Episode 9

1074 Words
13 juli 2020 Suami terbaik Episode 9             Berbagai macam tatapan mata tertuju pada kami, entah kenapa suamiku itu ngeyelan sekali, perasaan tadi aku sudah bilang tidak usah iki turun tapi malah menggandeng tanganku begini. Ada rasa tidak rela saat banyak pasang mata memandang paras rupawan suamiku dengan penuh minat dan kekaguman, ingin ku katakanb ahwa pria yang kau pandang dengan penuh kagum dan minat itu suamiku, milikku tapi rasanya malu juga.             “ Paman, kau kemabli saja kemobil mewahmu itu. Kehadiranmu membuat banyak perhatian tertuju padaku,” kataku sungguh tidak mau lagi membiarkan mata mereka mendapat kebahigaan.             “ Tidak usah khawatir, mereka tidak berminat memperhatikanmu, sayang. Mereka hanya berminat memandangku,” balasnya yang kurang ajar menghinaku terang-terangan. Kakiku langsung berhenti tepat di depannya, ku tatap tajam dirinya agar dia itu sadar ucapannya itu telah melukai harga diriku.             “ Sayang, kenapa kau tiba-tiba ingin mendapatkan ciumanku begitu?” Pria bodoh macam apa suami ku itu, kenapa dia m***m sekali, apa tidak lihat aku kesal? Siapa yang menginginkan ciumannya, bukankan dia sudah membuat seluruh wajahku basah karena diciuminya.             “ Paman, kembalilah kemobilmu yang maham itu, ya?” pintaku merengek.             “ Tidak mahal, sayang. Tidak sampai menjual rumah,” jawabnya santai. Tidak aka nada yng percaya kalau mobil itu harganya tidak sampai menjual rumah, setauku itu salah satu mobil termahal didunia, koegniseg xx trevita, siapa yang tidak tau mobil mewah tersebut.             “ Paman, kau jangan membohongiku. Kau akan berdosa jika berbohong pada istrimu,” ucapku kesal. Bisa-bisanya si tukang ceramah itu berbohong, apa dia tau semua dosa, tapi tidak tau dosanya berbohong.             “ Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la’nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. Surat an nur ayah 7, tapi aku tidak berdoa, sayang. Karena aku memang tidak mengatakan suatu kebohongan,” elaknya. Dasar pria tidak tau diri sudah dijelaskan ayatnya pula masih tidak mengakui kalau dirinya berbohong, CCRX trevita itu ditahun 2016 sekitar 67 milyar, apa itu tidak menjual rumah kalau membelinya.             “ Paman, rumahku itu kalau dijual harganya paling mahal 100 juta, itu artinya untuk membeli mobil itu aku harus jual rumah dan ngutang ke Maula Group, kata ayahku pinjam disana lumayan enak, bossnya dermawa, juga tampan. Aku jadi penasaran seperti apa orangnya,” ucapku sambil senyum-senyum sendiri. Memang si aku belum pernah bertemu dengan CEO maula Group, tapi Maula group itu bukan tempat meminjam uang sebenarnya, hanya CEOnya dermana tidak tegaan, itu si kata ayahku.     Normal             Maulana tersenyum simpul mendengar pujian istrinya terhadap dirinya yang secara tidak langsung, yang gadis itu dirinya adalah presdir Mizuruky corporation, bukan Maula Group. Tapi memang pria itu tidak melakukan kebohongan, tidak ada yang menyebutkan bahwa untuk membeli mobil itu tidak sampai menjual rumah gadisnya, hanya gadis itu yang tidak tau maksud ucapannya.             “ Sayang, apa tadi suamimu ini menyebutkan rumahmu. Aku membangun hunian 27 tingkat itu menghabiskan lebih dari 5 triliun, dan mobilku tidak sampai satu triliun, jadi aku tidak berbohong bukan, istriku?” ucap Mualana sambil tersenyum penuh kemenangan. Fira sudah mencak-mencak dalam hati, dia kalah lagi dengan Sang suami, kenapa sip ria itu selalu menang debat darinya.             “ Paman!!!” geramnya. Ivan Maulana rizky terkikik geli melihat Sang istri yang lagi-lagi kesal, tapi tidak tega juga melihatnya marah karena kejahilannya.             “ Baik-baik, maafkan suamimu ini. Baiklah, kau sekolah dulu, nanti aku akan menjemputmu sepulang sekolah nanti, belajar yang rajin, ya?” ucapnya mengalah. Gadis itu mengangguk, tapi tidak segera pergi. Dia masih berdiri di depan Sang suami berharap pria itu mengerti kalau dirinya butuh uang untuk jajan, apakah pria itu tidak paham, kewajiban suami menafkahi istrinya.             “ Ada apa lagi, sayang?” tanya Maualan tidak mengerti.             “ Paman, kau tidak lupa kewajiban suami itu menafkahi istrinya,’kan?” tanya Fira. Ivan mengangguk.             “ Tentu, aku sudah memasukkan uang cast sebanyak 10 juta kedalam dompet yang kubelikan kemarin untukmu, dan karu plastic platinum limited. Semua aku taruh kedalam tas sekolahmu, kau periksa saja. Kalau buat yang nafkah batinmu…” ucap Mualana nggantung.             “ Tidak usah, itu saja sudah cukup. Terimakasih, paman. Aku belajar dulu, paman hati-hati,” ucap Fira sambil berbalik dan melenggang pergi meninggalkan Sang suami dengan hati yang berbunga karena punya banyak uang, jadi tidak akan di bully lagi oleh geng princess di SMAnya.             Ivan tersenyum lembut melihat tingkah istrinya, bagaimana mungkin dirinya akan melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami, memberikan nafkah pada istrinya secara ikhlas itu merupakah suatu pahala tersendiri bagi seorang suami.             “ Mungkin aku harus kerumah sakit dulu, rasanya sudah tidak tahan dengan rasa sakit ini,” gumamnya. Setelah itu ia langsung berbalik dan meninggalkan arena sekolah Sang istri tanpa perduli dengan tatapan memuji para siswi di sana.               Fira berjalan dengan santai dan hati yang penuh bunga, uang yang diberikan suaminya sangat banyak, meski banyak aturan tapi pria itu tidak pelit atau perhitungan, dia juga tidak kasar jadi menurutnya tidak masalah. Otaknya sudah membayangkan akan membeli banyak makanan nati di kantin sekolah, dulu sebelum menikah dirinya hanya diberi uang jajan 10000 oleh orang tuanya, maklum mereka bukan orang kaya jadi uang itu sangat sulit untuk didaptkan, bahkan sampai harus ngutang pada Steven, ayah tiri suaminya dan berakhir menjadikan dirinya sebagai alat jaminan hutang. Tapi sekarang 10 ribu jadi 10 juta, selain itu dirinya juga tidak akan ditindas lagi oleh lima cwek yang mengatas namankan dirinya princess karena mereka terlahir dari keluarga kaya.             “ Fira…” gadis itu membalikkan tubuhnya saat seseorang berteriak memanggil Namanya. Matanya menangkap sosok teman setianya yang tidak memperdulikan statusnya sebagai anak miskin di sekolah ini, gadis itu berjalan menghampirinya.             “ Nita, tumben kau sudah datang,” katanya.             “ Tumben apanya?! Harusnya aku yang bicara begitu, biasanya kau selalu telat,” balas Nita sewot. Mereka berdua melanjutkan ngobrol sambil berjalan menuju kelasnya.             “ Seragammu baru?” tanya Nita. Fira mengangguk, tapi dia sedikit khawatir kalau penampilan barunya akan mendapat ejekan dari teman terdekatnya itu.             “ Kelihantannya, kainnya mahal. Tadi aku juga lihat, kau turun dari mobil milik Presdir Maula Group,” komentarnya. Firanda sepontan mengalihkan perhatiannya pada temannya saat menyebut nama presdir Maula Group.             “ Kau ini jangan asal! Tadi aku bersama, suamiku. Kau jangan bilang-bilang, karena uu Pendidikan tidak mengizinkan siswa SMA menikah, aku tidak mau dikeluarkan. Nanti kalau ada yang tanya kau bantu aku jawab, ya? Bilang kalau pria itu tunanganku,” balas Fira.             “ Iya, iya. Aku mengerti. Tapi memang tadi itu presdir Maula Group, Namanya Ivan Maulana Rizky. Kakakku bekerja di Maula publisher sebagai kepala editor, Maula publisher itu salah satu perusahaan milik Muala Group, dan kemarin presdir Mualana melakukan survey kunjungan di kantornya,” jelas Nita. Gadis itu menghentikan langkahnya, jadi pria yang dari tadi dipujinya sebagai tampan dan dermawan itu suaminya sendiri, dan pria itu tidak mengatakan apapun berlagak sok tidak tau, dasar pria sinting kurang ajar, selalu saja mempermainkannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD