“Bintang,” panggilnya saat Langit berhasil mengejar dan menghentikan langkah Bintang. Langit meraih tangan Bintang, diciuminya tangan lembut Bintang penuh sayang. Setelahnya, ia merengkuh tubuh mungil gadis itu lalu dibawanya ke dalam pelukan. “Jangan kayak gini, Bintang. Aku jauh-jauh pulang dari Jakarta ke Surabaya, cuman buat nemuin kamu. Aku gak mau nyari ribut sama kamu. Aku kangen kamu, Sayang.” Langit semakin mempererat pelukannya. “Aku juga gak mau ribut, tapi kamu yang cari ribut!” ujar Bintang tak suka. “Iya, aku salah. Aku minta maaf, ya? ya sudah, jangan di bahas lagi. Kita damai.” Langit melepaskan pelukannya. Ditangkubnya wajah bulat milik Bintang. “Iyeee.” Terlihat Bintang yang masih menekuk wajah cemberutnya. “Udah, jangan manyun gitu. Ayok ja

