Sontak saja Dylan menatapnya secepat kecepatan cahaya dan wajah leganya mulai retak menampilkan wajah pucatnya. Pemuda ini menyukai goa dan laras bersamaan? Apakah pemuda ini pemegang prinsip ‘Siapapun itu asalkan memiliki lubang akan baik-baik saja?’ Punggung Dylan mendadak berkeringat dan seketika dia bergeser semakin jauh hingga berada di pinggir sofa. Setelah 3 detik berlalu dengan ruangan yang mendadak sunyi tersebut, Juno kemudian tertawa terbahak-bahak. “Aku hanya bercanda! Ahahah!” Gia secara refleks ikut tertawa karena merasa lucu. Dan Aria menatap ke sekelilingnya yaitu Yudha dan Bryce, ekspresi mereka dari awal sama sekali tidak berubah seakan tahu bahwa Juno tidak serius dengan ucapannya tadi. “Ayo tertawa, Kak Dylan. Seperti ini, ahahah.” Oh apakah itu lucu? Bisakah Dylan

