Bab Enam

466 Words
" Apa tidak ada jalan lain?" tanyaku pada Vincent yang sedang duduk dihadapanku. Kami baru selesai makan malam setelah pertemuan dengan pihak wo tadi. Aku menolak tawaran dari tante Velia untuk mampir kerumahnya dengan alasan besok pagi masih harus bekerja sebelum cuti nantinya. " Diantara kita berdua, kamu yang lebih punya power untuk menolak rencana ini. Lagipula yang paling dirugikan juga kamukan?." jelasku. Rasanya sudah sering aku beri penjelasan tapi tetap saja dia kurang mengerti. " Apa maksudmu?" " Stella, kamu nggak melupakan dia kan?" "...." " Kata Damar, hubungan kalian sudah cukup lama dan serius." " trus." " kamu nggak mungkin berniat mengabaikan dia begitu sajakan? kenapa kamu tidak mencoba lagi. siapa tahu kali ini orangtuamu bisa mengerti?" Cukup lama pria itu terdiam sebelum bersuara: " Apa Damar cuma bilang tentang berapa lama hubungan kami saja?" Aku mengerutkan dahiku bingung. Tidak mengerti dengan tujuan pertanyaannya. " Apa Damar tidak cerita kalau hubungan kami juga telah berakhir?" " Tapi alasannya kan karena perjodohan ini. Aku merasa tidak enak pada kalian. Entah pada kamu ataupun Stella.. aku merasa telah menjadi orang jahat pada kalian. Aku juga malu dengan perbuatan keluargaku yang memaksakan kehendak. Hanya karena usiaku yang sudah tua mereka jadi membenarkan segala cara agar aku segera mendapatkan suami." " Bukan begitu ," " Apa?" " kamu belum tua,kok" Aku mendengus. Apa cuma bagian itu yang diingatnya? Poin pentingnya bukan itu. Aku sendiri juga tidak merasa usiaku jadi masalah. usia segini bagiku justru sangat menyenangkan. Banyak hal- hal menarik yang bisa aku lakukan setiap harinya. Aku juga punya impian yang masih ingin kukejar tapi tentu saja menikah belum termasuk dalam rencana jangka pendekku. "Sasi, apa kamu punya pacar?" " Kenapa kamu tiba- tiba nanyain itu?" " Soalnya setahuku, kamu tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun. tapi mungkin saja kamu menyembunyikannya dari keluargamukan?" " Apa pria itu lebih baik dariku?" Pertanyaan macam apa ini? Kenapa malah seolah dia sedang membalikkan masalah padaku? bukankah yang bemasalah itu dia? Seseorang yang ingin memulai hubungan baru harus sudah tidak punya hubungan yang lama,kan? " Tidak ada pria lain dalam masalah ini, yang ada wanita lain dan dia kekasihmu sendiri!" " Berarti tidak ada siapa- siapa diantara kita, jadi kita bisa melanjutkan acara seperti rencana keluarga kita." " Semudah itukah kamu membuang seseorang dari sisimu. Dia sudah bertahan lama,lho. Masa semudah itu kamu tinggalkan." " Sebenarnya yang kamu permasalahkan ini apa, Si? soal hubungan kami yang telah berakhir atau apa? aku tidak mengerti dengan jalan fikiran kamu. Apa menjadi dewasa membuatmu punya hak untuk menghakimi aku sesuka hatimu saja?" Aku mendelik padanya kesal. Enak saja dia mengataiku begitu," aku capek bicara sama kamu." ucapku menyerah," Mari lanjutkan acaranya, dan kita lihat sejauh mana kamu bisa bertahan tanpa menyalahkan aku nantinya." Aku berdiri hendak pulang. Tidur sepertinya lebih baik buat kesehatan mentalku. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD