Jarum jam terus berputar mengelilingi porosnya. Bintang merasa, waktu kali ini berjalan lebih cepat. Entah mengapa, dirinya masih belum ingin pulang. Angka di dinding yang berderet rapi menujuk pukul 1 siang. Mau tidak mau, Bintang harus pulang karena waktu kuliah sudah berakhir 15 menit lalu. “Bin, pulang bareng apa dijemput doi?” tanya Nanda seusai bersiap dengan buku-buku yang dirinya masukkan ke dalam tas. Bintang menggeleng pelan. “Belum tahu, Nan. Bentar ya, aku tanya dulu.” Bintang mulai menghubungi Langit. Namun di tempatnya, Kedua orang tua Langit dan Selin masih berbincang serius membahas tanggal berlangsungnya pernikahan mereka. Langit pun menolak panggilan dari Bintang. Setelahnya, ia mengetikkan sesuatu untuk gadis itu. Langit: Maaf ya, Sayang.

