Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Yasmin sesekali menatap ke arah kantor Aril. Gadis itu tak sabar menunggu atasannya keluar dari ruangan. Hingga akhirnya apa yang ditunggu Yasmin menjadi kenyataan. Aril keluar dari kantor. Yasmin lekas menarik mukena dari laci dan berdiri. Jelas Hilda kaget melihat pergerakan temannya itu. “Mau ke mana?” tanya Hilda. “Salat, lah. Mumpung belum azan. Sayang bisa lama-lama berdoa,” jawab Yasmin dengan suara yang agak keras agar terdengar Aril. Begitu pria itu melewati meja Yasmin, Aril sempat melirik gadis itu. “Mau salat?” tanya Aril. “Iya, Pak. Ini lagi nunggu Hilda,” jawab Yasmin sambil tersenyum. Aril hanya mengangguk lalu meninggalkan ruangan. Kini ekspresi Hilda semakin bingung. Dia menatap Yasmin dan Aril bergiliran. “Kamu kenapa,

