episode 10

1041 Words
14 juli 2020 Suami terbaik Episode 10             Ivan maulana rizky tiba di sebuah rumah sakit tempat adik tirinya bekerja, meski merak bukan saudara kandung tapi adik yang bekerja sebagai seorang dokter itu sangat baik padanya, dia juga sering menyarankan agar dirinya berobat untuk menghilangkan racun dalam tubuhnya yang sudah merusak organ penting dalam tubuhnya, langkahnya yang terseok menjadi pusat perhatian, semua orang tau siapa pria itu. Tipe suami idaman bagi setiap wanita bahkan para suster yang melihatnya nyaris nabrak tembok karena focus memandang kerupawanannya.             “ Kak, Lana.” Pria itu mengalihkan perhatiannya keasal suara, terlihat seorang dokter cantic berjalan menghampirinya.             “ Kakak, mau berobat?” tanyanya. Pria itu hanya tersenyum lemah, tubuhnya sudah tidak sanggup menahan rasa sakit yang kini menderanya hingga membuatnya terjatiuh dan tidak sadarkan diri didepan dokter cantic tersebut.   Firanda POV                                               Setiap langkah yang ku lalui entah kenapa terasa sangat menggelisahkan, mataku terpaku pada papan tulis dan tulisan yang guru ajarkan didepan tapi hatiku tertuju pada suami ala ustadku. Firasatku mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi padanya, membuat perasaanku gelisah dan mengkhawatirkannya, rasanya aku ingin pelajaran segera berakhir lalu bisa menelponnya. Ya, Tuhan… aku lupa menanyakan no ponselnya, terlihat sekali kalau diriku sangat tidak perduli padanya bahkan no ponselnya saja tidak tau. Tapi coba lihat sekarang aku malah tidak bisa berhenti memikirkannya. Teng… Teng… Teng.. Sedikit bernapas dengan lega karena pelaran berakhir, sekarang waktunya istirahat jadi ada waktu bebas untuk melakukan apapun. Lebih baik ku telpon kak Ezra saja lalu menanyakan no ponsel paman.             “ Sekali gembel yang tetap saja gembel. Meski ganti dengan penampilan seperti apapun tetap saja gembel, apa lagi dengan pakean kampungan seperti itu, lebih terlihat kampungan.” Rasanya tanganku gatal untuk menampar wajah ketuan geng princess itu, mereka itu sombong hanya karena orang kaya, ku balikkan tubuhku lalu menatap mereka tanpa rasa takut.             “ Siapa yang kau sebut gembel?!” tanyaku galak, tak sabar lagi untuk selalu mengalah dan ditindas.             “ Heh, kau sudah berani mewalan pada princess?” tanya salah satu anggota princess galak. Sekarang siapa perduli dengan mereka, mau princess kek atau apa tak perduli, selama aku tidak melakukan suatu kesalahan makan tak akan merasa takut lagi diriku.             “ Mintak maaf!” perintah ketua princess. Apa? Apa telingaku tidak salah dengar? Dia yang mulai kenapa aku yang harus mintak maaf, sungguh memalukan.             “ Veronika, kau harusnya menyuruh ketuamu itu yang mintak maaf padaku, dia yang mulai menghinaku kenapa aku yang harus mintak maaf. Apa kau sudah gila?!” balasku tanpa rasa takut. Terlihat sekali mereka tidak suka dengan ucapanku, gawat Vero mengangkat tangannya hendak menamparku. Aku sudah tidak bisa mengelak hanya mampu bisa menutup mata,” Paman…!!!” batinku berteriak berharap suamiku datang menyelamatkanku.             Eh? Pipiku tidak meraskan sakit apapun, ku buka mataku lalu mendongak ku piker tadi beneran suamiku yang datang tapi ternyata bukan, melainkan seniorku yang banyak disukai para murid perempuan, selain dia adalah ketua osis dirinya juga lumayan tampan meski lebih tampan suamiku tentunya.             “ Veronika, aku bisa memasukkan namanu kebuku hitam kalau kau berani melakukan kekerasan pada siswa lain,” peringatnya. Wah dia sangat cool, keren sekali. Kalau ada yang tau diriku juga tertarik padanya bagaimana, ya? Apa lagi kalau paman sampai tau.   Normal             Veronika menatap tajam pada Firanda, dia tidak terima mendapat teguran ketua osis karena gadis itu,” Senior, Fira yang mulai duluan. Dia sudah berani membantah prncess,” adunya. Fira menatap gadis itu jengah, bisa-bisanya melakukan derama disaat begini, dia berharap pria itu tidak akan mudah dikelabuainya.             “ Vero, apapun alasanmu, tapi melakukan tindak kekerasan disekaolah itu dilarang! Lagi pula dari pada kalian melakukan hal yang tidak penting, alangkah lebih baik untuk bersiap menyambut kedatangan CEO Maula publisher, kalian daftarkan untuk ikut lomba membuat novel islami, pemenang akan mendapat hadiah 1 Milyar,” katanya. Vero dan anggota princess tercengang, mereka ketinggalan info tapi memang sepertinya belum ada pemberitahuan dari pihak sekolah.             “ Tapi, Senior. Kenapa tidak ada brosurnya?” tanya Fira. Pria itu mengalihkan perhatiannya pada Firanda.             “ Memang belum, karena brosurnya langsung dari Maula Publisher, jadi sekarang kalian bersiap saja. Fira, jika kau perlu bantuanku, kau bisa datang keruang osis untuk menemuiku,” ucap Ketua osis mengakhiri ucapannya. Gadis itu mengangguk, ia merasa terselamatkan karena kehadiran seniornya tersebut. Matanya kembali teralih pada Vero dan anggota princess, mereka hanya menatap dirinya penuh dendam sebelum kemudian pergi meninggalkan dirinya.             “ Suamiku, kau baik-baik saja,’kan?” gumamnya khawatir. @@ Rumah sakit Maulana memandangi kertas yang berisi laporan kesehatannya, didepannya dokter cantic yang merupakaan adik tirinya, mereka hanya terpisahkan oleh meja yang membatasi,” Kakak, kau harus segara berobat. Sudah banyak organ penting dalam tubuhmu yang rusak karena karacunan, kau tidak takut mati?” tanya Dokter itu khawatir.             “ Tidak, jika memang waktunya aku harus mati, ya mati saja. Apa yang harus ditakuti, Syeren. Aku tau kau adik yang baik untukku, tapi bisakah kau menjaga ibuku setelah aku meninggal? Aku khawatir ayahmu akan menyakitinya,” jawab Maulana. Gadis itu tidak segera menjawab, pandangannya menjadi sendu, dirinya merasa bersalah pada kakak tirinya, dia dan ayahnya makan dari hasil keringat pria itu, tapi Sang ayah justru ingin menyingkirkannya, rasanya ia malu memiliki ayah seperti ayahnya. Melakukan segala cara hanya untuk mendapatkan harta.             “ Kakak, maafkan aku. Aku malu padamu, kau bekerja keras untuk kami tapi ayahku justru menyakitimu terus, mengancammu dengan keselamatan ibu,” balasnya. Pria itu tersenyum lembut, dia tidak pernah menyalahkan adik tirinya, tapi meski dirinya mati tidak akan sepeserpun harta akan diberikan pada manusia serakan yang melampuai batas seperti ayah tirinya.             “ Kau tidak perlu mintak maaf, ini bukan keslahanmu. Allah tidak akan melimpahkan dosa seorang ayah terhadap anaknya, apa lagi Sang anak sudah mencoba mrngingatkannya,  aku tidak terbiasa menasehatimu, karena kau pasti akan langsung menyuntikku dengan obat bius,” guraunya. Gadis itu tertawa sambil menutup mulutnya, seandainya kakak tirinya itu tau, bahwa dirinya memiliki perasaan lebih dan selalu berharap bahwa pria itu akan selalu baik-baik saja.             “ Istrimu pasti sangat mencintaimu,” ucap Syeren. Mualana tersenyum tipis, seandainya apa yang dikatakan adik iparnya itu benar, mungkin dirinya akan merasa sangat bersukur, tapi ia tidak pernah mengeluh meski terkadang tidak ada seorang pun yang perduli padanya, pria itu hanya berharap Allah selalu menyayanginya.             “ Istriku sangat mencintaiku, begitu juga diriku sangat mencintainya,” balasnya. Sedikit tercubit dalam hati Syeren mendengar ucpan dari kakak tirinya tersebut.             “ Syeren, terimakasih. Aku harus pergi kekantor, karena tadi pingsan jadi lama menemanimu disini, kau harap kau tidak mencari keuntungan saat aku tidak sadarkan diri,” ucap Ivan. Dokter cantic itu terkekeh geli, pandai sekali kakak tirinya itu bergurau dan menyindirnya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD