Bab 44. Pencarian di Apartemen Castle

1087 Words
Sam mengeluarkan mobilnya dan Jason tergopoh-gopoh berada di belakangnya. Mengejarnya. Jason menahan pintu mobil Sam, melihat mata mendelik Sam mengarah ke padanya.  "Mau apa kau?" Sam menggeram. "Izinkan aku ikut denganmu," rengeknya. Ia merasa bertanggung jawab dan merasa ingin mengetahui keadaan Amy secepatnya. Ia tidak bisa diam menunggu sambil berguling-guling di kasurnya. Ia butuh jawaban atas kehilangan Amy. "Nanti kamu menyusahkan saja." Sam sedikit luluh melihat ekspresi wajah mengenaskan Jason. "Tidak Sam, kumohon." Pinta Jason. Kali ini Sam berhasil luluh. Ia memiringkan kepalanya ke dalam mobil mengisyaratkan agar Jason masuk ke dalam mobilnya. Pupil mata Jason membesar. "Asal kau tidak merepotkan dan mengganggu," ancam Sam, teringat akan jasa Jason yang membantu timnya dulu dalam menangkap bandar narkoba. "Oke Sam, aku jamin itu," ujar Jason sambil mengangkat badannya masuk ke dalam mobil Sam. Sam menyetir seperti orang kesetanan. Jason sepanjang jalan melantunkan doa dengan tangan mengenggam erat handgrip. Jason menghembuskan nafas panjang, ia merasa bebannya terangkat ketika Sam memarkirkan mobilnya di depan apartemen Castle. Mereka berdua berjalan cepat menuju ruang keamanan.  Ruangan itu sebagian besar dibatasi oleh tembok kaca tebal yang sedikit berwarna gelap pada bagian luar. Meski gelap, dari luar ruangan masih dapat melihat ke dalam meski tidak sejelas dari dalam. Terlihat banyak monitor memenuhi ruangan itu. Sam mencoba membuka pintu ruangan itu. Kraaaak... Pintu ruangan itu tidak terkunci.  "Halooo, ada orang?" tanya Sam menggema. Jason berjalan perlahan dibelakangnya. Dari arah luar terdengar langkah berdebum tidak berirama.  "Ya," ujar suara berat dan serak. Terlihat seorang pria sekitar 50 tahunan menggunakan baju petugas keamanan. Setelan hitam-hitam lengkap dengan topinya. Ia menatap sedikit terkejut ke arah dua pria di depannya. Sam segera memperlihatkan lencana tanda kepolisiannya. Sam berkata, "bisa kamu bantu perlihatkan rekaman kemarin tanggal 15 Oktober 2005." "Ada apa ini?" tanya petugas keamanan apartemen Castle. Sam menunjukan foto Amy. Ia berkata, "gadis ini dilaporkan hilang. Ia menyewa apartemen ini baru satu hari dan ia menghilang. Terakhir ia dilaporkan di terlihat di apartemen ini. Sudah hampir 24 jam dia tidak tahu berada dimana. Sedangkan ponsel dan dompetnya masih tertinggal di atas sana. Kami mencurigai ia dalam kondisi bahaya." Pria petugas keamanan itu mengerti, ia mengambil kunci yang tergantung di dinding dekat dengan kursi satu-satunya di ruangan itu. Kemudian membuka lemari penyimpanan yang terbuat dari kaca dan mencari deretan CD yang telah di tempeli tulisan tanggal. Ia mencari di tumpukan paling akhir. Ia menemukan tanggal 13 Oktober 2005, 14 Oktober 2005 dan selanjutnya kosong. Ia tidak menemukan CD terakhir yang ditanyakan oleh petugas polisi dan rekannya pria pendek yang aneh.                                                                                        "Tiiiidak ada... tidak ada rekaman kemarin. Tidak ada tanggal 15." Tangannya yang besar bolak-balik membongkar tumpukan CD. Berharap menemukan rekaman yang diminta. Berharap cuma terselip. Namun tidak ada. Rekaman itu tidak ada. Sam yang tidak percaya dan tidak sabar melihat pekerjaan pria itu turut membantu. Ia tidak menemukan rekaman itu. Setelah memastikan bahwa rekaman itu tidak ada. Sam berkata, "apakah kamu ingat merekamnya? barangkali kamu lupa untuk menyimpannya?" Pria itu dengan kesungguhan berkata, "tidak mungkin aku lupa. Aku ingat sendiri sebelum jam 12 malam, kurang lima belas menit sudah saya simpan rekaman itu."  "Sial," Sam mengumpat. Ia mengitarkan pandangan ke sekitar ruangan.  "Apakah ini bisa di putar tanggal kemarin?" ujar Sam sambil menunjuk monitor dan alat pemutar CCTV.  "Tidak bisa, kapasitasnya kecil sekali. Setiap hari harus di back up ke  CD untuk menyimpan rekamannya. Kalau tidak rekaman hari sebelumnya akan hilang tertumpuk oleh rekaman hari ini." "Huh sial...sial...sial," geram Sam. Ia mengatur nafas.  Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan...                                                              Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan...                                                                                                               Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan...                                                                                                                                                                                 Seketika oksigen memenuhi otaknya. Ia lebih bisa berpikir sekarang. "Kemarin, siapa yang bertugas shift malam?" tanya Sam dengan lebih tenang. "Aku," ujar petugas keamanan dengan tegas. "Siapa namamu?" "Hickenson. Bob Hickenson," "Baik coba kamu ingat. Apa yang terjadi sekitar pukul 19.00 sampai pukul... pukul berapa shift mu berakhir?" "Pukul 04.00," jawab Bob tanpa berkedip. "Aku tidak tahu maksudnya seperti apa?" Bob menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa kamu tidak ingat gadis ini?" Entah sudah berapakali Sam menggeram kesal. Sementara Jason hanya diam mematung. Ada cemas dan kekhawatiran di raut wajahnya. Ia menggigit-gigit kuku tangannya. Setiap helaan nafasnya berdoa semoga Amy baik-baik saja. Semoga. Semua aman. "Entah ya aku tidak ingat, ia penghuni baru ya. Jadinya aku tidak sering melihatnya." Sam menghela nafas berat. Ia pikir usahanya ke tempat ini sia-sia. Kenapa bisa hilang rekamannya? Apakah pria ini berkata jujur? Apakah pria ini bisa dipercaya ? Apakah ia benar-benar sudah menyimpan rekamannya ke CD? Kelihatannya sih ia pria yang jujur, namun teledor. Jangan-jangan memang lupa. Supaya tidak dipersalahkan ia berbohong. Ah tapi ia kelihatannya jujur. Sam menarik rambut belakangnya dengan kedua tangannya. Ia memejamkan matanya sampai sayup-sayup terdengar suara Bob. Bob berkata, "aku melihat dia keluar masuk ke dalam apartemen. Iya gadis itu. Gadis yang ada di dalam fotomu," ujar Bob menunjuk Jason. Sam menoleh ke arah Jason. Terdengar suara langkah kaki berjalan mendekat dari arah luar ruangan. Sosok itu menyembulkan kepalanya.  "Ada apa ini?" tanya pria itu. Pria yang mengenakan baju seragam yang sama dengan Bob. "Hei Moss, kamu kemarin shift siang ya? Apakah melihat gadis dalam foto polisi ini?" tanya Bob matanya memberi isyarat pada Sam. Sam menunjukan foto Amy.  "Tidak aku tidak mengenalnya bahkan aku tidak pernah melihatnya." Ada rona kekecewaan pada raut Sam. Ia menganggap pria yang satu ini juga sama payahnya dengan Bob.  "Tapi aku pernah melihat pria ini," Moss menunjuk kepala Jason. "Sekitar pukul 16.00 ia terlihat mondar mandir di sekitar apartemen." Jason memucat. Ketiga pria di hadapannya itu memandanginya. Penuh curiga.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD