Sembilan tahun yang lalu ...
" Yang, jangan lupa duduk didepan ya " ulang Fito untuk yang kesekian kalinya.
" iya ... " balas Fida sambil tersenyum maklum. Fito sedang gugup menghadapi pertandingannya. tidak seperti biasanya kali ini pertandingan akan memperebutkan hadiah yang lumayan besar untuk ukuran pelajar seperti mereka. ada sponsor dari sebuah perusahaan otomotif yang ikut ambil bagian dalam pertandingan basket antar pelajar SMA tersebut. Fito sangat berharap timnya bisa menang karena tergiur bonus yang akan ia dan teman - teman timnya akan terima. sebentar lagi hari jadinya dengan Fida. Fito sudah punya angan - angan akan merayakannya dengan spesial jika menang nanti. Fito akan mengajak Fida makan malam romantis dan juga akan membelikan hadiah yang pasti akan membuat senang sang pujaan hati. Meski berasal dari kalangan berada tapi Fida bukanlah cewek matre. Fida bahkan sangat sederhana untuk ukuran cewek sekarang. tidak pernah dia mengajak Fito jalan - jalan ke Mall dan minta traktiran ini itu selama mereka pacaran. waktu kencan mereka sering dihabiskan di lapangan basket atau di toko buku saja. sesekali mereka akan nongkrong dicafe anak muda tapi tidak selalu Fito yang mengeluarkan duit, lebih sering Fida yang membayar. Fida bisa membiayai kencan mereka tanpa terkesan merendahkan harga diri Fito yang level ekonominya memang berada dibawah keluarga Fida. Selain dengan Fida, Fito juga merasa sangat nyaman dengan keluarga Fida. orang tua Fida menerima kehadiran Fito dengan tangan terbuka. Orang tua Fida yang sama - sama dokter tidak pernah mempermasalahkan pekerjaan ayah Fito sebagai seorang sopir taksi. tidak pernah sekalipun mereka melarang anak semata wayang mereka bergaul dengan Fito.
" Yang , ayo ... sebentar lagi pertandingan akan dimulai " ajak Fito. sebelum bergabung dengan teman satu timnya, Fito terlebih dulu mengantar Fida ke barisan penonton yang ia inginkan. keberadaan Fida akan mempengaruhi mood Fito selama bertanding. sudah jadi rahasia teman satu tim dan satu sekolahan mereka jika Fito sangat bergantung pada Fida. setiap pertandingan Fida harus selalu hadir memberi semangat pada Fito. diluar lapangan juga begitu. jangan sampai ada cowok lain yang mendekati Fida, bisa - bisa Fito akan mengamuk pada mereka. Fida seakan sudah distempel atas nama Fito sehingga kian hari tidak ada lagi yang berani mendekati Fida. sejalan dengan itu, Fito pun tidak pernah menanggapi cewek yang ingin dekat atau cuma sekedar tebar pesona padanya. walaupun berasal dari kalangan bawah tapi Fito punya banyak penggemar disekolah ataupun disosial media. selain jago basket Fito juga memiliki modal untuk disukai oleh cewek - cewek. wajah tampan dan tubuh atletisnya selalu menjadi incaran cewek - cewek yang mengaguminya. ditambah lagi dengan gelar sebagai kapten tim basket mampu menutupi kekurangan financialnya. konsentrasi Fito dilapangan tidak terganggu meskipun terlihat sering menoleh pada Fida yang berada diluar lapangan. saat berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang Fito akan mengacungkan telunjuknya pada Fida yang selalu disambut pekikan histeris penonton yang kebanyakan berjenis kelamin perempuan. banyak juga yang memandang Fida dengan tatapan iri.
Fida akan membalasnya dengan meneriakkan nama Fito kencang - kencang. bertepuk tangan memberi semangat bersama suporter lainnya.
Dua tahun yang lalu ...
Fida masih menonton Fito bertanding meski tidak lagi duduk dikursi yang mudah untuk dilihat oleh Fito. ada wanita lain yang duduk disana. wanita yang jadi pasangannya disebuah iklan sepatu olahraga. seperti sudah menjadi kebiasaan setiap Fito bertanding Fida akan menontonnya. duduk membaur bersama penonton lainnya membuat kehadiran Fida tidak akan diketahui oleh Fito. Fida tetap ingin memberi semangat kepada tim Fito walaupun sekarang tidak lagi menjadi pacar Fito. kisah tujuh tahun mereka sudah berakhir setelah ia menangkap basah Fito berselingkuh dengan wanita lain. wanita cantik yang merupakan seorang model dan influencer terkenal seperti Fito. ya, Fito nya memang sudah menjelma menjadi pemain basket terkenal dan selebritis papan atas. ah bukan, dia bukan Fitonya Fida lagi. Fitonya Fida sudah pergi jauh dan tidak pernah kembali lagi.
Ada wanita lain yang menggantikan posisi Fida disana. dialah sicantik Gisella. sama seperti saat Fida masih berada di tempat yang sama. Fito sering mencuri pandang kearah Gisella berada. tatapan penuh cinta itu pernah diterima Fida dari Fito. senyuman manis itu juga dulu selalu Fito berikan padanya. tanpa sadar Fida tersenyum sendiri mengingatnya. dulu ... betapa ia sangat dicintai oleh Fito. pandangan Fito sempat berhenti di Fida sepersekian detik saja. Fida tersenyum padanya namun tentu saja tidak dibalas oleh Fito. senyum Fito baru mengembang saat mengarah pada Gisella. saat timnya memenangkan pertandingan, Fito segera berlari keluar lapangan. kearah Gisella yang sudah berdiri menyambutnya. tubuh Gisella langsung melayang dalam pelukan Fito. berputar beberapa kali sambil tersenyum gembira sebelum Fito kembali mendudukkan Gisella dengan hati - hati, lalu bergabung dengan anggota timnya lagi. Fida ikut bahagia melihat kegembiraan Fito. ia bertepuk tangan sekencang yang ia bisa.
" Mbak Fida " panggil seseorang pada Fida yang baru keluar dari tempat berlangsungnya pertandingan.
" bisa kita bicara sebentar "
" siapa ya ? " tanya Fida. ia tidak kenal dengan pria yang mengajaknya bicara.
" kenalkan saya Akbar, salah satu tim management Fito "
Fida mengerutkan keningnya heran, untuk apa orangnya Fito mendatanginya.
" kita bicara disana saja ya " ajak Akbar sambil menunjuk sebuah kursi taman yang berada tidak jauh dari mereka. kawasan stadion olahraga tempat berlangsungnya pertandingan tersebut memang menyatu dengan taman kota .
" ada perlu apa ya ? " tanya Fida begitu mereka sama - sama duduk.
Akbar mengeluarkan sesuatu dari saku tas nya. sebuah amplop coklat. disodorkannya pada Fida.
" apa ini ? " tanya Fida bingung. dilihatnya isi amplop tersebut. ternyata selembar cek senilai lima ratus juta.
" mas Fito tidak ingin mbak Fida datang menonton pertandingannya lagi " ucap Akbar tidak enak hati. sekilas Fito memang terasa sangat keterlaluan kepada Fida. apa haknya melarang Fida? Fida masuk dengan membeli tiket sendiri. dan juga stadion juga merupakan fasilitas umum. tapi Akbar tahu bahwa kehadiran Fida mampu mengusik konsentrasi Fito selama bertanding. mata tajam Fito selalu bisa melihat kehadiran Fida meskipun sudah berada jauh dari tempat biasanya wanita itu ia tempatkan.
" kenapa dia melakukan ini ? " tanya Fida terkejut.
" saya tidak tahu mbak " jawab Akbar singkat.
" saya tidak butuh ini " ucap Fida sambil mengembalikan amplop tersebut.
" tolonglah mbak, jangan mempersulit kerjaan saya "
" itu urusan mas, saya nggak mau tahu " ujar Fida ketus " bilangin sama bos mas kalau dia tidak perlu mengkhawatirkan kehadiran saya. saya tidak berniat memunculkan skandal dengan dia. orang - orang tidak akan bergosip tentang kami selama dia tidak mengirim orang seperti mas pada saya "
" saya mohon mbak, saya hanya mengikuti perintah dari atas. lagi pula mbak juga sudah putus dengan mas Fito jadi tidak perlu lagi menonton pertandingannya kan ? "
Akbar benar, mereka memang telah putus. secara teknis Fida yang mengakhiri hubungan mereka. tapi sesungguhnya Fito lah yang memutuskan hubungan mereka.
Fida tidak akan pernah lupa pada hari keramat itu, hari dimana ia menemukan Fito sedang mencium mesra lawan mainnya di sebuah acara televisi dengan sangat intim. bukan ditempat lain, Fida melihat perselingkuhan Fito dirumah orang tuanya sendiri. saat Fida tiba dikediaman Fito yang sudah berubah menjadi hunian mewah hasil dari jerih payah Fito sebagai seorang atlet dan artis, suasana rumah sangat riuh karena sedang ada acara disana. rupanya Fito sedang menerima kedatangan teman - teman artisnya. tidak membuang waktu Fida mencari Fito kehalaman belakang seperti yang salah seorang kru katakan padanya. dan yang Fida temui adalah pemandangan menyakitkan tersebut. Dengan berurai air mata Fida meninggalkan rumah Fito. sapaan dari ibu Fito tidak lagi digubrisnya.
Fida berharap Fito akan menyusulnya untuk menjelaskan apa yang terjadi dan meminta maaf padanya. namun harapannya sia - sia karena Fito tidak kunjung muncul dihadapannya.
Hari itu adalah hari terburuk sepanjang sejarah hidup Fida. semua kebahagiaannya seakan direnggut sekejap mata.
Setelah menunggu beberapa hari barulah mereka bertemu. itupun setelah Fida memohon dan berjanji pertemuan tersebut akan jadi pertemuan terakhir mereka.
Fida menatap Fito sendu. hatinya teriris melihat tidak ada lagi binar cinta dari mata Fito untuknya. semudah inikah Fito menggantikannya dengan wanita lain. kapan rasa itu menghilang, kenapa Fida tidak menyadarinya. keadaan mereka memang sudah jauh berbeda. Karir Fito jauh melesat tinggi sedang Fida hanya mahasiswi biasa. jika sebelumnya Fida tidak pernah memikirkan perbedaan diantara mereka, kini harus Fida akui bahwa Fito sekarang adalah seorang bintang. melihat sederet selebritas yang hadir dirumahnya membuka mata Fida lebar - lebar bahwa ia dan Fito sedang berada didunia yang berbeda.
Tidak adanya ucapan maaf yang keluar dari mulut Fito semakin meyakinkan semuanya. belum lagi penampilan Fito yang sedang menyamar dengan menggunakan hoddie, masker dan kaca mata hitam. sebegitu takutnya Fito sampai ada yang melihat pertemuan mereka. Fida tersenyum getir melihatnya.
" aku ingin mengembalikan ini " kata Fida mengulurkan sebuah paperbag.
" apa ini ? " tanya Fito tanpa memegang benda yang diberikan oleh Fida.
" kunci dan surat rumah kita " jelas Fida dengan menahan sesak disudut hatinya. sedih mengenangkan perjuangan mereka mendapatkan rumah yang rencana nya akan mereka tempati setelah menikah nanti. dari hasil menabung sedikit demi sedikit mereka bisa mencicil rumah mungil tersebut.
" ambil saja untuk kamu " kata Fito.
" aku nggak mau " tolak Fida " rumah itu hasil jerih payah kamu, uangku tidak seberapa masuk kesana jadi kamu yang lebih berhak menerimanya "
" tapi aku juga tidak mau " jawab Fito perlahan itupun dengan gestur tidak nyaman. seperti pencuri yang takut ketahuan. atau juga seperti suami yang sedang berselingkuh dari isterinya.
" terserah mau kamu apain rumah itu yang penting sudah aku kembalikan."
" kenapa tidak kamu terima saja. dulu kamu yang memilihnya kan ? "
Fida mengangguk ," dulu aku memilihnya untuk tempat kita tinggal berdua "
Fida menarik nafasnya perlahan. berusaha mengurangi rasa sesak yang semakin menghimpit dadanya.
" tidak mungkin aku bisa kesana lagi terlalu banyak kenangan kita disana. bukan hanya sekedar rumah tapi harapan dan juga cinta " ucap Fida dengan mata menerawang.
" perasaan setiap orang bisa berubah " kata Fito menghujam jantung Fida.
" kamu benar, dan juga perasaan tidak bisa dipaksakan. jika bersama dengan aku kamu tidak lagi bahagia, aku akan melepasmu dengan wanita lain. kamu berhak bahagia tapi apa aku sebegitu tidak pentingnya sampai kamu memilih selingkuh ketimbang berterus terang ? "
" apa waktu tujuh tahun kebersamaan kita tidak berarti sama sekali sampai kamu tega memperlakukan aku seperti ini? apa aku tidak berhak bahagia sehingga kamu mengabaikan aku begitu saja ? bagaimanapun aku butuh penjelasan agar bisa memulai langkah baru "
Fito terdiam. tidak punya pembelaan atas perbuatannya pada Fida. ia terlalu pengecut untuk mengakui perselingkuhannya. Fito tidak punya keberanian untuk meminta putus secara baik - baik kepada Fida.
" terima kasih untuk tujuh tahun kita. aku selalu bahagia berada disisi kamu tanpa pernah tahu bahwa kamu tidak lagi bahagia bersama aku " ujar Fida serak.
Setelah berdiri, Fida mendekat pada Fito," untuk terakhir kalinya bolehkah aku memelukmu ? "
tidak ada jawaban dari Fito. tubuhnya jadi kaku salah tingkah. hati Fida bertambah sakit melihatnya. tubuh Fida bergetar jadinya. dipaksakannya untuk tersenyum ," ternyata tidak boleh ya ? " tanyanya getir dengan senyum gamang.
Fito celinguk kanan - kiri melihat situasi tempat pertemuan mereka. mereka sedang berada diruang vip sebuah restorant, tidak akan ada orang lain yang tiba - tiba masuk keruangan mereka. entah kenapa Fito jadi memasang mode antipasi begitu. ruangan tempat mereka berada bahkan tidak tembus pandang sehingga tidak bisa diintip dari luar. Fida memilih tempat terbaik untuk Fito agar tidak terganggu dengan orang lain yang mungkin mengenalinya.
" kamu duluan aja "
" ha ? " tanya Fito bingung.
" sepertinya kamu sedang sibuk jadi duluan saja keluar." suruh Fida mengalihkan suasana.
" ah ya, aku harus kembali ke lokasi syuting " jawab Fito dibalas Fida dengan anggukan.
Sepeninggal Fito, Fida menangis dalam diam. air matanya mengalir tak terbendung. ada yang hilang dari relung hatinya. kepergian Fito membawa separuh jiwanya. sambil terisak dipukul dadanya berulang kali. mencoba mengurangi rasa sakitnya. tapi sakitnya semakin kuat terasa.
Kenapa sesakit ini Tuhan ?
Lama Fida menangisi kepergian Fito seorang diri. sampai pelayan yang hendak masuk kedalam ruang vip tempat pertemuan mereka jadi kembali lagi kebelakang. tidak tega melihat seorang wanita menangis kesakitan seperti itu.
tbc
catatan antique :
cerita ini akan diupdate sekali seminggu dengan jadwal tidak menentu. sesuai waktu dan mood penulis saja. selamat membaca readers kesayangan •_•