18. Air Mata Yang Ingkar

1399 Words

Sejak koper-koper itu masuk ke bagasi, Mina sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan ada tangisan. Nyatanya tidak sesederhana yang dia kira hatinya sangat bergejolak. Keputusan untuk pindah, untuk membangun rumah tangga di kota baru bersama Mas Sabil, adalah pilihan yang dewasa, pilihan yang membawa masa depan untuknya dan Mina merasa dirinya sudah terlalu dewasa untuk itu. Dia benar sudah sangat siap untuk membangun rumah tangga bersama dengan Mas Sabil. Ia bahkan telah melatih senyumnya, senyum cerah yang akan ia tunjukkan pada Mama dan Papa saat perpisahan tiba. "Aku akan baik-baik saja, dan aku akan bahagia di Batam, Mama dan Papa jangan khawatir." Namun, perasaan adalah musuh yang licik. Perasaan tidak bisa dibohongi, dan mereka menunggu momen terakhir untuk menyerang ku. Ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD