bc

ADIBEL

book_age0+
1.8K
FOLLOW
16.9K
READ
love-triangle
possessive
family
badboy
goodgirl
badgirl
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Apa kamu pernah ngerasain gimana sakitnya kehilangan?

Setelah dia yang mati-matian perjuangin kamu dan tiba-tiba dia pergi gitu aja?

Percaya atau enggak percaya ditinggalin pergi tanpa sebuah kepastian itu lebih sakit daripada diputusin.

Itu yang Abella Teresa rasakan, satu per satu orang yang ia sayangi pergi, kemudian kembali dengan mudahnya tanpa rasa bersalah.

Sampai pada akhirnya rahasia besar membuat semuanya jelas, membuat semua pertanyaan Abel terjawab.

Bagaimana dengan laki-laki yang selalu mengejarnya? Yaitu Aldino Attariqi.

Aldino yang selalu berusaha menarik perhatian Abel agar jatuh hati kepadanya.

Sedangkan Aldino adalah seorang player dan Abel benci player.

.

Apakah Abel akan jatuh hati kepada Aldino atau justru sebaliknya?

chap-preview
Free preview
ADIBEL 1
Abella teressa, siswi pendiam tidak banyak masalah, cantik, tinggi, anak musik, tidak suka buat onar, pemalu dan tidak percaya diri. Aldino attariqi, biang masalah, most wanted, tampan, anak basket, badboy, tukang bolos dan juga player. Abel tengah duduk dikantin sembari menyeruput jus jeruk miliknya, mata Abel tak henti-henti menatap layar ponsel miliknya. Karena gadis itu tengah membaca E-book. Abel tampak fokus dengan ponselnya sehingga gadis itu tidak tau akan keadaan sekitarnya. Luna, sahabat dekat Abel menyikut lengan gadis itu pelan. Abel hanya merespon dengan deheman kecil. Karena Abel sangat tidak suka diganggu ketika sedang membaca. "Ihh Abel lihat dulu deh,"Luna berujar sembari menunjuk kearah laki-laki yang tengah duduk di pojokan kantin dengan teman-temannya. Abel menatap salah seorang di antara mereka yaitu Aldino Attariqi, laki-laki yang selalu menganggu dan mengejar dirinya. Abel pun sangat heran, bagaimana bisa seorang most wanted seperti Aldino, bisa mengejar cinta Abel sampai segitunya. Aldino tersenyum tipis dari kejauhan sembari menatap wajah cantik milik Abel. "Enggak penting," jawab Abel singkat kemudian kembali menatap layar ponselnya. "Penting Bel, terima aja yaelah Bel, apa kurangnya Aldino sih?" protes Luna dan Abel langsung menaruh ponselnya di saku seragamnya, mata Abel menatap Luna malas. "Kurang waras." Abel pergi meninggalkan Luna yang sudah mengerucutkan bibirnya atas jawaban Abel, sedangkan Aldino mengerutkan dahinya menatap kepergian Abel. "Yaelah, hilang deh dia," Aldino menggebrak pelan meja kantin tersebut, sehingga tatapan seisi kantin kini beralih kepada dirinya, terutama dua sekawan yang berada di sebelahnya, siapa lagi kalau bukan Nathan dan Shawn. "Apa yang hilang?"tanya Nathan dan Shawn heran. "CD gue hilang, ya allah," jawab Aldino ngasal yang berhasil mendapat toyoran gratis dari Nathan. "Bego sih lo, temen siapa sih?" Shawn mulai ikut andil. "Temen lo, pacar Abel," jawab Aldino dengan pedenya. Aldino beranjak dari meja kantin dengan niat menyusul Abel. "Mau kemana? Eh?" teriak Shawn sembari berlari kearah Aldino yang sudah menjauh dari kantin. Aldino tak menghiraukan teriakan Shawn, laki-laki itu malah semakin menjauh. Aldino berlari menuju ruang musik, karena Aldino yakin Abel pasti sedang berada diruang musik. Laki-laki berambut cepak itu melemparkan pandangannya keruang musik, ia tersenyum ketika melihat sosok Abel yang tengah memainkan piano dengan indah dan lihai, yang mampu menggetarkam hati Aldino selama ini. "Abel," sapa Aldino sembari melambaikan tangannya dari bawah panggung, Abel berdecak.kesal,"ck kurang kerjaan." Abel memutar bola matanya malas ketika melihat laki-laki yang sudah berdiri di hadapannya kini. Akhirnya Abel memilih untuk berhenti bermain daripada hasil permainannya bakalan jelek karena adanya kehadiran Aldino dihadapannya. "Kenapa?" tanya Abel ketus kepada Aldino yang sudah berdiri dihadapannya kini. Aldino terkekeh sejenak, kemudian tersenyum lebar menunjukkan sederet gigi putihnya yang rapi,"cuma pengen deket sama lo aja hehehe." Abel menggelengkan kepalanya atas tingkah laki-laki itu. "Gue suka lo Bel." "Tau," jawab Abel singkat. "Gue mau lo jadi pacar gue," sambung Aldino lagi, sembari tersenyum kikuk. "Tiap hari lo ngomong gitu," balas Abel judes, dan Aldino hanya terkekeh kecil sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue janji kalau lo jadi pacar gue, lo bahagia dan gue akan janji enggak bakal jadi player lagi," ucap Aldino dan Abel hanya menarik sudut bibirnya kecil sembari menatap kearah Aldino. Abel melangkahkan kakinya, untuk menjauhi Aldi yang menurut gadis itu adalah laki-laki player yang gila. "Setiap wanita selalu lo omongin kayak gitu aldino, ck!" Lirih Abel yang sudah menjauh, namun masih terdengar samar ditelinga laki-laki itu. Aldino hanya menatap gadis itu dengan wajahnya yang kecut. Setiap hari Aldino selalu menyatakan cintanya kepada Abel tapi Abel selalu menolaknya. Aldino hanya menatap kepergian Abel, laki-laki itu tersenyum kecil,"Love you more than Bel." Aldino tengah duduk dipinggiran lapangan basket sembari memantul-mantulakan bola basketnya, laki-laki itu kemudian mengambil handphone-nya yang ia simpan di saku celananya. Para cogan hitz Shawn : gimana Aldi? Masih ditolak lo? Aldino memanyunkan bibirnya, diikuti bahunya yang tampak turun karena lesu, penyebabnya tak lain adalah karena pertanyaan Shawn yang baru saja dibacanya. Nathan : Anju, si player galau gara ditolak Abel. Aldino : Gue belum menyerah, diem lu Nat, pade lu diterima terus diselingkuhin. Balas Aldino tak kalah sengit sembari menyengir lebar, senang rasanya ketika kita mendapatkan bahan ejekan, yang lebih berfaedah dan membuat lawan ledekan itu kalah. Nathan : jangan bawa-bawa selingkuh ngape Al, mewek lagi nih gue entar ): Shawn : Anjir, gue masih ingat waktu Nathan diselingkuhin Viola, dia kerumah gue mewek-mewek terus nangis dipelukan Aldi, Yaelah inget gue Nath. Aldino : baju gue belum dicuci Nath, masih ada bekas air mata lo. Nathan : Ya allah fitnah dosa kan ya? Nathan dianiaya ya allah. Calvin : Yaelah rusuh banget ni group, kapan ni group mati? Aldino : lo yang kapan mati Vin? Shawn : Mampus lo Vin, hahaha. Calvin : Yaelah, enggak pada kangen lo pada sama gue? Nathan: Kevin balik dong ): Nathan kesepian nich, dedek shasha sama babang Adibel kejam ): Shawn : tai lu, emak gue susah ngebuat nama sebagus orang nya gini, lo pake ubah-ubah jadi shasha. Aldino : Apaan Adibel? Shawn : Aldi Abel kan? Aldino : Aminnn ya allah, sayang deh sama Abel. Calvin : Bulan depan gue balik Nath, siape yang bully lo Nath? Sini gue bantu bully. Nathan : Jahat lo pada ): Shawn : azikkk bisa bolos bareng Calvin lagi. Aldino : asikk bisa punya temen tikung paling handal lagi. Nathan : Lo anggap gue apa? Shasha? Setelah hubungan kita ini apa ini balesan Lo? ): Shawn : jijik Nath, sumpah. Aldino memasukkan ponselnya kemudian menatap seseorang yang berdiri dihadapanya, gadis itu menyodorkan sebotol air mineral kearahnya. "Lo latihan apa main handphone?" sindir Clara dan Aldino hanya menatap wajah gadis itu datar sembari mengambil sebotol air mineral yang disodorkan oleh Clara. Clara langsung mengambil posisi duduk disebelah Aldino. "Mending lo pulang deh, gue pengen latihan," ujar Aldino sarkatis. Clara mendenguskan napasnya kesal kearah Aldino, namun gadis itu terseyum lebar kearah laki-laki itu. "Gue mau ngeliat lo lat-." "Kita udah putus," potong Aldino kemudian berdiri hendak pergi menuju lapangan basket kembali. Clara menahan lengan Aldino yang membuat laki-laki itu menghentikan langkahnya dan menatap Clara sekilas. "Lo jadian sama gue karena ada persetujuan diantara kedua pihak, yaitu gue yang nerima lo dan lo yang nembak gue, gitu juga sama pengakhiran dihubungan kita Aldi, lo enggak boleh ngambil keputusan sebelah pihak,"jelas Clara dan Aldi tertawa geli sedangkan Clara hanya mengerutkan dahinya bingung kearah Aldi. Apakah perkataannya tadi ada yang lucu? Lalu kenapa laki-laki di hadapannya ini tertawa geli? "Clara mantan gue tersayang, apa lo minta persetujuan di antara kedua belah pihak ketika lo selingkuhin gue? Ck! Enggak kan? Mending intropeksi deh Clara, pacar lo entar lagi balik. Jadi, lo enggak perlu ngejar gue lagi karena gue punya Abel." Clara menundukkan kepalanya malu, sedangkan Aldi mengacak rambut Clara sejenak kemudian pergi kelapangan basket kembali. Clara merasa menyesal atas apa yang ia lakukan kepada Aldi, padahal laki-laki itu sangatlah baik kepadanya. Aldi memang player, tapi ia tidak pernah selingkuh. Ia hanya memutuskan hubungannya dengan pacarnya kalau ia sudah bosan atau jenuh. Tapi, ketika Aldi sudah memilih untuk membina hubungan lebih serius dengan Clara, gadis itu malah menyelingkuhi dirinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
43.9K
bc

Naughty December 21+

read
509.0K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
927.0K
bc

True Love Agas Milly

read
197.8K
bc

HYPER!

read
558.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook