“Malam, Mas Krist, Mas Garra!” Suara yang sudah tidak asing, namun cukup mengherankan untuk ada di tempat itu. “Hai juga, Nay.” Nada suara yang berbeda dengan sapaan sebelumnya, begitu juga dengan ekspresi wajah yang ditunjukan begitu melihat sosok yang disapanya. Rayya siapa lagi. Gadis itu, entah bagaimana bisa ada di sana. Memasang senyum maksimalnya tak lupa menunjukan gesture tubuh yang seolah-oleh tengah menunjukan bagaimana sempurnanya bentuk tubuh yang ia miliki. Garra hanya menanggapinya dengan anggukan singkat sapaan itu, sementara Krist tentu saja seperti biasa hanya diam dan tak berniat untuk meresponnya. “Lo—ngapain lo…” “Ayah. Perusahaan Ayah juga rekan bisnis Om Rama, kan? Jadi tentu aja kami juga diundang ke sini.” Jawab Rayya congkak, seolah menunjukan bahwa keberadaa

