bc

Our Secret

book_age16+
149
FOLLOW
1K
READ
HE
fated
pregnant
goodgirl
drama
twisted
bold
childhood crush
sassy
colleagues to lovers
like
intro-logo
Blurb

Perasaan dan seseorang dari masa lalu membuat hidup Alista menjadi rumit sekaligus bimbang.

Alista jatuh cinta dengan Arsen, Kakak Angkatnya. Di sisi lain ada Marsel, seseorang yang datang mendekati Alista entah karena cinta atau dendam semata sebab Marsel adalah anak dari seorang wanita yang sudah disakiti oleh Bianca, Ibu Alista.

Saat Alista sudah bisa menentukan pilihannya sendiri setelah melewati perjuangan keras, seseorang dari masa lalu datang dan membuat semuanya hancur. Alista juga harus dihadapi dengan pencarian identitas orang tua kandungnya sendiri.

Apakah hidup Alista akan berakhir manis atau malah pahit?

chap-preview
Free preview
01. Diserang
Seorang Gadis mengambil bungkus makanan yang terletak di kasir. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang. Setelah membayar, dia keluar dari tempat perbelanjaan. Panas terik matahari membuatnya menyeka keringat. Dia Alista Adriana, Perempuan yang sudah menginjak usia 16 tahun. Kehidupannya bisa terbilang berkecukupan. Ia tinggal dengan Ibu dan Kakak tirinya. Tidak seperti di film, Alista diperlakukan dengan baik serta penuh kasih sayang. Gang sepi dilewati Alista tanpa rasa takut. Bunyi grusak-grusuk membuat perhatian Alista tersita. Berisik sekali. Pasti suara itu berasal dari rombongan ibu-ibu. Alista tidak peduli akan hal itu. Dia tetap berjalan menuju rumah sambil membawa banyak bungkus camilan. "DIA DI SANA, GUYS!" suara nyaring terdengar dari depan sana. Alista bersikap biasa saja. Mungkin yang Mereka maksud bukan dirinya. "GAS! KITA SIKAT SAMPAI KEGATELANNYA ILANG!" Salah satu Gadis menaikkan lengan baju sampai siku. Kilatan amarah tersirat jelas di kedua manik Mereka. Kening Alista mengerut dalam. Ia menengok ke belakang. Tidak ada siapapun. Berarti Mereka... akan menghampiri dirinya?! Alista terbelalak saat tiga Cewek itu berlari ke arahnya. Gawat! Ah, sial sekali hari ini. Hari sedang panas terik pula. Mana dia lupa membawa payung! Di antara ketiga Gadis itu melempar sepatu yang sukses mengenai tulang kering Alista. Alista meringis, dia berjongkok, mengusap-usap kakinya yang terasa nyeri. "MAU KABUR KE MANA LAGI LO, PEPACOR?!" gertak Seorang Gadis ber-tag name 'Lilia' yang terjahit rapi di seragamnya. Cewek di sebelah Lilia mengernyit. "Pepacor apaan dah?" "Perebut Pacar Orang, b**o!" "Baru dengar." "Udah di gua berapa tahun lo?" "Gua? Gue di rumah aja kali." "Heh! Kalian mau ribut atau kasih pelajaran ke Cewek gatel itu?" tegur Cewek bertubuh tinggi sekaligus kurus. "Ya, maaf." "Kita apain dia?" Alista memerhatikan ketiga Gadis itu. Wajah Mereka asing semua. "Kalian siapa, sih?" "Halah! Jangan pura-pura amnesia lo! Kita bertiga ini mantan pacarnya Arsen." jawab Lilia ngegas. "Lah, terus apa hubungannya sama gue?" Alista terheran-heran. "Wah, ngajak ribut dia," ujar Aliffia pada Lilia dan Bege. Iya, namanya Bege. Tidak percaya? Silakan tanya saja kepada orangnya. "Lo pasti selingkuhannya Arsen! Iya, kan?!" todong Aliffia. "Selingkuhan?" Alista tertawa kecil. "Kalau kalian nggak tau yang sebenarnya, lebih baik diam." "Dasar nyolot!" Lilia main menjambak rambut Alista yang se pundak itu. Disusul Aliffia dan Bege. "Kalian salah paham!" teriak Alista, masih kalah dengan tiga Gadis yang menyerangnya. "JANGAN ALASAN LO!" "TARIK RAMBUTNYA SAMPAI RONTOK BANYAK, GUYS! BILA PERLU SAMPAI BOTAK SEKALIAN!" "GUE ENGGAK TERIMA LO PACARAN SAMA ARSEN!" "JANGAN BIARIN DIA CANTIK LAGI! BIAR ARSEN ILFEEL!" "ADUH! RAMBUT GUE!" pekik Alista. Cewek-cewek itu malah semakin gencar menyerang. Yang kasih harapan palsu siapa, yang jadi korban siapa. Tidak cukup sampai di situ, Lilia menginjak-injak beberapa bungkus camilan dan boba yang dibawa Alista. "BOBA KESAYANGAN GUE!" laung Alista histeris. Dia benar-benar rugi sekarang. Teman untuk mendampingi belajarnya kini sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi. "RASAIN!" "GUE MAU JELASIN DULU!" lanjut Alista, kembali berteriak. "JELASIN APA? JELASIN KALAU LO MEMANG PUNYA HUBUNGAN SAMA ARSEN GITU?!" "JANGAN DENGERIN DIA, AL." Aliffia berhenti menjambak. Lilia dan Bege pun ikut berhenti. Plak! Tangan cantik Aliffia menampar pipi tirus Alista. Alista tertoleh, ia memegang bekas tamparan nya. Panas sekaligus perih bercampur jadi satu. Tidak Terima, Alista membalas tamparan Aliffia. "Gini-gini gue enggak lemah!" "Berani lo nampar gue, hah?!" Aliffia melotot tak terima. "Lilia! Bege! Kok kalian diem aja?! Balas dia!" Mereka berdua gelagapan. Jujur, dia kira Alista itu Cewek lemah, tapi lihat sekarang. Bos Mereka saja ditampar. Lilia dan Bege kompak mengangkat tangan Mereka, tapi Alista berhasil mencekal nya sebelum tamparan Mereka mendarat di pipinya. Ia tidak akan pasrah lagi! Sekali dia sudah diusik, dia akan membalas orang yang mengusik dirinya. Dengan sigap, Alista memelintir tangan Mereka berdua. "Aduh! Aduh! Lepas, cabe!" "Woy! Lepasin dong!" "Asal kalian tau, ya! Gue itu Adiknya Arsen!" kata Alista. Lilia, Bege, dan Aliffia terperangah. Apa? Apa? Cewek itu tadi bilang kalau dia adalah adiknya Arsen?! Refleks Mereka tidak percaya. "Kalau emang benar lo adiknya Arsen, kenapa muka lo enggak mirip dia?! Lo bohong buat lepas dari kita, kan?!" tanya Aliffia. Lagi-lagi suara cempreng nya menggema di telinga Alista. Alista sangat pusing mendengarnya. "Karena gue itu adik angkatnya!" jawab Alista, tak kalah kencang. "Bohong. Lepasin tangan temen gue enggak?!" "Enggak akan sebelum kalian berjanji nggak ganggu gue lagi." Alista memperkuat pelintirannya. Lilia dan Bege pun memekik heboh. Emosi Aliffia sudah dipuncak. Ia melepas sepatu miliknya. Baru saja akan melemparkan sepatu itu, ada seseorang yang menahan tangannya. "Carissa!" Alista lega. Sahabatnya itu datang tepat waktu. Ia melepaskan pelintirannya. "Pulang aja. Gue yang nanganin Mereka." ujar Karisa bak pahlawan. "Lo yakin bisa nanganin Mereka?" "Bisa. Gue, kan, jago pencak silat." Kalista menyombongkan diri, tapi memang benar sih. Dulu waktu masih SMP, Karisa terkenal dengan sifat bar-barnya. Oleh karena itu, sebagian Cowok tidak mau dekat-dekat dengan Karisa. Bahaya. Wajah tampan Mereka bisa penuh warna-warni nanti. Ya, tapi bagaimana pun juga, Karisa tidak akan menyerang kalau tidak diganggu duluan. "Thanks, Ris!" Alista berlari pergi. Tujuannya sekarang adalah... menegur seorang Cowok lagi untuk kesekian kalinya! -•••- BRAK! Pintu didobrak paksa oleh Alista. Seorang Cowok yang sedang bermain game terperanjat. Ia menelan saliva susah payah. Dari suara langkahnya saja, dia tahu siapa yang datang. Arsen harus melarikan diri sekarang. "MAU PERGI KE MANA LO, HAH?!" Alista dengan gesit mengejar Cowok itu. "Ampun!" Cowok itu berlari. "Ampun! Ampun! Gara-gara Para pacar lo, camilan yang gue beli hancur. Dan gue juga ditampar. Rambut gue dijambak. Sini lo!" Sang Cowok melarikan diri ke lantai atas. Alista melangkah lebar seperti seorang Cowok. Kedua manik Gadis itu juga penuh kilatan amarah. Arsen sialan. Dia tidak akan membiarkan Cowok itu lepas. Alista memerhatikan sekitarnya. Pintu kamarnya, ibu dan Arsen tertutup rapat. Alista melangkah seperti biasa. Jantung Arsen berdegup tiga kali lipat lebih cepat. Bersembunyi di kamar ini, semoga saja Adiknya itu tidak tahu. Bintik-bintik keringat mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Ia mengatur pernafasan terlebih dahulu. 15 menit berlalu. Arsen bingung, mengapa mendadak jadi senyap gini? Apa jangan-jangan Alista sudah pergi? Ia berbalik badan, menghadap pintu. Tangannya memegang kenop pintu. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Semua terlihat aman-aman saja, tapi...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook