ADIBEL 2

1203 Words
Aldi memijit pelipisnya lelah, laki-laki itu membantingkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu. Di bukanya baju basket yang ia pakai ketika latihan tadi, sembari mengibas-ngibaskan baju tersebut ke arahnya. Tas-nya ia lempar ke sembarang arah, begitu juga dengan sepatunya, sedangkan kaos kaki yang ia lempar telah tergayut indah di atas televisi. "Ya allah Aldi, baru nyampe udah m***m aja! Pakai baju kamu!" teriak Angel heboh, sang mama. Aldi mengerucutkan bibirnya kearah Angel,"gerah mah, yaelah ma enggak inget ma, waktu kecil Aldi selalu mandi bareng mama? Ya sekarang aja kagak." Sejurus kemudian, tangan Angel telah melekat manis di telinga laki-laki itu, sehingga Aldi meringis kesakitan. Adaww!! Angel menjewer kuping Aldino geram dan penuh napsu, Tingkah Aldino benar-benar membuat Angel pusing, Berbeda dengan Derrick adik Aldino yang dingin, cerdas, dan tidak banyak ulah, dua saudara berbeda genre. "Der pulang," teriak Der sembari membuka sepatunya di depan pintu, begitu juga dengan kaus kakinya lalu ia taruh di rak dekat pintu masuk. Derrick menghampiri Angel lalu menyalami punggung tangan Angel. "Udah pulang yah, makan siang dulu sana, pasti kamu capek," Angel berujar sembari mengambil tas yang disandang oleh Der. "Ya allah, apakah hamba anak haram?" teriak Aldino frustasi dengan raut muka sedih yang ia buat-buat, dramatis emang, itulah Aldino, yang tak kenal silahkan belajar untuk mengenal. Bukk! Awww! Lagi-lagi Aldino meringis kesakitan saat Angel melempar Aldino dengan bantal sofa. "Tu mulut kamu ya Aldi,"tegur Angel dan Aldi hanya mengerucutkan bibirnya. "Yaelah ma just drama ma, seriusan amat." Der mengambil alih duduk di sebelah Aldi, Aldi merangkul tubuh Der yang hampir sama dengannya, Derrick mengipas-ngipas hidungnya karena bau keringat Aldi menyeruak di hidung mancung milik Derrick. "Mending lo mandi bang." Aldino menautkan sebelah alisnya,"Mau mandi atau kagak gue mah tetep ganteng." "Lo tadi les musik kan?" Sambung Aldi sembari menaik turunkan alisnya. Angel yang tak tahan akan tingkah Aldi langsung pergi ke dapur, ia tak mau mencampuri dua remaja yang tengah memperbincangkan masalah pribadi mereka berdua. "Hm," jawab Der yang berarti 'iya.' Senyuman Aldi semakin tercetak lebar di bibir merah merona miliknya,"Abel latihan enggak?" "Hmm," lagi-lagi Der hanya menjawab dengan deheman sehingga Aldino melepaskan rangkulannya kemudian mengacak rambutnya frustasi. "Ya allah Der, setelah lama kita memadu kasih apa lo masih malu-malu anjing buat ngomong sama gue?" Derrick menyipitkan matanya sembari menaikkan sebelah alisnya, ketika melihat Aldi yang sudah mencak-mencak seperti orang gila. Derrick memutuskan untuk pergi ke kamar meninggalkan Aldi, yang masih kesal karenanya, laki-laki itu merapikan seragamnya yang telah berantakan karena himpitan Aldi. "Abel nangis, digangguin." Setelah 3 kata yang Derrick lontarkan tadi seusai berjalan menjauh dari Aldi, Derrick langsung menutup pintu kamarnya kemudian menguncinya dari dalam. Derrick sangat tau bagaimana reaksi Aldi ketika menyangkut tentang Abel. Alhasil, Aldi yang mendengarkan info dari Derrick langsung berlari menuju pintu kamar Der. Masalah Abel bagi Aldi adalah masalahnya juga, karena Abel adalah pacarnya, menurutnya. Walaupun Abel tak pernah ingin itu, tapi Aldi tetap bersikeras kalau Abel akan menjadi miliknya. "Derr bukain pintunya anjirr! Adek b*****t lo, kasih tau gue Abel kenapa." Derrick menghela nafasnya pelan kemudian duduk dimeja belajar, laki-laki itu mulai mengerjakan pekerjaan rumah yang guru berikan ketika disekolah tadi, dari pada mendengarkan teriakan Aldino yang lebih menyeramkan daripada boneka Anabelle. "DERR!!!" "Digangguin," jawab Derrick dari dalam kamarnya yang masih terdengar jelas ditelinga Aldi. "Siapa yang gangguin Abel? Biar gue jadiin pergedel tu orang, lumayan kalau di campur soto," ancam Aldi dengan emosinya yang mulai kalap. "Cari sendiri," balas Derrick kemudian memasang earphone di telinganya, sehingga suara Aldi tak terdengar lagi pada gendangnya. Aldi langsung mengambil handphone disakunya, di lihatnya banyak notif yang masuk kehandphone miliknya, yang tak lain bukan dari Abel, atau semacam artis papan atas, apalagi dari zaskia gotik sih ratu goyang itik, melainkan dari group abal-abalan yang isinya manusia purba entah jatuh dari palanet mana. Para cogan hitz Shawn : Aldi mana Aldi, Aldi mana? Nathan : Aldi ini darurat banget, kemana sih lo datang enggak di undang pulang kagak dianter. Shawn : Bukan waktunya buat bercanda Nath! Nathan : siapa yang bercanda sih shasha (: muah :* Shawn : Ini serius geblek! Nathan : Aku juga serius kok, jadi kapan? Aldi : kenapa? Nathan : Anjir perang dunia ke-99 udah hampir selesai, lo baru muncul. Aldi : Bacot geblek. Nathan : Sensi amat. Shawn : Abel digangguin, buset dah tadi satu P adipura heboh. Aldi : Nah, gue juga baru tau dari adek terbangsat gue. Emang Abel digangguin kayak gimana sampe nangis gitu? Sama siapa? Derrick : Gue baca. Aldi : anjir siapa yang masukin adek tersayang gue kedalam ni group? Nathan : Gue Di, habisnya adek lo kan cogan pula ya gue masukkin. Aldi : Terbangsat lo Nath. Shawn : Tadi Abel hampir diapa-apain sama sih anjing Beni diruang musik, makanya Abel sampe nangis gitu. Untung ada Der yang nyelamatin Abel. Aldi : Ya allah Der, adek tersayang gue loh. Luv luv Der Der : Ck, kayak gini baru lo akuin. Nathan : Habisin Di, terbangsat emang sih Beni. Dah lama kan lo enggak ngabisin anak orang? Shawn : lo kompor gue pites Nath. Nathan : shasha jangan gitu deh, abang kan cuma main-main ): Calvin : Abel siapa Di? Baru? Aldi : Udah lama tapi baru singgah. *Aldi lagi sibuk goyang gergaji. Setelah meninggalkan pesan berbintang yang ia buat sendiri tadi, Aldi langsung mengacak rambutnya asal. Aldi melemparkan ponselnya sembarang di atas kingsize miliknya, laki-laki itu membaringkan tubuhnya sembari menatap langit-langit kamarnya. Ia berusaha untuk mengingat siapa itu Beni, laki-laki b******k yang sudah mengganggu pacarnya, calon maksudnya. "Oh iya." Aldi baru saja memutar ingatannya pada 2 minggu yang lalu. Beni adalah anak kelas XII ips 4, anak mama yang sok jagoan, badan lemah gemulay tapi ngomongnya shirtless, yang ikut ekstra karate tapi jago jaipongan. Aldi menarik sudut bibirnya keatas,"tu anak pengen mati kali ya." Aldi baru saja memukul dan mengeluarkan murid padipura, anak kelas X karena sudah meledek Derrick dan kayaknya Aldi juga harus melakukan hal yang sama kepada Beni karena sudah berani mengganggu Abel, calon kekasihnya. Abel memangku wajahnya dengan kedua telapak tangannya, gadis itu masih tak henti-hentinya membayangkan kejadian dinruang musik tadi siang. Air matanya lagi-lagi tak henti menetes, moodnya benar-benar hancur hari ini. Untung saja ada Derrick teman satu club musiknya yang langsung menolong dirinya. Kenapa Beni mesti marah karena Abel tidak menyukainya? Bukankah perasaan tak bisa dipaksakan? Abel benci pemaksaan dan juga Beni yang sudah memaksanya. Bukan karena Abel lebih memilah-milah lelaki yang pantas untuk dirinya. Tapi, Abel terlalu trauma untuk menjalin kembali kisah cinta, yang endingnya nanti lagi-lagi harus ada sebelah pihak yang tersakiti. Abel belum siap itu, belum siap untuk mematahi dan juga dipatahi. Lagian Abel juga bukan tipe cewek yang mudah untuk di dekati oleh sembarang cowok. Contohnya Aldino, siapa yang tak kenal Aldino? Seluruh sekolah juga tau. Cogan padipura, badboy, anak dari pemilik sekolah, juga pembuat onar dan t. Untuk dekat dengan Aldino saja Abel tidak ada niat sedikitpun, apalagi untuk menjadi pacar Aldino. Bukan karena sikap yang dimiliki oleh Aldino tapi Abel cuma takut, Abel bakalan jadi target untuk korban patah hati Aldino kayak mantan-mantannya yang lain. Apalagi soal Beni, kayaknya jangankan untuk dekat dengannya untuk melihat wajah Beni saja, sepertinya Abel sudah tidak sudi lagi. "Gue benci lo Ben, benci banget," ucap Abel getir sembari mengusap wajahnya kasar. Apa semua cowok kayak gini?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD