PART 2

657 Words
London Heathrow International Airport Baby i'm dancing in the dark With you between my arms Barefoot on the grass Listening to our favorite song Suara ponsel yang berbunyi membuat Aletta secara spontan mengangkatnya tanpa melihat nama panggilan. "Al, kau sudah sampai?" "Aku baru saja sampai, Bella. Dan kau sudah menelponku lebih dulu," "Begitukah? Aku rasa aku menghitung jamnya dengan benar," "Maksudmu?" "Si, aku menghitung berapa jam kau akan sampai dari sini ke London." Aletta tertawa sambil berjalan menggeret kopernya. "Baiklah, aku akan mencari taksi terlebih dahulu. Nanti kita bicara lagi," "Baiklah, ten cuidado." "Si, Bella." Aletta melihat taksi yang sudah berada di depan bandara dan segera menaikinya lalu memberikan alamat apartment yang akan dia tempati di London. Hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai di tempat yang dituju. Setelah membayar taksi, Aletta menuju kamar yang akan ditempatinya. Aletta mendapatkan apartment di London dengan mudah karna sewaktu di Spanyol teman kuliahnya menawari sebuah apartment di London ketika Aletta berkata bahwa dia akan pindah ke London setelah lulus. Aletta membeli apartment milik temannya dengan harga yang dibilang cukup murah dengan fasilitas yang lumayan. Merasa lelah, Aletta dengan cepat merebahkan dirinya di tempat tidur. Rasanya sangat nyaman, dia tidak bisa tidur dengan tenang di pesawat dan sekarang waktunya melanjutkan tidurnya yang terganggu. Walaupun nantinya mimpi itu akan datang lagi, tetapi Aletta sudah terlalu lelah untuk berjaga dari mimpi buruk itu. Aletta terbangun ketika matahari telah terbenam, merasa tenang karna mimpi buruknya tidak muncul hari ini. Aletta bangun lalu merapihkan baju-bajunya ke dalam lemari pakaiannya. Aletta memasuki kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Setelah membersihkan tubuhnya, Aletta kembali ke tempat tidur dan menyalakan ponselnya. Terdapat banyak pesan dari Bella, Aletta tersenyum lalu membukanya satu persatu. Bella : Apa yang kau lakukan sekarang? Bella : Bagaimana dengan apartmentnya? Bella : Sebaiknya kau balas pesanku Aletta, aku khawatir. Bella : Ugh, aku merasa seperti lesbian yang begitu posesif dengan kekasihnya. Aletta tertawa menggelengkan kepalanya lalu mengetik jawaban untuk Bella. Aletta : Aku baik-baik saja Bella, terima kasih sudah mengkhawatirkan ku kekasih . Aku baru saja beristirahat, maaf telat membalas pesanmu. Aletta meletakan ponselnya diatas meja sebelah tempat tidur dan dia mulai berjalan ke lantai bawah melihat-lihat apartment yang sekarang dia tempati, terasa sangat nyaman untuknya tinggal disini. Aletta berjalan ke arah dapur dan merasa takjub karna dapurnya terlihat indah. Ingatkan Aletta untuk segera membeli persediaan makanan dan beberapa alat memasak. Sepertinya bereksperimen di dapur seperti ini tidak masalah. ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆ Sementara itu, di tempat lain lelaki dewasa yang mempunyai wajah seperti dewa yunani. Siapapun tau siapa dia, tinggal melihat matanya maka kalian bisa melihat dengan jelas bahwa lelaki ini adalah keturunan keluarga Maximillian. Javin Cleo Maximillian, anak pertama dari Jasmine Gradoville Maximillian dan Zelvin Maximillian. Hari ini adalah hari pertama ia menggantikan ayahnya menjadi pemimpin paling tinggi di perusahaan. "Selamat pagi, Mr. Maximillian." "Ah ya, selamat pagi juga Robert. Dan jangan memanggilku seperti itu, aku merasa tua." Javin bukan seperti pemimpin pada umumnya, dia lebih mudah bergaul dengan siapapun. Jadi, jangan terkejut ketika Javin dengan santainya menyapa semua karyawan yang dia lihat. Robert hanya tersenyum lalu mengangguk. "Apa jadwalku hari ini?" "Anda ada meeting dengan pemegang saham di The Five Fields Restaurant pukul 10," Robert terus memberikan jadwalnya kepada Javin dan Javin memperhatikannya dengan serius. "Baiklah, kau boleh keluar." Robert memberi hormat lalu keluar dari ruangan Javin. Javin merebahkan tubuhnya dikursi kebesaran yang dulu milik ayahnya. Sejak dulu, Javin sangat senang dengan ruangan milik ayahnya ini. Dan sekarang semua ini miliknya, tidak semua karna kedua adik perempuannya juga mendapatkan bagian. Ah, Javin sangat merindukan Lily dan Rose yang sangat tidak bisa diam. Javin sedang bersantai lalu dia terlonjak dari kursi ketika seseorang membuka pintunya dengan kasar. Baru saja Javin berbicara tentang orangnya dan sekarang dia berada disini dengan senyum mengejeknya. "Apa kabar, kakak?" ■□■ Si = Iya Ten cuidado = Hati-hati
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD