“Ah, Naya!” Rinka mengukir senyum begitu melihat Naya ada di jarak pandangnya. Akhirnya setelah beberapa jam mengurung diri bersama Krist di kamar putra sulungnya itu, Naya keluar dan menampakan dirinya juga. “E-eh? Iya, Tante?” Naya yang tidak tahu situasi apa yang terjadi tadi tentu saja dibuat terkejut disambut seperti itu oleh Rinka, pasalnya Naya memang tidak menangkap clue sama sekali, hingga reaksi Rinka saat melihatnya Naya pikir sedikit berlebihan. Well, dia hanya berada di kamar Krist selama beberapa jam, bukan pergi berkelana selama bertahun-tahun lalu kembali. Jadi kenapa Rinka harus terlihat sesenang itu? “Gimana? Ah, maksudnya kamu perlu apa? Biar Tante buat atau bantu ambilin kalau memang kamu butuh sesuatu.” Rinka begitu berusaha agar dirinya tidak terlihat mencurigakan

