“Hari ini saya mau mulai bekerja lagi, meski masih dari rumah tapi saya mau mencobanya. Dan saya butuh bantuan kamu.” Kalimat Krist yang dilempar pria itu setelah ucapannya yang membuat canggung, menyadarkan Naya dari pikiran kalutnya. Nampaknya Krist memang hanya mengatakannya main-main, tanpa bermaksud menambahkan makna lain. Kalau sudah seperti itu baiknya memang Naya menanggapinya juga dengan santai, kan? Kenapa pula ia harus gugup? “Baik. Tentu. Mas ingin saya bantu apa?” “Pertama.” Krist menjeda ucapannya, menelan ludahnya payah karena merasa masih terlalu canggung untuk memintanya dengan mulut sendiri. “Ya?” “Tolong bawa saya ke meja kerja saya.” Ucap pria itu dengan suara parau, kelihatan dan kedengaran enggan sekali sebenarnya mengungkapkannya. Naya tersenyum, bukan, bukan s

