Bab 14

1043 Words
Sejak keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu, Fito belum pernah bertemu dengan Fida. Bukannya tidak mau tapi dampak yang ditimbulkan oleh pengakuannya pada saat konferensi pers kemarin sungguh sangat luar biasa. Bukannya mereda, berita tentangnya yang menyeret Fida didalamnya semakin menjadi - jadi. Banyak infotaiment yang memberitakan hal yang tidak - tidak tentang mereka. Tawaran dari berbagai macam acara variety show juga bermunculan tapi Fito menolaknya. Sudah cukup baginya membuat Fida menjadi bulan- bulanan netizen. Fida menolak panggilan telfon darinya. Bahkan sekarang Fito yakin kalau Fida sudah memblokir kontaknya. Fito tidak menyesal sudah menyampaikan kebenaran pada khalayak ramai namun ia tidak bisa memungkiri kalau ia sedih dengan akibat yang harus diterima oleh Fida karena hal tersebut. " Apa tidak seharusnya kita datang kerumah mereka untuk meminta maaf?" tanya ibu Fito pada suaminya. Tidak jauh dari mereka ada Fito yang berdiri didekat jendela sambil menggenggam ponselnya. " Mereka siapa?" tanya pak Muh ingin memastikan. " Fida dan keluarganya." " Bagaimana dengan keluarga Gisella, bu? anak kita juga bersalah pada mereka." " Ayah benar." ucap ibu Ratih sambil menghela nafas lelah," Meskipun ibu percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak kita tapi tetap saja hal tersebut telah membuat Gisella terluka." Pak Muh mengangguk membenarkan. Harusnya Fito bisa mengakhiri hubungan dengan Gisella terlebih dahulu sebelum mengumumkan pada media. Atau akan lebih baik Fito tidak pernah memulai hubungan tersebut. Dari awal Fito telah salah melangkah. Anak semata wayangnya itu tidak siap dengan popularitas yang diraihnya. Star syndrom yang dia alami telah mengacaukan semua ketenangan dan harapan mereka yang sudah susah payah mereka bangun selama ini dan Pak Muh tidak bisa lepas dari perasaan sesalnya begitu saja. Andaikan saja ia lebih keras pada Fito dari apa yang telah ia lakukan selama ini mungkin kejadiannya tidak akan begini. " Jangan menyalahkan diri sendiri lagi, Ayah tidak bersalah sama sekali, akulah yang bandel sehingga tidak mendengarkan nasehat dari Ayah dan Ibu." ucap Fito yang ikut bergabung dengan kedua orang tuanya," Aku yang bersalah dan aku yang akan menanggungnya." Fito menatap kedua orangtuanya bergantian. Meskipun tidak punya bayangan akan masa depannya dengan Fida tapi setidaknya sekarang Fito sudah sangat yakin untuk mengakhiri hubungannya dengan Gisella. Resiko buruk yang mungkin akan terjadi akibat keputusannya biarlah ia yang menanggungnya. Fito akan menjadi pribadi yang baru untuk bisa memulai usaha untuk mendapatkan perhatian dari Fida kembali. Dari dulu Fito selalu merasa kalau Fida memang layak untuk ia perjuangkan. Ponsel Fito tiba - tiba berdering, mengusik lamunan mereka. " Gisella." sebut Fito pada orangtuanya setelah meletakkan kembali ponselnya diatas meja yang ada dihadapan mereka. " Kenapa tidak diangkat?" tanya pak Muh. " Malas, Yah. Palingan dia cuma merengek untuk tidak diputuskan padahal dia sendiri juga tidak mencintai Fito." Kening Pak Muh langsung berkerut mendengar penuturan Fito, pun isterinya juga menatap Fito tidak mengerti. Mereka memang tidak mengenal Gisella sebaik mereka mengenal Fida selama ini. Selain karena perasaan mereka yang kurang sreg dengan kehadiran Gisella yang menjadi orang ketiga juga karena mereka merasa Gisella juga menjaga jarak dengan mereka karena... entahlah, tapi Ibu Fito merasa Gisella tidak bisa menerima mereka dengan setulus hati. Atau bisa juga karena sejak awal bertemu, Gisella sudah menjadi artis dan terasa sedikit ekslusive di hadapan mereka. Beberapa kali Gisella pernah datang ke kediaman mereka tetapi selalu dengan membawa rombongan yang bekerja dengannya. Gisella juga akan membuat konten saat berada di rumah mereka. Jadilah pak Muh dan ibu Ratih merasa sungkan pada Gisella. " Kamu harus memutuskan Gisella dengan cara yang layak dan pantas." nasehat pak Muh pada Fito," bagaimanapun kalian sudah bertunangan dan disaksikan oleh jutaan orang." Fito menarik nafas berat. Teringat kembali saat acara pertunangannya disaksikan oleh banyak orang lewat live saluran youtube tv swasta dan juga lewat ig live Gisella. Pengikut Gisella sendiri tidak tanggung- tanggung banyaknya. Sebenarnya apa yang sudah ia lakukan sebelumnya? Fito menyugar rambutnya gusar. Andai ia bisa kembali ke masa lalu... # Fida membiarkan saja panggilan dari Fito tanpa berniat mengangkatnya. Jika Fida mengangkatnya emosinya pasti akan meledak seketika. Semua hawa negatif yang ditimbulkan oleh hujatan para fans Fito dan Gisella padanya seakan menjadi kayu yang bertumpuk begitu banyak yang siap untuk dinyalakan seketika. Rasanya Fida ingin mendatangi Fito untuk melampiaskan semua kekesalannya tapi tentu saja akal sehatnya melarang. Fida bukanlah wanita bar - bar yang akan melampiaskan perasaan kesalnya begitu saja. Lama berfikir seiring panggilan Fito yang silih berganti maka Fida akhirnya memilih memblokir nomor Fito saja. Dalam hati Fida melapaskan kalau apa yang sedang terjadi sekarang tidak akan selamanya. Cepat atau lambat berita tentangnya akan dilupakan dan berganti dengan gosip yang baru. Pintu ruangan Fida diketuk dari luar dan setelahnya muncul sosok papanya dengan dokter Ryan. Melihat kedatangan mereka yang bersamaan membuat Fida merasakan firasat kurang baik. Ada apa gerangan yang membawa keduanya datang bersamaan. untuk dianggap sebagai kebetulan tentu tidak mungkin rasanya. " Papa sudah memutuskan cara terbaik untuk membersihkan namamu diluaran sana." kata Papa Fida tanpa berbasa - basi. Fida menatap Papanya kaget. Perasaannya jadi tambah tak menentu mendengarnya. " Papa ingin pertunangan kalian dilaksanakan secepatnya." Fida tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya dihadapan kedua orang laki- laki yang berprofesi sama dihadapannya. " Cara paling tepat untuk membungkam gosip adalah dengan memaparkan fakta yang sesungguhnya. Setelah pertunangan kalian nanti tidak akan ada lagi yang bisa menulis berita tentangmu kecuali mengenai pertunangan kalian. Jika masih ada media yang menulis berita bohong lainnya kita akan tuntut mereka lewat jalur hukum." papar dokter Hawari serius. Rasanya ia sanggup untuk menyebloskan Fito sekalipun kedalam penjara demi membalaskan perasaan sakit dan tidak adil yang diterima oleh puterinya. Setinggi apapun gelar akademik yang ia miliki tidak akan bisa menghapuskan kenyataan kalau ia tetaplah seorang ayah yang akan tetap terluka saat anaknya disakiti oleh orang lain apalagi oleh laki- laki yang sudah ia beri kepercayaan selama ini. Dirinya tidak baik - baik saja selama ini, hanya saja ia terus berusaha untuk menjadi bijaksana dan memberi pelajaran berharga pada anaknya tentang kepercayaan dan kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. " Kita akan melaksanakan acara lamaran minggu depan setelah besok malam mengadakan acara perkenalan keluarga inti." Kali ini bukan papanya lagi yang berbicara tetapi dokter Ryan yang bersuara. Fida menatap dokter Ryan dalam. Apa pria didepannya ini tidak punya kekhawatiran yang sama dengannya tentang kelanggengan hubungan mereka yang sangat beresiko karena dibangun diatas puing- puing yang tidak rata?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD