantai tak jauh dari bangunan tempat ia berada, dan persis di bagian luar kamarnya terdapat kolam renang yang lebih mirip seperti air terjun yang mengarah ke pantai itu. Dara keluar dari kamarnya hanya mengenakan baju renang. Dengan pakaian yang terbuka seperti itu menambah keseksian dan kemolekan tubuhnya. Tanpa menunggu lama Dara melompat ke kolam renang. "Ahhh...amazing!" Dara begitu mengagumi pemandangan yang disuguhkan di pulau itu. ***** "Tunggu Fiko!" seru Allea berusaha mengejar Fiko. Fiko berjalan di tengah kerumunan manusia. "Ah...para manusia ini udah kayak ikan kering aja" Fiko tidak habis pikir melihat kerumunan manusia yang berjajar di bawah terik matahari. "Kenapa sih mereka?" ucap Allea saat berhasil mensejajari langkah Fiko. Allea juga bingung melihat kerumunan manusia yang tak melakukan apapun tetapi mereka rela berjemur di bawah panasnya terik matahari. Seorang wanita menatap tajam ke arah Fiko dan Allea. "Fiko..." Allea menarik lengan Fiko dan memberitahukan bahwa ada nanusia yang bisa melihat mereka. Fikopun melihat ke arah wanita itu juga. "Siapa dia?" tanya Fiko. "Apa mungkin..." ucapan Fiko menggantung saat terpikir olehnya bahwa wanita itu Dinar. "Aaaaa...." "Aaaaa...." "Dara.....Dara...." para manusia itu tiba-tiba berteriak histeris dan berlarian. Fiko kehilangan jejak wanita itu. "Kemana dia?" mata Fiko mencari bayangan wanita tadi. "Sial" tambahnya. Merasa tidak dapat menemukan wanita yang bisa melihat sosoknya itu, ia pergi meninggalkan kerumunan manusia. ***** Dinar atau yang lebih dikenal dengan nama Dara tengah membawakan sebuah lagu di sebuah konser musik tunggal. "Hai semuanya..." sapa Dara sambil melambaikan tangan kepada para penggemarnya yang hadir. "Senang sekali bisa menghibur kalian lagi...dan terima kasih buat yang sudah bela-belain datang ke sini buat menyaksikan konser ini! pokoknya i love you all...emmuach, emmuach, emmuach..." Dara memberikan kecupan jarak jauh kepada para penggemarnya. Lagu pertamanya pun dimulai dan diteruskan dengan beberapa lagu berikutnya Fiko duduk di atas pohon besar di pinggir pantai dekat sebuah penginapan. Ia tak suka kebisingan yang di lakukan para manusia itu. Sedangkan Allea ikut menikmati pesta di tengah kerumunan manusia. "Heh...apa-apaan mereka itu, terlalu berisik" ucap Fiko. "Wusss" hembusan angin yang sengaja dibuat menerpa telinganya. Ia merasakan ada makhluk lain di sekitarnya. Fiko mencoba mengabaikannya, namun hembusan itu datang lagi dan lagi. "Aku tau kalian di sana, aku minta maaf jika sudah mengganggu kalian, aku hanya numpang berteduh, jika kalian tak suka aku bisa pergi" jelas Fiko. Hembusan itu tiba-tiba berhenti, Fiko menyadarinya. Ia melirik ke kanan dan ke kiri. Dan "He he he...." sesosok makhluk tiba-tiba tertawa tepat di depan wajahnya saat ia menoleh ke kiri. "Hai ganteng..." sapa hantu wanita yang baru saja membuatnya terkejut. "Siapa kamu?" tanya Fiko. "Hellooo... harusnya aku yang tanya! Siapa kamu? kamu bukan makhluk sini kan?" tanya balik hantu wanita itu. "Ya...aku bukan hantu sini!" jawab Fiko singkat. "Lalu darimana asalmu? dan sedang apa kamu di sini ganteng?"; tanya hantu wanita lagi sambil membelai pipi Fiko. Fiko reflek menepis tangan hantu itu. "Tempat asalku sangat jauh, aku sedang mencari sesuatu" jawab Fiko acuh. "Idih, jutek banget sih! nanti gantengnya ilang lho!" goda hantu wanita itu. 'Ini hantu sudah seperti manusia saja bahasanya! apa karena dia tinggal di kota bersama para manusia?' Fiko melirik kesal. 'Mungkin ini yang namanya hantu metropolitan' tambah Fiko dalam hati. "Hei!" Allea mendadak muncul dan mendorong tubuh hantu wanita itu. Ia kesal melihat hantu itu terus menempel di belajang Fiko. "Siapa kamu?" tanya hantu wanita. "Aku...?" Allea menunjuk dirinya sendiri. "Ha...ha...ha... Aku kekasihnya!" jawaban Allea membuat hantu itu terkejut, tapi tidak untuk Fiko. Fiko sudah terlalu sering mendengar Allea menyebut dirinya kekasihnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD