3

351 Words
(Oktober 2016) "Aku tidak pernah lupa tanggal itu, tanggal dimana aku menyadari sesuatu yang harusnya sudah aku sadari sejak aku pertama kali melihatnya" __ Aku mencoba memfokuskan diriku sepenuhnya kepada pekerjaan yang sedang menumpuk. Ada banyak deadline yang harus aku selesaikan minggu ini, dan lusa sudah akhir pekan. Dengan tekanan yang begitu besar dan lagi ditambah dengan teman samping meja kantorku yang terus mengoceh tentang apa lah itu yang aku sendiri tidak tau, terus menerus membuatku kehilangan fokus Kumohon, siapapun, tolong buat orang di sampingku ini diam 30 menit saja. "apakah kau mendengarku?" dia terus menguncang nguncang lenganku. Mencari perhatianku Aku menarik nafas keras dan menoleh dengan kesal kepadanya. "tidak!, dan bisakah kau berhenti! Kau tidak melihat tumpukan pekerjaanku yang banyak disini!!" aku memukul mukul tumpukan kertas yang ada di mejaku, menunjukkan kekesalanku "kau hanya perlu meluangkan waktumu 10 menit saja, tidak, 5 menit saja untuk mendengarkanku" Tanpa meminta persetujuanku dia dengan tergesa gesa membuka layar kunci hpnya untuk menunjukkan foto cowok incarannya, dia sedang mencari pendapatku bagaimana cowok itu menurutku. Betapa tidak bergunanya ini. Tapi ketika dia membuka layar hpnya dan terlihat wallpaper hpnya, seketika itu juga aku tertegun. Seperti sebuah momen yang tiba tiba masuk ke otakmu tapi kemudian keluar dan menyeret sebuah ingatan lain menuju kepermukaan. Menyebabkanku sejenak termenung. Tampilan layar hpnya menunjukkan sebuah foto seorang anak yang tersenyum, seorang anak laki laki yang aku kenal siapa itu. Tanpa sadar aku sudah menarik hpnya untuk memperjelas dugaanku, dan memang dia adalah dia "kenapa kau punya foto ini?" aku bertanya pada dia dengan nada mendesak sambil mengangkat hpnya ke wajahnya. "anak ini?" dia menunjuk layar hpnya sendiri "ini foto biasku waktu kecil. Bukannya aku pernah cerita. Biasku di BTS. Ini foto kecilnya, sangat lucu bukan...." Pada momen seper saat ini aku menyadari bahwa aku begitu banyak melewatkan momen dimana harusnya aku lebih memperhatikan, harusnya aku tau dari awal, harusnya aku mengenalnya dari awal. Ada apa denganku. Si kunyuk di sampingku ini selalu menceritakan tentang dia, kenapa aku tidak pernah menyadarinya? Dan bagaimana bisa aku tidak sadar bahwa wajahnya saat ini memang mirip dengan wajah terakhir aku bertemu dengan dia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD