Keesokan harinya Mo qi qi berguling-guling di ranjang. Dia menjerit karena kecapean. Tubuhnya yang dulu memang terlatih menari, beberapa bela diri dan olah tubuh demi kepentingan syuting tapi tubuhnya yang sekarang seperti tidak pernah melakukan hal berat sama sekali. Alhasil, akibat pertunjukan tari yang ia tampilkan di istana kemarin membuat tubuhnya terasa remuk.
"Aduh pinggangku... " rintih Mo qi qi. Fu hanya menggelengkan kepalanya melihat nonanya yang mengeluh karena tubuhnya kelelahan dan kram di sana sini.
"Di mana ayah?"
"Tuan besar sedang menyambut kedatangan tuan Long tianmo di ruang kerja, nona."
"Apa," mata Mo qi qi langsung menyala.
'Pria berwajah bak dewa dari selestian surgawi yang tampan itu ada disini? Terkutuklah aku jika tidak memanfaatkan kesempatan ini,' batin Mo qi qi.
Seolah lupa dengan tubuhnya yang pegal-pegal, Mo qi qi langsung bangkit dari ranjang dan menuju cermin tembaga. Dia merapikan diri sambil berpura-pura tidak tertarik dengan kedatangan Tianmo. Sayangnya dia tidak bisa menyembunyikan matanya yang berapi-api karena kedatangan pria tampan.
"Nona, bagaimana dengan tubuhmu?" Fu terkejut dengan reaksi nonanya yang begitu bersemangat.
'Nona memang berbakti kepada tuan. Dengan bersemangat dia ingin mengucapkan salam pagi,' batin Fu terharu.
'Menurut ingatan tubuh ini, Tianmo terkenal dengan julukan pangeran bulan. Anehnya dia hanya menyukai seni sastra.' Mo qi qi menginstruksikan kepada Fu untuk menggelar kanvas dan menggiling tinta di taman dekat ruang kerja ayahnya.
'Modus sedikit tidak apa-apa kan? Hehehe.'
Sambil menunggu ruang kerja ayahnya terbuka, Mo qi qi melukis sesuatu di kanvas. Gambar bunga Peony bersanding bambu nampak hidup hasil dari keahlian tangannya. Mo qi qi sendiri nampak terkejut karena bisa melukis seindah ini.
'Ini pasti keahlian pemilik tubuh sebelumnya. Haah sayang sekali, Padahal anda mempunyai bakat melukis yang luar biasa. Tapi tidak bisa menunjukkan pada orang-orang yang meremehkannya mu. Qi qi ...' batin Qi qi sedih.
Peony mengaggumi bambu yang tinggi
Mendesah dalam hati
Mengapa tidak bisa sepertinya
Bambu iri melirik Peony
Anggan hadir diantara rasa kagum
Mengapa tak memiliki kulit secantik dia
Adakah yang bisa melihat keanggunan pribadi
Jika tidak bercermin di air jernih
Dewa selalu tersenyum saat menciptakan
Kenapa mengeluh karena tidak melihat kehebatan sendiri.
"Hm... Puisi yang sederhana tapi bermakna, sungguh bagus," puji Qi qi. Sosoknya yang memakai jubah putih tampak begitu bersinar. Wajahnya halus dengan senyum menawan. Hampir saja Qi qi meneteskan air liur melihat sosok pria sepertinya seperti jelmaan dewa bulan ini.
Qi qi terlalu asyik menulis kaligrafi di atas kanvas sebelah lukisan, hingga tidak sadar jika lelaki yang ditunggunya diam-diam memperhatikannya. Jiwanya meledak karena senang.
"Oh Tuhan, oh Tuhan... Ini waktunya menjalankan rencana.' Batin Qi qi.
Mo qi qi pura-pura terkejut dan berdiri. Kakinya sengaja tersandung dengan kursi, dengan demikian ia bisa berpura-pura limbung dan jatuh.
''oh..."
"Nona hati-hati..." Tianmo menangkap tubuh Qi qi sebelum mencapai tanah. Dengan cekatan Tianmo menarik pinggang langsing gadis itu dan menariknya ke dadanya.
'Iyess,' Jerit Qi qi dalam hati.
Kini posisinya yang berada dipelukan Tianmo nampak seperti lukisan berseni tinggi. Sosok tampan yang tinggi yang memeluk kecantikan yang seperti mahkluk surgawi. Begitu mirip dengan lukisan Peony dan bambu yang dilukis Mo qi qi. Mereka saling menatap, iris almond bertemu dengan oniks dalam dan jernih.Tianmo sedikit bergetar seolah enggan untuk melepas gadis yang lembut dan harum ini.
"Ehem..."
Wucai langsung menginterupsi suasana romantis itu. Wajahnya tampak kesal saat melihat posisi putrinya dan Tianmo yang ambigu. Bagaimanapun pada jaman ini pria dan wanita tidak boleh bersentuhan. Melihat posisi seperti ini Wucai takut akan memperburuk reputasi Qi qi yang saat ini dikenal luas karena pertunangan yang dibatalkan.
"Tuan Pejabat Tianmo mohon untuk tidak menyebarkan kejadian ini. Ini menyangkut reputasi putri saya," ucap Wucai.
"Saya bukan seorang yang suka mengumbar hal-hal seperti ini. Pejabat Mo bisa tenang."
Mo qi qi memasang wajah malu-malu bersembunyi di balik tubuh Wucai. Sekilas dia melirik dan mencuri pandang dari punggung Wucai yang berdiri tegak. Tubuhnya membeku saat menyadari jika Tianmo memperhatikan dirinya dengan senyum menawan.
'Pantas saja dia dijuluki pangeran bulan, benar-benar seperti jelmaan cahaya bulan.
"Kalau begitu saya bisa tenang." Wucai menangkupkan kedua tangannya. Tianmo-pun berpamitan dengan mereka berdua, tapi sebelum naik kereta pria itu sempat melirik Qi qi yang wajahnya merona.
Kepergiannya Tianmo menimbulkan seringai seksi di bibir Qi qi.
'Umpan pertama telah disebar. Tinggal menunggu ikan mencari umpan lagi,' batin Mo qi qi. Dia yakin akting malu-malu kucingnya tadi berdampak di hati Tianmo, jika pria itu tertarik maka dia pasti mendukungnya dikemudian hari.
'Kita lihat saja nanti.'
Wucai melihat ekspresi Qi qi dengan sedih. Karena pertunangannya dibatalkan maka untuk dekat dan menjalin hubungan dengan gubernur Tianmo itu akan sulit. Dia hanya berdoa semoga putrinya mendapatkan jodoh yang baik dan dapat hidup tentram.
***
Disisi di lain, permaisuri Shen hui tampak kesal dengan ulah pangeran Long feiye.
"Seharusnya kamu tidak begitu impulsif . Apa kamu tidak tau jika Qi qi adalah keponakan dari Chu hong. Penguasa kota obat. Jika mereka tersinggung maka untuk kebutuhan pengobatan pada negara Song akan mengalami kendala." Shen hui begitu marah hingga melemparkan teh ke depan Feiye yang berlutut.
Disamping untuk balas budi tujuan pernikahan Feiye dan Qi qi sebenarnya untuk mendukung pasokan obat ke negeri Song. Long jinchen yang melihat ibunya meledak karena amarah segera menenangkan Shen hui.
"Ibunda permaisuri tidak boleh cemas, bagaimanapun pejabat Mo adalah pejabat kita, jadi dia tidak mungkin membiarkan kita kekurangan obat." Sebenarnya Jinchen juga tidak yakin dengan opininya.
"Kau terlalu naif Pangeran mahkota, jika pejabat Mo tidak mau tau__kita juga tidak bisa berbuat apapun. Terutama posisinya saat ini hanya pengurus dokumen negara," ucap Shen hui.
"Maka dari itu putra mahkota ini akan mengusulkan kepada yang mulia ayahanda untuk mengangkat pejabat Mo menjadi pejabat tingkat empat yang bertugas untuk menangani kesehatan."
Shen hui tidak langsung memjawab saran Jinchen, setelah berpikir beberapa saat ia merasa ucapan Jinchen masuk akal.
"Baiklah, semoga saja Qi qi tidak menceritakan kejadian sebenarnya pada Chu hong."
Shen hui kemudian memberikan kedua pangerannya undur diri. Jinchen pamit untuk menuju perpustakaan istana sedangkan Feiye masih diam di taman istana Phoenix.
Ada yang mengganggu hati Feiye setelah acara pembatalan pertunangannya. Dia yang awalnya menginginkan pertunangan ini dibatalkan merasa seperti korban. Feiye merasa Qi qi telah menipunya dengan berpura-pura menjadi pengecut dan menyembunyikan bakatnya sehingga membuatnya membatalkan pertunangannya. Diam-diam Feiye curiga jika Qi qi memiliki pria dalam kegelapan.
"Aku harus menyelidikinya. "
Dengan demikian, rencananya untuk mengajukan pertunangan dengan Weiyan dari keluarga Bei terpaksa ia undur. Dia ingin melihat situasi terlebih dahulu. Terutama saat ini kemarahan Shen hui belum hilang. Jika dia nekat bertunangan dengan gadis lain, Feiye takut ibunya akan muntah darah karena marah.
Tbc