Chapter 4

1749 Words
Hari sudah menjelang siang. Namun, 'mereka ' belum juga datang. Sakura memilih acuh dan tidak peduli dengan semuanya, ia merebahkan tubuhnya seraya membaca buku di tangannya. Mansion milik keluarga Michaelis memang terbilang sangat besar. Untuk kamar terdapat 25 kamar tamu di lantai 1 dan lantai 4, 5 kamar pribadi dan 5 kamar pelayan, dan 5 kamar para bodyguard di lantai 2 dan lantai 3. Di mansion juga ada 2 perpustakaan, 1 milik pribadi Sakura yang terletak di sebelah kamarnya di lantai 4, dan 1 lagi milik keluarga semua pelayan, bodyguard bahkan tamu hanya diperbolehkan menginjakan kaki ke lantai 1. Perpustakaan milik Sakura hanya Sean dan  seorang pelayan kepercayaan Sean saja yang diperbolehkan masuk itu pun hanya untuk membersihkan rak-rak buku. Di mansion juga terdapat ballroom untuk menyelenggarakan pesta yang lumayan luas, 3 dapur di lantai 1. 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga di lantai 1. Tidak luput dengan ruangan galeri yang berisikan semua foto dan lukisan mendiang istri Leonardo di lantai 5. Dan penjara bawah tanah yang dibangun Sakura tanpa sepengetahuan Leonardo dan semua yang tinggal di mansion. Di luar mansion terdapat kolam renang dengan ukuran medium, taman bunga yang luas sampai ke gerbang dan tempat parkir untuk para tamu. Tidak lupa di belakang Mansion terdapat landasan udara untuk helly dan jet pribadi milik Leonardo. Keluarga Michaelis terkenal dengan kekayaannya dan sangat dermawan. Julukan Leonardo untuk pesaing bisnisnya adalah "The Angel" sedangkan Sakura memiliki 2 julukan, untuk dunia putih (tempat para orang yang baik seperti pastur, biksu, etc) julukan Sakura adalah "White Lady" karena kecantikan, manis, anggun, dan kebaikan hatinya. Berbeda untuk Underworld (tempat para mafia, pembunuh, psikopat, etc) Sakura dijuluki sebagai "Grim Reaper". Terdengar suara ketukan pintu perpustakaan. "Nona Sakura, 'mereka' sudah datang. Saya diberi perintah oleh Tuan Leonardo untuk memanggil Anda," ucap Sean setelah masuk dan berhadapan dengan Sakura. "Baiklah," jawab Sakura lalu menaruh buku bacaannya di atas meja dan bergegas keluar. Membutuhkan waktu 4 menit untuk sampai ke ruang tamu, dari perpustakaan dengan lift yang berada di lantai 4 sampai lantai dasar lalu berjalan sedikit ke arah ruang tamu. Sean membukakan pintu di hadapannya lalu terlihat Leonardo duduk di kursi kebangsaannya.  Sakura mengedarkan pandangannya hingga terlihat 6 orang duduk membelakangi kedatangannya. "Selamat siang, Ayah. Selamat siang Tuan-tuan," sapa Sakura hangat dengan senyum yang manis. 'Mereka' berenam menoleh ke arah Sakura termasuk Leonardo. 5 Detik Sakura terpanah melihat ketampanan keenam orang yang saat ini menatapnya. Tapi 'mereka' butuh lebih dari 10 detik untuk terlepas dari keterpesonaan mereka sendiri terhadap Sakura. "Kemarilah," jawab Leonardo memecahkan kecanggungan antara keenam lelaki tampan itu dengan Sakura. Sakura duduk di sofa sebelah kanan Leonardo dengan anggun. "Sakura, mereka adalah orang yang akan Ayah jodohkan denganmu. Kalian bisa memperkenalkan diri," kata Leonardo. Sakura hanya tersenyum lalu satu-persatu dari 'mereka' memperkenalkan diri. "Perkenalkan, namaku Viper Lucifer. Akhirnya kita bisa bertemu kembali." seorang lelaki tampan dengan eyepatch di matanya mulai memperkenalkan dirinya dengan gaya khas seorang bangsawan. Sakura mengernyitkan dahinya menatap tidak mengerti dengan kalimat terakhir dari lelaki yang memakai eyepatch di matanya itu. Perhatiannya kemudian teralihkan dengan lelaki berkaca mata dengan surai cokelat di samping lelaki bernama Viper itu. "Namaku Lazark Asmodeus, kau terlihat semakin manis," lanjut Lazark  membuat Sakura bergidik ngeri saat melihat seringaian Lazark yang membuat lelaki itu terlihat tampan "Lazark, kau membuat Hime takut," ucap seorang lelaki bersurai hitam dengan pakaian jas hitamnya, "perkenalkan, namaku Shinterious Astaroth. Hime bisa memanggilku Shin," lanjut lelaki itu sambil tersenyum manis. Sakura terpanah melihat senyuman manis yang Shin berikan, sesaat kemudian Sakura memalingkan wajahnya. "Namaku Shine Leviathan, Hime-chan. Kau bisa memanggilku sesukamu." lelaki bertubuh kecil setinggi Sakura itu pun memperkenalkan diri, beranjak dari duduknya sambil mencium punggung tangan kanan Sakura. "Rozenth Cimeries, Hime-san kau bisa memanggilku Roz atau Zen. Hime-san, kau semakin cantik setiap harinya." Zen mulai menggoda Sakura sambil menghempaskan tangan Shine. "Mysth Azazel, senang bisa bertemu Hime-sama lagi," ucap lelaki tampan bersurai emas dengan iris hijau tosca miliknya. 'Apa hanya perasaanku saja atau memang nama keluarga mereka adalah nama iblis?' Sakura bertanya-tanya dalam hati. 'Tunggu, nama iblis? Jangan-jangan mereka...,' "Yap, kau benar, Hime. Seperti yang kau pikirkan saat ini, kami berasal dari Underworld. Kamilah yang disebut enam iblis Underworld," ucap Viper sambil menyeringai menjawab pertanyaan-pertanyaan di kepala Sakura. Sakura benar-benar terkejut kali ini. Underworld  yang disebut adalah dunia di mana para penjahat, pebisnis, mafia, perdagangan gelap berkumpul. Dan dikatakan ada enam orang yang disebut enam iblis sangat terkenal di Underworld. Mereka disebut enam iblis karena nama keluarga mereka yang seperti nama iblis. Akan tetapi, tidak ada yang mengetahui rupa enam iblis tersebut. Dikatakan enam iblis tersebut terkenal sangat kejam, bahkan dikatakan Sakura adalah ketua dari enam iblis tersebut. Dikarenakan enam iblis tersebut selalu melindungi Sakura dari puluhan orang yang ingin membunuhnya. Tidak ada celah untuk mencoba membunuh Sakura. Tetapi, Sakura bahkan tidak tahu siapa enam iblis tersebut karena tidak ada informasi pasti tentang keberadaan mereka, lalu bagaimana ia bisa menjadi ketua enam iblis itu?! Sakura menatap tajam Viper dengan jelas tertulis di iris miliknya, 'Jangan katakan lebih dari itu, Ayahku tidak tahu apa-apa.' Viper hanya terkekeh, sedangkan Leonardo yang  tidak mengerti langsung saja menatap sang putri. "Sakura, apa kau terjun ke Underworld?" tanya Leonardo dengan tatapan tajamnya. Sean yang sedari tadi berdiri dalam diam, tidak jauh di belakang Leonardo terkejut mendengar pertanyaan Leonardo. "Tentu saja tidak Ayah, aku belajar sedikit tentang Underworld  hanya untuk berjaga-jaga," dusta Sakura dengan mimik wajah tenangnya Leonardo langsung percaya begitu saja. Diam-diam Sean menghembuskan napas leganya mendengar jawaban Sakura. Sakura dilarang keras memasuki Underworld  yang kejam. Bisa saja ia terbunuh oleh salah satu penghuni Underworld. Meskipun Sakura selalu memenangkan kejuaraan bela diri, tetapi tentu saja tidak mengubah pandangan Sean dan Leonardo. Di mana Sakura terlihat seperti gadis yang lemah lembut bersamaan dengan dinginnya sifat Sakura. "Baiklah, kalian bisa mengakrabkan diri. Aku dan Sean akan meninggalkan kalian di sini. Jika perlu sesuatu kalian bisa memanggil pelayan," jawab Leonardo lalu pergi keluar ruangan diikuti Sean. Sakura menghembuskan napas leganya, takut jika ayahnya mengetahui dirinya selama ini hanya memakai topeng malaikatnya saja. 'Tunggu, Ayah meninggalkanku bersama mereka? Ohh, Ayah kau memasukanku ke kandang macan?!' teriak batin Sakura. "Jadi, ada orang lain lagikah yang ingin kau bunuh, Hime-sama? Dengan senang hati aku akan mengantarkan orang itu padamu," sindir Mysth dengan wajah datarnya. "Jangan menyindirku seperti itu," jawab Sakura dingin. 'Aku baru ingat mereka yang selama ini melindungiku dan membunuh orang yang ingin membunuhku,' batin Sakura dengan wajahnya kini terlihat frustrasi. "Ahh ... aku suka dengan jawaban dinginmu itu," bisik Mysth yang berjalan mendekati Sakura lalu mencium beberapa helai rambut Sakura. "Kalian tahu siapa diriku sebenarnya, bukan? Lalu mengapa kalian masih ingin menikah denganku?" tanya Sakura tidak lepas dari aura dinginnya. "Kami tahu, kau bertanya mengapa kami masih ingin menikahimu? Karena kau adalah milik kami. Kami semua menginginkan semua yang ada padamu, kami tahu kau luar dalam bahkan dengan detail. Karena kami selalu mengawasimu tiap detiknya," jawab Viper sambil mencium punggung tangan Sakura yang entah sejak kapan sudah berada di hadapan Sakura. Sakura bergidik ngeri mendengar penjelasan Viper. Mereka selalu mengawasi dirinya tiap detik. Siapa yang tidak akan takut jika diawasi seperti itu. "Jangan takut pada kami, kami mencintaimu dan menyayangimu. Kami tidak akan menyakitimu," kata Lazark tidak lupa dengan seringaiannya yang membuatnya tampak lebih tampan. "Lepaslah topengmu di saat bersama kami, kami lebih menyukainya daripada kau memakai topeng malaikatmu itu." kali ini Shin yang berkata. "Dasar aneh, lagipula mengapa kalian berenam mau menikah bersamaan seperti itu?" inilah yang ingin ditanyakan Sakura sedari Ayahnya berkata ia akan menikah dengan enam orang sekaligus. "Karena perjanjian yang sudah dibuat tidak akan pernah bisa dilanggar," jawab Viper sambil membenarkan eyepatch miliknya. "Perjanjian?" tanya Sakura tidak mengerti. "Kami tidak bisa memberitahumu tentang perjanjian tersebut. Itu pun masuk dalam perjanjian jadi kami tidak bisa memberitahumu," jawab lelaki yang bernama Zen. Sakura tampak terlihat seperti berpikir, lalu menghebuskan napas dengan lembut. "Baiklah, terserah kalian," jawab Sakura pada akhirnya. "Kita akan menikah setelah Hime-chan lulus sekolah. Bagaimana menurutmu, Hime-chan?" tanya Shine. "Terserah kalian, aku tidak peduli," jawab Sakura dingin. Mereka hanya bisa menyeringai tanda mereka senang tidak mendapat penolakan. Sebenarnya Lazark ingin sekali mengancam Sakura jika Sakura tidak menerima pernikahan tersebut. "Untuk urusan cinta, kami memang sudah mencintaimu. Sekarang tinggallah dirimu yang harus belajar mencintai kami," ujar Viper. 'Mencintai mereka sekaligus, huh? apakah mungkin?' pikir Sakura yang kini wajahnya berubah datar tanpa ekspresi. "Kita lihat saja nanti," jawab Sakura pada akhirnya. 'Pantas saja Ayah tidak bisa berkutik pada mereka. Ayah pasti memiliki perjanjian bisnis dengan mereka. Tetapi, mengapa harus aku yang menjadi tumbalnya,' pikir Sakura. "Bagaimana kalau kita hari ini liburan?" ajak Shine. "Aku tidak terlalu suka tempat ramai," jawab Mysth. "Ayolah Mysth, kau bahkan keluar istanamu hanya ke Istana TheKings dan rumah Hime. Lebih baik kau keluar dari istanamu dan tebar pesonalah di dunia manusia. Siapa tahu kau menyukai seseorang dan keluar dari perjanjian. Dengan begitu sainganku berkurang satu orang," jawab Shine dengan mata berbinar-binar. Mysth langsung saja memeluk Sakura dari samping. "Yang aku sukai dan cintai hanya Hime-sama. Perempuan lain hanyalah sampah," jawab Mysth pelan, wajah Sakura langsung saja merona. "Kau tampak cantik saat merona seperti itu, Hime," kata Viper lalu mengecup bibir Sakura. "Hey! Itu tidak adil, kami juga ingin mencium Hime." Lazark menarik tubuh Viper hingga jatuh duduk ke sofa. "Kalian, bisakah hentikan ini sebentar?!" bentak Sakura, mereka hanya terdiam memandangi Sakura. "Kalian menyebalkan, jangan pernah mempermainkanku," lanjut Sakura lalu berdiri dari sofa dan melangkah pergi. Tetapi, tangan Sakura dicekal oleh Mysth dan menariknya hingga kembali duduk. Mysth langsung saja melingkarkan tangannya di pinggang Sakura, Viper dan Lazark tiba-tiba saja sudah di belakang Sakura dan memegang lembut tangan Sakura. Sedangkan Zen dan Shine memegang paha putih mulus Sakura. Terakhir Shin berada di kiri Sakura dan mencium lembut beberapa helai rambut Sakura. Kini posisi Sakura di kelilingi 6 iblis itu dengan mengunci pergerakan Sakura. "Kami tidak pernah memainkan perasaanmu, Hime. Inilah kami, jika nanti kita sudah menikah. Kau akan melayani kami setiap hari dan berbeda orang. Dan hari bebasmu tanpa kami hanya satu hari," kata Viper sambil mencium tangan kanan Sakura. 'Ya Tuhan, bisakah hidupku lebih buruk dari ini?' teriak Sakura frustrasi. "Siapapun yang mendekatimu, akan kami habisi. Kau hanya milik kami, jika kau kabur, Ayahmu lah yang akan menanggung akibatnya," lanjut Viper. Wajah Sakura kini terlihat semakin pucat mendengar ucapan Viper. "Aku tidak akan kabur," jawab Sakura lirih. "Itulah yang ingin kami dengar," jawab Lazark lalu menarik dagu Sakura dengan lembut dan langsung saja menciumnya dengan kasar. Sedangkan yang lain masih tetap meraba-raba tubuh Sakura dan menciuminya. Sakura hanya diam dan sedikit mendesah. "Kau harus memuaskan kami, Hime." ucap Viper sambil menyeringai. 'Siapapun, tolong aku!'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD