Bab 3

1260 Words
Hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Dian menyiapkan semu keperluan Kara. Bahkan Kara sendiri tidak tahu isinya apa. Ia percaya pada Dian. Dian mengantarkan Kara sampai di perbatasan. Kara harus naik kapal menuju Love Island. Seorang pria menyambut kedatangan Dian dan Kara, mengambil koper dan barang-barang Kara dan membawanya ke kapal. "Kara, its your time. Tunjukkan dirimu di sana. Kamu adalah wanita hebat dan menarik." Dian memeluk Kara. "Iya, Kak." Kara membalas pelukan Dian dan ia masuk ke kapal. Kapal segera berangkat menuju Love Island. "Selamat datang, Nona Karanina Peter. Saya Charli, siap melayani kebutuhan anda selama di kapal ini." "Hai, panggil saja Kara," jawab Kara canggung. Kapal ini cukup mewah dan nyaman. "Apa ada yang Nona butuhkan selama perjalanan? Kita akan menempuh perjalanan selama satu jam lebih tiga puluh menit," katanya. Kara menggeleng."Aku... hanya ingin tidur." "Ya... mari saya antar, Nona." Charli membawa masuk Kara ke dalam kapal. Di sana ada tempat tidur yang nyaman. Membuat Kara ingin segera merebahkan diri. "Silahkan, Nona. Jika perlu apapaun,  anda bisa memanggil saya." "Terima kasih." Kara menguap kemudian memilih untuk tidur. Suara burung perlahan terdengar di telinga Kara. Kara membuka matanya perlahan, kapal sudah mulai pelan bergerak. Kara mengerjapkan mata, bangkit dan melihat ke jendela. Love Island ada di hadapannya. Benar kata Dian, ini pulau yang sangat luar biasa. "Nona, kita sudah sampai." Charli muncul dari balik pintu. Kapal sudah berhenti. Kara memandang sekelilingnya dengan takjub."Oh my God!" "Ayo, Nona. Anda peserta terakhir yang datang." Charli membantu Kara turun. "Peserta terakhir? Hmm...." kara berpikir keras. Kara mengikuti Charli menuju sebuah bungalow kecil, tapi di sana ada minibar. Dua orang wanita mengenakan pakaian renang two piece sedang duduk di sana. "Hai, Cantik! Akhirnya... peserta terakhir." Bella menepuk tangannya. "Barang Nona akan ku antar ke kamar." Charli pergi begitu saja dengan barang-barang Kara. "Selamat datang..., Karanina Peter. Kau cantik! Silahkan registrasi terlebih dahulu. Namaku Jane, dan ini Bella. Kami penanggung jawab acara ini," jelasnya dengan ceria. "Acara?" Kara bingung. "Iya,  acara pencarian cinta sejati yang akan kau ikuti sebentar lagi." Bella terkekeh. "Astaga. Dian... kamu jebak aku," sungut Kara dalam hati. Jadi, ini ulah Dian yang sengaja mendaftarkannya. Tapi, ya sudahlah. Tidak ada salahnya mencoba pikir Kara. "Silahkan isi biodata kamu." Jane menyerahkan selembar kertas. "Kamu sudah ada foto?" Tanya Bella. "Foto apa?" Tanya Kara. "Foto kamu berbusana pantai atau yang terlihat seksi. Itu ketentuan di sini,"  jelas Bella. Kara menggeleng."Aku enggak tahu soal itu." Jane mengeluarkan sebuah buku, di sana ada beberapa foto."Ini ..  seperti ini. Ini adalah foto peserta wanita. Yang akan mebjadi rekan kamu selama satu bulan ini." Mulut kara terbuka lebar-lebar. Ia akan bersama orang-orang terkenal. Kara memang tidak mengidolakan mereka, tapi ini sulit dipercaya. Pertama,Summer,model papan atas. Wajahnya menghiasi banyak iklan televisi maupun majalah. Ia juga salah satu ikon product kecantikan Kedua, Alexa, model majalah dewasa. Ia juga pernah membintangi beberapa judul Film. Ketiga, Tania, mantan pacar seorang aktor ternama. Banyak kabar beredar bahwa banyak lelaki yang tergila-gila padanya Terakhir, Anna. Dia sangat cantik. Tubuhnya bak model. Tapi Kara tak mengenalnya "Tinggal fotomu yang belum menghiasi buku ini. Kalau kamu tidak ada  foto, bisa kita foto sekarang. Aku punya kamera." Jane melambaikan kameranya. Kara menggeleng," tapi... aku enggak pede foto pakai bikini." "Tapi, berfoto seksi ini wajib, Kara. Ayo... jangan buang waktumu." Bella menarik Kara ke dalam. Setelah sekitar sepuluh menit, mereka kembali. "Mana fotonya?" Tanya jane Bella menyerahkan selembar foto yang langsung ia cetak tadi. "Wow! Ide cemerlang! Aku yakin... laki-laki di sini, pasti langsung tegang lihat Kamu, Kara." Jane memandang foto Kara dengan takjub. "Pasti sangat keras!" Bisik Bella. Mereka berdua tertawa.                  "Ya sudah, aku antar ke kamarmu untuk ganti baju. Satu jam lagi acara dimulai." Kara mengikuti Bella. Kamar yang akan dihuninya selama satu bulan ini cukup mewah. Setara dengan hotel bintang lima. Apa yang dikatakan Dian memang benar nyata. "Hai, Girls!" Bella memasuki sebuah ruangan. Di sana ada banyak sofa. Keempat gadis di sana menoleh dan menatap Kara. "Hai, Bella. Ada peserta baru?" tanya Tania. Ya itu Tania, tubuhnya seksi dan wajahnya cantik. "Iya. Ini peserta terakhir. Namanya Kara. Kara itu Alexa, Anna, Tania, dan  Summer." Bella memperkenalkan mereka satu persatu. "Hai,semuanya," sapa Kara kikuk. Jelas ia terlihat berbeda kelas dengan mereka. "Kara... bersiap-siap, ya. Kamu harus memakai baju casual. Pakai yang seseksi mungkin. Satu jam lagi kita berkumpul di pantai. Ini kunci kamarmu." Bella menyerahkan sebuah kunci setelah sebelumnya ia sudah menunjukkan kamar Kara. Kara pergi ke kamarnya. Segera memeriksa apakah pakaia  sejenis itu ada. Kara membongkar kopernya dan ia sangat terkejut dengan isinya. Itu adalah semua pakaian yang ia beli di mall bersama Dian. Kini Kara mulai mengerti, Dian sudah merencanakan semuanya. Kara meletakkan pakaiannya ke lemari dengan cepat. Kemudian ia segera Kemudian ia memilih. Rambutnya ia biarkan terurai, sedikit berantakan tapi terlihat seksi. Diambilnya sandal jepit dan ia pun bersiap-siap ke acara. "Nona, silahkan titipkan kunci kamar anda di recepcionist." Seorang pria menyambut Kara saat hendak keluar. "Ah, iya. Maaf... saya lupa." Kara menyerahkan kunci pada Alex. "Dimana acara itu dimulai?" "Di pantai, sebelah timur,Nona." "Terima kasih." Kara berjalan ke arah timur. Di sana sudah ramai orang sedang berbaris. Sepertinya ia terlambat. "Apa aku terlambat?" Tanya Kara. Semua memandang Kara yang baru datang. Kara tersenyum. "Hello, kamu pasti Kara!" "Iya... maaf aku terlambat." Kara mengusap tengkuknya. "Kami baru saja akan mulai. Perkenalkan namaku Toni. Selama sebulan ke depan, aku yang akan memandu acara ini. Silahkan kalian saling mengenal. Bebas..  ingin bicara dengan siapapun." Kara memandang enam pria di hadapannya. Ini sangat mengganggu, sebab mereka semua tidak memakai baju. Tubuh mereka seksi, dan hanya memakai celana pendek. Mereka memperkenalkan diri masing-masing. "Oke..  sambil menikmati sore ini, kita menikmati ikan panggang. Selamat menikmati." Toni pergi dan membiarkan kami. "Hei, kamu, kan..  Nic, pengusaha itu, bukan?" Alexa menghampiri pria yang bernama Nic. "Ya... kamu bisa tahu? Padahal aku sudah berusaha untuk diam." Nic tertawa. "Bagaimana aku bisa diam. Kamu... sangat-sangat menawan,” kata Alexa. Kara memijit pelipisnya. Lalu melihat dua orang pria yang ia lupa namanya ikut memanggang ikan. Padahal di sana sudah ada orang khusus yang mengerjakan. Karena ia lapar, Kara memutuskan untuk makan saja. "Hai," sapa Rhayen pada Kara. Kara tersenyum."Hai..., mau makan juga?" Rhayen mengangguk."iya. Sangat lapar. Oh iya siapa namamu?" "Kara." "Rhayen. Panggil Rhay saja." Rhayen melihat ikan bakar yang baru saja diletakkan di piring. Kara sudah mengambil porsinya."Duduk di sana saja." Rhayen mengangguk setuju. Lalu mereka berpapasan dengan Mike yang tak memiliki teman ngobrol. Tentu saja, ada enam pria dan lima wanita. Akan ada satu yang tak memiliki pasangan. Di sinilah tantangannya. "Boleh bergabung?" tanya Mike. "Iya. Tentu," jawab Rhayen. Mereka bertiga duduk di satu meja. Makan bersama sambil saling menceritakan diri mereka masing-masing. Obrolan itu bertahan sampai malam hari. Tak ada yang berniat bertukar pasangan atau pindah untuk mencari teman ngobrol yang berbeda. "Kara... sudah malam. Mau kembali ke kamar?" Tanya Anna. "Iya... aku mau kembali ke kamar untuk mandi dan ganti baju. Apa acaranya udah selesai?" Kata Kara. Anna mengangguk."Sepertinya sudah. Karena ini sudah hampir pukul dua belas." Kara mengangguk. Ia pamit pada Rhayen dan Mike. Ia pergi ke kamar bersama Anna. "Gimana kamu sama Mike dan Rhay? Hebat. Kamu bisa sama dua laki-laki." Anna terkekeh. Kara tersenyum. “Cuma kebetulan, An. Ya... mereka pria yang menyenangkan. Tadi, kamu sama siapa?" "Jack. Dia sangat dewasa. Aku suka." Anna tersenyum bahagia gambil kunci dan pergi ke kamar masing-masing. "Ingat! Besok jam delapan pagi berkumpul di pantai. Pakai bikini," bisik Anna sebelum mereka berpisah. Mendadak kepala Kara menjadi pusing. Ia tak pernah pakai bikini,apalagi two piece. Ia tak percaya diri dengan dadanya yang terlalu besar. Tidak sesuai dengan tubuhnya yang kecil.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD