bc

Terjerat Hasrat Mantan Pacar

book_age18+
197
FOLLOW
1.9K
READ
family
arranged marriage
heir/heiress
bxg
kicking
bold
cruel
like
intro-logo
Blurb

UNTUK USIA 21+ ADA BEBERAPA BAB YANG MENGANDUNG ADEGAN DEWASA.

Reza Handoyo, pewaris tunggal yang harus menghadapi dunianya sendiri setelah kematian kedua orang tuanya. Semua orang menganggapnya beruntung, tapi kehidupannya tidak semudah itu.

Di balik luka yang dia sembunyikan, ada satu hal yang membuatnya selalu optimis. Dia adalah cinta pertamanya, wanita yang mampu singgah lama di hatinya, Aluna Hapsari.

Semenjak kematian ibunya, hidupnya berubah drastis, apalagi setelah ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita paruh baya yang gila harta, serta saudari tirinya yang selalu merebut milik Aluna, semua terasa tidak adil bagi Aluna. Namun dengan sabar dia menghadapi sikap keras mereka.

Suatu ketika, ayah Aluna membutuhkan uang untuk operasi tumor ganas, demi uang itu, Aluna dipaksa menikah oleh ibu tirinya dengan seorang pria. Awalnya Aluna menolak, tapi melihat kondisi ayahnya yang semakin parah, akhirnya Aluna terpaksa setuju.

Laki-laki itu adalah Reza, pria dari masa lalunya.

Namun, sayangnya Reza harus menelan kenyataan pahit, bahwa ternyata Aluna sama sekali tidak mengingat tentang dirinya walau mereka sudah menikah dan tinggal satu rumah.

Di sisi lain, ada Shopia, seorang wanita yang terobsesi pada Reza. Jika Reza tidak mau menerima wanita itu, maka bisnis yang Reza miliki akan terancam.

Konflik lain pun turut menekan rumah tangga mereka, ketika Tristan (mantan Aluna yang direbut oleh saudara tirinya) mulai menyadari perasaannya pada Aluna, dan ingin Aluna kembali padanya.

Melihat situasi yang begitu rumit, akankah rumah tangga Aluna dan Reza mampu bertahan? Dapatkan Reza tetap setia pada Aluna walau bisnisnya terancam? Dan, apakah Aluna mampu bertahan di saat Tristan gencar mengejar dirinya kembali dan dia juga harus menghadapi Shopia yang ingin merebut Reza darinya?

chap-preview
Free preview
BAB 1 | Menikah Demi Mahar 500 Juta!!!
“Kamu harus nikah sama laki-laki itu, Aluna.” “Kenapa harus aku? Kenapa enggak kamu aja?” “Kamu kan masih lajang,” kilah Dewi—saudara tiri Aluna. “Ya ampun, Aluna. Kamu itu keras kepala banget ya. Lagian ini demi ayah kamu. Kalau kamu enggak mau nikah sama laki-laki itu, kita enggak akan punya uang buat operasi ayahmu. Kamu mau ayahmu meninggal?” sahut Lastri—ibu tiri Aluna. “Jangan egois, Aluna. Lagian kamu enggak punya pacar kan. Beda sama Dewi yang udah punya tunangan.” Begitulah awal mula pernikahan itu terjadi. Pada akhirnya, aku yang sekali lagi harus berkorban. “Saya terima nikah dan kawinnya Aluna Hapsari binti Agus Mukti dengan mas kawin uang tunai sebesar lima ratus juta rupiah dibayar tunai.” Semuanya seperti mimpi. Kini Aluna menjadi seorang istri dari laki-laki yang bahkan tidak pernah Aluna temui. Bagaimana rupa laki-laki itu, usia berapa laki-laki itu, dan apakah laki-laki itu masih lajang atau sudah beristri, Aluna tidak tahu. Sejak awal, pernikahan ini diatur oleh ibu tirinya, Aluna hanya dipaksa menyerahkan dokumen penting yang dibutuhkan, jadi Aluna tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan laki-laki itu. “Ayo keluar,” ajak Dewi. Sejak tadi Dewi menemaninya di dalam kamar, lebih tepatnya Dewi sengaja menemani Aluna di kamar agar Aluna tidak kabur di hari pernikahan ini. Tanpa berkomentar, Aluna bangkit dari duduknya, dia berjalan mengabaikan Dewi yang berada di hadapannya. Di luar, semua tamu yang hadir menatap Aluna dengan jeli, kebanyakan dari mereka mengagumi penampilan Aluna yang sederhana tapi terlihat anggun. Faktanya, Aluna memang gadis cantik, apalagi mendiang ibu kandung Aluna adalah seorang kembang desa di jamannya. “Yang mana suamimu?” bisik Dewi, wanita itu mengintil di belakang Aluna, bersikap seolah menjadi saudara tiri yang baik. Aluna menghela napas, dia saja tidak tahu yang mana suaminya. “Aluna, silakan duduk di sini.” Seorang pria paruh baya menyuruh Aluna untuk duduk di kursi. Aluna duduk di kursi itu dengan gelisah, pandangannya secara diam-diam menyapu sekitar, dia mencari laki-laki itu. Laki-laki yang beberapa menit lalu mengucapkan ijab kabul untuk menikahinya. Tapi anehnya laki-laki itu seolah tidak ada di tempat ini, bahkan kursi pengantin pria di sampingnya kosong. “Suamimu enggak bisa hadir, kata asisten pribadinya semalam dia ada pertemuan penting sama rekan bisnis dari dubai, makanya ijab kabul tadi lewat video call.” Ya Tuhan. Ijab kabul saja lewat video call, sebegitu tidak pentingkah pernikahan ini untuk pria itu? Aluna diam saja, dia sama sekali tidak memberikan komentar apa pun. Mentalnya terlalu lelah bergelut dengan keadaan yang telalu sulit untuk dia terima. *** “Kasihan juga ya si Aluna, Ma. Masa laki-laki itu enggak datang, untung boleh ijab kabul dari video call,” bisik Dewi pada ibunya setelah acara pernikahan sederhana itu selesai. “Mama aja belum pernah ketemu langsung sama orangnya.” “Lah? Terus selama ini Mama urus dokumen pernikahan Aluna sama laki-laki itu gimana?” “Lewat perantara asisten pribadinya,” jawab Bu Lastri. “Terus tadi pas ijab kabul, Mama enggak lihat mukanya dari layar?” “Lihat sih, tapi enggak jelas, soalnya layarnya full ke arah penghulu sama wali hakim.” “Duh, aku jadi makin kasihan sama Aluna. Jangan-jangan laki-laki itu udah tua, rambutnya udah ubanan, atau malah udah pernah nikah berkali-kali.” “Ma.” Suara Aluna tiba-tiba terdengar. Dewi yang sebelumnya sedang menggunjing wanita itu tampak kaget dengan kehadiran Aluna yang mendadak. “Ada apa?” “Aku mau pamit,” ujar Aluna. Dari raut wajahnya ia tampak terpaksa berpamitan. Bagaimanapun juga rumah ini adalah rumah masa kecilnya dulu. “Oh, ya udah sana, hati-hati di jalan,” kata Bu Lastri, dia tersenyum, tapi senyuman itu dia tujukan pada sosok pria berjas hitam yang merupakan asisten pribadi suami Aluna. “Titip Aluna ya,” imbuhnya. Pria itu mengangguk. “Ayo, Nyonya Aluna,” ajak pria itu, mempersilakan Aluna untuk melangkah lebih dulu. Setelah Aluna pergi, Bu Lastri tersenyum puas. Inilah yang dia inginkan selama bertahun-tahu, yaitu kepergian Aluna dari rumah. “Ma, mahar yang Aluna dapet mana?” Dewi mendekati ibunya yang masih berdiri di depan pintu. “Oh, iya. Mama hampir lupa. Tadi Mama simpen di kamar. Ayo kita cek.” Bu Lastri dengan semangat menuju kamarnya. Setibanya di kamar, pandangan Bu Lastri dan Dewi langsung tertuju pada sebuah koper hitam yang tergeletak di atas kasur. Bu Lastri membuka koper itu dan terlihatlah tumpukan uang sebanyak lima ratus juta rupiah. “Ma, sekarang kita kayaaaa,” pekik Dewi, bersorak senang. *** “Ini kamar Nyonya Aluna dan Tuan Reza.” “Di mana dia?” “Tuan Reza masih ada pertemuan dengan rekan bisnisnya, kemungkinan nanti malam baru bisa pulang.” Aluna diam. Dia tidak protes sama sekali walau padahal ini sangat keterlaluan, laki-laki itu seolah tidak menghargai dirinya sebagai seorang istri. “Besok pagi pelayan pribadi Nyonya sudah mulai bekerja, kedepannya dia yang akan membantu Nyonya untuk mengurus semua kebutuhan Nyonya,” kata pria itu. Sejenak ia menatap arlojinya. “Untuk saat ini, silakan Nyonya istirahat. Jika Nyonya ingin membersihkan diri dan berganti pakaian, semua pakaian dan kebutuhan Nyonya sudah disiapkan Tuan Reza. Dan jika Nyonya lapar, Nyonya bisa pergi ke ruang makan, lalu suruh saja pelayan di sana untuk menyiapkan makanan yang Nyonya Aluna inginkan.” “Terima kasih.” “Sudah menjadi tugas saya,” jawabnya. “Kalau begitu saya permisi.” “Tunggu.” “Apa ada yang ingin Nyonya tanyakan lagi?” “Kedepannya panggil saja aku Aluna. Dan ... siapa namamu?” “Saya Erik. Dan kedepannya saya tidak bisa memanggil Anda dengan nama saja. Bagaimanapun Anda adalah istri sah Tuan Reza. Saya wajib menghormati Anda,” tuturnya. “Saya permisi. Tuan Reza akan marah jika saya menghabiskan banyak waktu terlalu lama bersama Nyonya. Saya harus segera kembali untuk melapor padanya.” Pria yang mengaku bernama Erik itu segera pergi dengan langkah lebar, tak lupa dia menutup kamar Aluna dengan sopan. “Dia terlalu kaku,” komentar Aluna sambil menghela napas berat. Kemudian dia berjalan menuju kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dingin, berharap rasa lelah dan letih yang bergelayut di tubuhnya luntur terbawa air. Selesai mandi, Aluna mengenakan handuk, dia melangkah menuju sebuah ruangan yang ia yakini sebagai walk in closet. Ruangan yang berisi pakaian dan semua barang-barangnya. Namun, sepertinya ada yang aneh dengan pakaian-pakaian yang dipajang di sana. Hanya ada lima gaun. Dan semuanya sama walaupun warna dan modelnya berbeda. “Tuan Reza... dia siapin pakaian seperti ini untukku? Apa artinya nanti malam dia....” Aluna menggelengkan kepalanya. “m***m. Dia benar-benar laki-laki m***m,” gerutu Aluna, merasa merinding. Aluna akhirnya memutuskan untuk tidak mengenakan satu pakaian pun. Dia lebih memilih memakai handuk kimono saja setelah mengenakan pakaian dalam yang disediakan. Setelah mengeringkan rambut, Aluna melangkah menuju kasur berukuran king size, kasur itu berada di atas dipan berwarna emas yang terlihat sangat mewah. Rasa kantuk seolah menarik kelopak mata Aluna untuk tertutup. Apalagi tubuhnya yang terasa lelah membuat Aluna akhirnya memilih untuk tidur sebentar. Sebelum matanya benar-benar terpejam, Aluna menatap jam dinding, saat ini pukul lima sore lewat lima puluh menit. Hampir pukul 6, menjelang waktu magrib. “Lima menit, hanya lima menit,” gumam Aluna. Dia pikir dia akan memejamkan mata hanya selama lima menit. Tapi, kenyataannya waktu terus berlalu. Magrib terlewat, begitu juga waktu isya. Saat jam menunjukkan pukul 9 malam, pintu kamar terbuka, dan Aluna masih belum terbangun. Seorang pria masuk sambil melepas jasnya, meletakkan jas itu di sofa, lalu mengendurkan dasinya sembari melangkah mendekati sosok Aluna. Sejenak pria itu diam mengamati Aluna yang tampak tenang ketika tidur. Sampai kemudian, tangan pria itu bergerak mendekati wajah Aluna. Tapi, saat tangan itu baru saja mendarat di pipi Aluna, Aluna tiba-tiba terbangun dengan wajah terkejut. “Siapa kamu?!” Dia bergerak mundur dengan kedua tangan menyilang di depan dadanya, membentuk sebuah perlindungan diri, khawatir pria itu akan berbuat macam-macam padanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
38.1K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook