Bab 1. Sial

1266 Words
Farel menghembuskan napas dengan perlahan, ketika ayahnya lagi-lagi menanyakan kapan akan menikah. Entah sudah berapa kali ia mendapat pertanyaan yang sama. Sehingga membuatnya bosan memberikan jawaban. “Sabar, Pi, mencari istri yang cocok itu tidak mudah!” sahut Farel yang sudah kehabisan cara untuk menyakinkan ayahnya, kalau dia masih nyaman hidup sendiri. Dengan tatapan penuh harap pak Wily pun berkata, “Kalau begitu kamu mau ya, Papi jodohkan dengan Lusi?” Farel tampak tercengang mendengar rencana ayahnya yang mau menjodohkan dengan Lusi. Memang sih wanita itu cantik dan berpendidikan tinggi, juga berasal dari keluarga yang sepadan. Akan tetapi, ia tidak mencintainya karena Lusi tipe cewek posesif. "Beri waktu saya untuk mencari calon istri sendiri, please!" pinta Farel untuk kesekian kali. Pak Wily menghela napas panjang dan berseru, “Kamu yang serius kali ini, jangan janji-janji terus! Bosen Papi mendengarnya.” “Iya, sekarang Papi istirahat ya dan jangan lupa minum obat! Farel pulang dulu, besok mau kerja,” pesan pria itu sambil berpamitan. "Hati-hati!" sahut pak Wily sambil mengangguk. Farel keluar dari kamar ayahnya sambil menghembuskan napas lega. Ia segera meninggalkan rumah itu untuk pulang ke apartemennya yang lebih dekat ke kantor. Paling hanya hari weekend saja tinggal bersama ayahnya di rumah ini. Farel segera masuk ke mobil mewahnya dan meluncur pergi. “Roy, carikan saya seorang wanita yang siap untuk dinikahi!” seru Farel sambil memijit pangkal hidungnya. Roy yang merupakan asisten pribadi Farel tampak mengernyitkan dahinya dan bertanya, “Buat apa dicari, Bos, tinggal tunjuk saja mau yang mana?” “Maksudku kamu pilihkan kandidatnya, nanti saya yang pilih!” jelas Farel kemudian. “Siap, Bos,” sahut Roy sambil fokus mengendarai mobil. Malam mulai beranjak jauh, ketika beberapa SPG salah satu mal sedang berkumpul di sisi jalan. Mereka sepertinya sedang menunggu bus untuk pulang ke rumah. “Ya ampun, Farel Pratama ganteng banget. Jangankan jadi kekasihnya, simpanan aja gue mau,” ujar salah satu gadis sambil mengamati ponselnya yang terpampang foto Farel. Teman lainnya pun menyahuti, “Iya gue juga mau jadi kekasih gelapnya sekalipun.” “Ngehalu sih boleh-boleh saja, tapi dia yang nggak mau sama kalian,” celetuk lainnya mencibir. Gadis yang sedang memegang ponsel pun mengerucutkan bibirnya dan menyahuti, “Lihat saja, kalau pulang kampung. Gue akan pelet pakai jarang goyang." "Ha .., ha .., ha ....” Mereka tertawa senang, kecuali seorang gadis yang tampak acuh tak acuh. Siapa yang tidak dengan Farel Pratama seorang pengusaha muda berusia sekitar tiga puluh tahun. Pria dengan tubuh atletis itu sangat tampan dan rupawan. Banyak wanita yang tergila-gila kepdanya. Mulai dari yang ABG, wanita dewasa bahkan sampai tante-tante sekalipun. Sungguh sosok yang begitu prefect sebagai seorang pria idaman kaum hawa. Reyna yang sedari tadi diam saja tampak menggeleng mendengar haluan teman-temannya soal Farel. Dengan santainya ia kemudian berkomentar, “Cowok m***m kayak gitu saja diributin.” “Jangan muna lu! Siapa yang nggak suka sama Farel? Sudah kaya, ganteng, macho dan hot lagi,” sahut temannya yang sudah ngefans berat sama Farel. “Gue nggak suka sama dia, kalian mau bukti? Dengerin ya baik-baik!” sahut Reyna dengan serius. Gadis itu segera berdiri di pinggir jalan dan berteriak bersamaan dengan lampu merah yang sedang menyala, “Gue nggak suka sama Farel Pratama yang m***m itu!” "Hu .., hu ...!" Teman-teman Reyna langsung bersorak sambil bertepuk tangan mendengarnya. Tanpa mereka sadari sepasang mata menoleh ke luar jendela mobil dengan tatapan yang garang. “Roy, cari tahu siapa yang berani mengatakan itu dan seret dia ke hadapanku!” seru Farel dengan geram. “Baik, Bos,” sahut Roy sambil menepikan kendaraan yang dikemudikannya. Ia kemudian turun dari mobil dan segera menghampiri para gadis itu dengan pura-pura bertanya. "Halo, Ladies, kalian sedang apa?" tanya Roy dengan ramah. Mereka langsung salah tingkah melihat Roy yang cukup tampan. "Kami sedang menunggu bus, Om, memangnya kenapa?" jawab salah satu gadis sambil tebar pesona. "Oh, tidak apa-apa. Soalnya tadi ada yang teriak. Kirain saya kenapa gitu," sahut Roy seolah takut terjadi sesuatu. "Reyna tuh, Om, biasa cari perhatian," ujar salah satu gadis berbaju biru sambil menunjuk temannya. Roy tersenyum ke arah seorang gadis yang tampak acuh tak acuh. Setelah mendapatkan info yang dibutuhkan, ia segera kembali ke mobil di mana Farel menunggunya. "Gadis itu seorang SPG di salah satu mal, Bos," lapor Roy sambil memasang save belt. Dengan tatapan sinis Farel pun bertanya, "Kenapa kamu tidak bawa gadis itu untuk menghadapku?" "Sabar, para gadis genit yang lainnya akan merusak suasana, kalau tahu temannya dipanggil sama, Bos!" sahut Roy yang kembali fokus menyetir. Mobil mewah itu kemudian meluncur membelah jalan. "Oke, segera urus gadis itu dan buat dia memohon-mohon ampun kepadaku besok!" seru Farel dengan serius. "Tega bener, Bos, kasihan," sahut Roy kemudian. Farel menghembuskan nafas kasar dan berkata, "Ya sudah, kalau kasihan kamu saja yang saya pecat!" "Jangan dong, Bos! Besok saya akan menghubungi manager mal tempat gadis itu bekerja," timpal Roy menyanggupi. Tentu ia tidak mau dipecat karena hutangnya masih banyak. *** Keesokan harinya, sebuah mobil tampak berhenti di basement salah satu perusahaan di Jakarta. Tidak lama kemudian dua orang turun dari kendaraan itu. Lalu mereka masuk ke kantor itu dengan wajah yang tegang. Ketika sampai di lobi dan memberitahu maksud kedatangan, mereka langsung diantar ke salah satu ruangan oleh security. “Mas, temani saya dong!” pinta Reyna ketika harus meminta maaf secara langsung kepada Farel atan ucapannya semalam. “Makanya, kalau ngomong itu saring dulu. Main teriak hina orang di pinggir jalan, sudah sana masuk. Mas tunggu di luar!” sahut supervisor Reyna dengan harap-harap cemas. Tidak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka, seorang pria tampan ke luar dan menemui mereka. “Pak, maaf saya tidak bermaksud menghina,” ucap Reyna sambil mengatupkan kedua tangannya. Roy tampak tersenyum dan menyahuti, “Masuklah kamu sudah ditunggu pak Farel di dalam!” Reyna salah menduga ternyata pria itu adalah Roy. Dengan sedikit takut ia kemudian melangkah masuk menemui Farel. Gadis itu tampak tertunduk ketika seorang pria tampan sedang duduk di bangku kebesarannya dengan tatapan yang tajam. “Maaf Pak, saya tidak bermaksud menghina semalam,” ucap Reyna tanpa berani mengangkat kepalanya. “Tatap saya!” suara bass itu berseru. Reyna memberanikan diri untuk melihat ke depan dan langsung tertegun karena Farel sangat tampan sekali. Memiliki hidung yang mancung, alis tebal dan sorot mata yang tajam. Jujur di dalam hati gadis itu pun terpesona pada pandangan pertama. Ia kini mengerti kenapa teman-temannya sampai ngefans banget sama pria itu. Aslinya ternyata jauh lebih ganteng daripada lihat di foto. Farel berdiri dan berjalan ke arah Reyna. Ia kemudian tepat berhenti di depan gadis itu dan menatapnya dengan saksama. Sungguh Reyna lama-lama tidak kuat bila berduaan dengan pria setampan itu, bisa rontok nanti imannya. Jantung gadis itu berdetak sangat cepat ketika berhadapan secara langsung dengan Farel. Apalagi dia harus mendongakkan kepalanya karena pria itu melebihi tingginya. “Berani sekali kamu mengatai saya pria m***m, sudah bosan hidup?” tanya Farel dengan geram. “Maaf, saya cuma bercanda dan janji tidak akan melakukannya lagi,” ucap Reyna dengan penuh penyesalan. Ia merasa sial sekali ternyata Farel melintas di jalan itu dan mendengar teriakannya. Farel tampak tersenyum simpul seraya berkata, “Ada satu cara jika kamu mau saya maafkan.” “Apa yang harus saya lakukan, Pak?” tanya Reyna yang ingin menebus kesalahannya. “Kamu harus mau jadi pacar saya!” jawab Farel yang ingin memanfaatkan kesalahan gadis itu. Mendengar itu Reyna tampak terkejut dan dengan spontan bertanya, “Hah, apa?!” Reyna tidak pernah bermimpi mendapatkan tawaran untuk menjadi kekasih Farel. Tawaran yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Demi sebuah kata maaf, haruskah ia menerima tawaran Farel untuk menjadi kekasihnya? BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD