Baik Bintang maupun Adryan, tidak ada yang mau menjawab. Hingga akhirnya, Adryan memilih untuk bersuara. Adryan mengulurkan tangannya pada seseorang yang ia yakini sebagai kekasih Bintang. “Saya Adryan Orlandion, dokternya Bintang. Mas tidak perlu takut. Saya tidak memiliki hubungan apa pun dengan Bintang. Kita hanya sebatas dokter dan pasien.” Dengan hati yang berdenyut nyeri, Adryan memperkenalkan dirinya. Tidak seharusnya Adryan sakit hati seperti ini. Toh, memang dirinya bukan siapa-siapa bagi Bintang. Hanya sebatas doker dan pasien. Tidak lebih dari itu. Tapi Adryan tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Hatinya ternyata sakit. Adryan tahu ini salah, tapi Adryan juga tak punya kuasa untuk mengendalikan perasaannya. Mencintai sendirian, nyatanya tak semudah yang di

