Chapter 3

1042 Words

Suasana kantin di salah satu universitas yang terletak di kawasan Itacha, New York–Cornell University, tampak ramai. Semua orang sibuk melakukan banyak hal di kantin. Ada yang sekadar bertukar pikiran, menyantap makanan, dan masih banyak hal lainnya. Willem sendiri hanya melamun sambil tersenyum-senyum seperti orang gila. Banyu—sahabatnya mengerutkan dahi menatap heran sang sahabat. "Bro! Are you okay? Kenapa senyum tidak jelas begitu?" tegur Banyu mengusik apa yang Willem pikirkan. Laki-laki itu justru menyengir ketika ditegur olehnya. "Iya... gila karena cinta." Banyu menggelengkan kepala. Agak berlebihan sebenarnya mendengar kalimat Willem barusan. Ya, berhubung cinta memang tidak masuk logika jadi dia memaklumi. "Deborah William? Memangnya kau sudah menjadi simpanannya? Eh—laki-l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD