Chapter 3 "Pelarian"

2088 Words
Mobil mahal yang bella naiki sekarang tengah melaju menuju bandara djuanda di surabaya. Bella sangat gelisah karena akan meninggalkan ibunya sendiri, dan parahnya dia akan tinggal dengan ayah yang belum ia temui sebelumnya. Bagaimana kalau ayah nya kejam dan akan menjualnya nanti. Pikiran jelek terus saja terlintas di pikirannya, bagaimana tidak yang membawa nya saja sekarang wajahnya tampak sangar dan jangan-jangan ayahnya adalah seorang gengster. Bella mencari-cari ide untuk kabur dari sini sekarang sebelum terlambat. Dan setelah lama memikirkan ide apa, akhirnya satu cara terlintas dipikirannya. “kita akan segera menuju bandara dan naik pesawat menuju jakarta”kata pria berjas hitam disamping bella “baiklah saya akan ke jakarta, tapi tolong hentikan mobilnya dulu saya ingin buang air”kata bella mencari ide “anda tidak bisa turun sekarang nona, kita hampir sampai” “apa anda mau saya mati disini karena menahan kencing”kata kasar bella sukses meluncur begitu saja Tak berapa lama pria tersebut memberikan sinyal agar menurunkan bella dari mobil sebentar. Segera setelah itu bella langsung mempersiapkan diri dengan mengencangkan tali sepatu yang tengah ia pakai. Bella turun di sebuah pusat keramaian, bella turun di sebuah pasar di daerah surabaya. Entah bella tidak tau namanya apa. Di udara yang sangat terik ini bella berjalan beriringan dengan para pria yang entah terus saja mengikutinya kemana saja. “apa kalian juga mau masuk dengan ku”bella menunjuk toilet perempuan di depan nya Dua pria tersebut ahirnya menunggu di depan toilet seperti para pengawal sadis yang terlihat di televisi. Bella melangkah masuk ke kamar mandi dan mencari-cari jendela untuk pelariannya. Dan benar ada satu jendela yang menuju pas di belakang pasar. Bella langsung saja mencari pijakan kayu yang ada di depan kaca toilet. Bella sukses melompat dari ketinggian yang lumayan tinggi.  Bella langsung berlari menuju kemanapun asal dia bisa bersembunyi dan melarikan diri. Bella tak memikirkan para pengawal yang mungkin sekarang kewalahan mencarinya yang tak ada di toilet. Bella merogoh saku yang ada handphone disana, dan bodohnya bella menaruh handphonenya di tas kecil yang ditaruh dibagasi. Sekarang bella malah tidak membawa apa-apa kecuali dirinya sendiri. “o h sial”umpat bella Saat bella berlari menuju gerbang luar pasar nampak para pengawal tadi mencarinya, dengan sekuat tenaga bella lari dan mencoba bersmbunyi. Namun semuanya gagal dan mereka hapal dengan apa yang bella kenakan hari ini. mereka terus saja mengejarnya tanpa ampun. Hingga jarak mereka hanya beberapa centi bella pasti akan tertangkap. Oh tuhan bella memohon agar dirinya terselamatkan. Tiba-tiba ada gerobak sayur yang pas melintas padanya dan dagangan nya jatuh karena terkena senggolan pejalan kaki lain. Kali ini tuhan mengabulkan permintaan bella. Bella bersembunyi di balik toko yang sepi yang menghadap ke barat. Sial nya para pengawal itu juga mencarinya sampai kesana, karena kehabisan akal akhirnya bella berjalan lagi dan bersembunyi di belakang seseorang yang entah dia siapa. Perawakan nya tinggi, dia tampan dan umurnya sekitar awal 20 an. Pria tersebut sempat terkejut dengan kedatangan bella yang tiba-tiba saja mendekat padanya.  “maafkan saya... tolong saya... saya mohon”pinta bella pada pria itu “tolong apa?”tanya pria itu “saya lagi dikejar-kejar oleh penjahat apa anda bisa menolong saya”keluh bella Para pengawal yang mengejarnya tadi makin dekat langkahnya dengan mereka. pria tersebut segera membawanya ke samping toko kosong di samping, pria itu mendekatkan wajahnya kepada bella, dan entah apa maksud nya. Hingga jarak mereka hanya bebrapa centi, dia menghentikan pergerakan wajahnya dan menyuruh bella diam. Tak berapa lama para pengawal tadi pergi melewati mereka, dan pria tersebut akhirnya melepaskan bella setelah ia mendorongnya. “apa yang sudah anda lakukan.. anda gila ya meluk-meluk orang “kata bella kasar “hey.. anda yang tadi butuh bantuan saya kenapa harus marah-marah” “anda menacri-cari kesempatan dalam kesempitan ya... dasar pria m***m” olok bella “dasar gadis tak tau terima kasih, masih untung saya tolong daripada nanti kamu bakalan kena masalah”kata rendy kesal “apa kau tak akan berterima kasih padaku anak kecil”katanya lagi “apa anak kecil... dasar pria m***m gila hormat”kata-kata itu terlontar saja keluar Rendy mendengus kesal pada bella karena perkataan nya yang tidak sopan. Rendy mencari-cari sesuatu di saku saku jaket tipis yang bella kenakan ini. “mana ktp kamu.. saya ingin laporin kamu ke kantor polisi”kata rendy lagi “apa laporin saya? Kenapa” “karena kau pasti kabur dari orang tuamu kan. Aku kenal banyak anak nakal sepertimu” “apa? Apa yang anda cari sudah lepaskan” bella melepaskan tangan rendy yang menarik jaketnya “kau mau menyelesaikan nya disini atau di kantor polisi?” “baiklah saya akan berterima kasih....” Rendy tampak menyilangkan tangan nya didada. “maafkan saya.. dan terima kasih atas bantuan nya” “oke permintaan maaf kamu aku terima” Dengan kesal bella melangkah pergi dari hadapan rendy. Namun tangan besar itu meraih lengan bella dan sukses menarik nya di hadapan nya. “kau mau kemana.. akan aku antar”kata rendy “saya bisa sendiri.. “ lantas bella langsung pergi meninggalkan rendy dengan senyuman kecutnya. Rendy tampak tersenyum dengan tingkah bella yang ceplas-ceplos tersebut. Itulah pertemuan singkat pertama bella dengan rendy sebagai orang asing yang sama-sama memiliki tempramen aneh. Bella mengoceh dari tadi agar tidak dipertemukan lagi dengan pria m***m aneh itu.  --**--- Malam tiba bella baru sampai di kampung nya dan menuju rumah yang ia tinggali. Bella berlari kecil untuk sampai di pekarangan rumahnya. Bella mengetuk berkali-kali pintu kayu berwarna coklat itu namun tak ada respon dari dalam, bella akhirnya menarik konp pintu dan benar tidak dikunci. Segera mungkin bella masuk kedalam. Betapa terkejut disana tampak berantakan dan tidak ada satu pun barang yang ada. Ibunya pergi entah kemana setelah menggirim bella pergi kepada ayahnya. “ibu.. ibuk....”bella terus memanggil-manggil ibunya namun tetap tak mendapati ibunnya Tak berapa lama mobil mewah yang tadi membawanya pergi sampai dipekarangan rumahnya. Dengan takut bella keluar dari rumahnya dengan tatapan kesal. “dimana ibuku? Apa yang sebenarnya kalian lakukan?”tanya bella dengan emosi yang memuncak “ibu anda ada di tempat yang nyaman dan bagus.. jika anda ingin bertemu dengan nya.. nona silahkan ikut dengan kami ke jakarta” “apa jakarta.. aku tidak akan kesana.. katakan dengan atasan mu itu” Pria tersebut menekan nomor di layar besar hp hya. Tak lama kemudian dia memberikan hp tersebut pada bella. Begitu terkejut dengan suara yang ada adalah ibunya. Ibu bella mengatakan banhwa dirinya baik-baik saja dan memintanya ikut dengan pengwal itu ke jakarta. Namun dengan kepala batunya bella tetap tidak mau dan memilih untuk menunggu ibu nya pulang. “apa kau mau ibu mati dengan kembali kesana?”  Kata-kata itu membuat hatiku teriris. Sebenranya apa yang terjadi. “ibuk... apa maksud ibu?” “cepat pergi lah ke jakarta dan lakukan apapun yang di perintahkan” Ibu bella menutup begitu saja panggilan itu. Bella akhirnya menuruti semua yang diperintah ibunya dan pergi ke jakarta. --**-- JAKARTA 2018 Pesawat telah mendarat di langit jakarta, hampir 3 jam lamanya bella berada di pesawat. Bella sangat marah dengan apa yang telah menimpa dirinya. Sesampainya di halaman rumah yang sangat mewah tersebut bella keluar dari mobil dan berjalan menuju rumah. Disana tampak banyak sekali pembantu yang berjejer dan menyambut bella datang.  Bella sangat takjub dengan bangunan ala eropa yang sekarang tengah ia masuki. Salah satu dari pembantu yang berjejer mereka membawakan satu persatu barang bawaan yang bella bawa. “tidak.. tidak usah saya bisa membawa nya sendiri”kata bella “tidak papa nona ini sudah tugas saya” “ah.. iya”akhirnya bella menyetujui apa yang dikatakan pembantu tersebut Belum juga sampai di dalam bella sudah dihadang oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu tirinya. “kau siapa? Kenapa kau bisa masuk kemari?”tanya bu larissa “dia akan tinggal disini mulai sekarang.. dia adalah anakku rabella anastasya rudolfiano”kata ayah tiriku menurunni tangga  “apa anak? Apa maksudmu sayang” “mulai sekarang kalian semua yang ada di rumah ini perlakukan dia selayaknya robby dan sania “perintah tuan anang “baik tuan”para pembantu tersebut menuruti apa yang dikatakan tuannya Bella tak habis pikir, bagaimana bisa bella sampai di kandang macan dan bertemu orang-orang yang kejam menurutnya Seorang anang rudolfiano adalah ayah kandung bella dan akan merawat nya. “antarkan bella kekamar nya dan siapkan semua barang kebutuhan nya”perintah tuan anang Bella hanya menuruti apa yang dikatakan ayah nya itu dan berjalan menuju lantai 2 di rumahnya. Kamar bella terletak di barisan kedua kamar lainnya. Setelah membuka knop pintu bella memasuki kamarnya yang bak istana. Bagaimana bisa kamar itu seukuran rumah sewa nya di kampung. “ini kamar atau istana...”bella takjub dengan apa yang dilihatnya sekarang Bella mengeluarkan semua barang-barang nya yang ada di tas dan menaruhnya satu persatu kedalam tempat yang sudah di sediakan di kamarnya. Tak berapa lama ada seseorang yang mengetuk pintunya. Setelah kubuka ternyata ada seorang pembantu yang membawakan makan dan baju hangat untuk bella. “ini nona.. anda bisa makan siang disini. Perkenalkan mulai sekarang saya adalah pembantu anda nama saya bi ijah” kata bi ijah memperkenalkan dirinya “ah baik.. nama saya rabella anda bisa memanggil saya bella” “baik nona” Wanita paruh baya tersebut keluar dari kamar bella dan menuju dapur di lantai dasar. --**-- Rumah Sakit Mutiara Di malam yang dingin banyak sekali orang yang masih berlalu lalang di dalam rumah sakit tampak seorarang pria yang mengenakan seragam OB membersihkan ruangan VIP di lantai 7. Disana tampak seoarang wanita paruh baya yang memiliki paras cantik tengah merajut sweater warna abu-abu. “permisi, saya akan membersihkan kamar ini.. maaf menggangu”kata rendy “iya nak silahkan...”kata wanita tersebut dengan lemah Rendy membersihkan setiap sudut lantai disana. Rendy tampak memandangi wanita yang tengah merajut sweater indah tersebut, rendy sempat mengingat ibunya yang telah meninggalkan nya 15 tahun yang lalu. Dengan cepat rendy segera menghilangkan pikiran nya tersebut dan kembali fokus pada pekerjaan nya. Tiba-tiba secarik benda berbentuk persegi jatuh ke lantai. Rendy memunggut kertas tersebut dan melihat gambar yang terpampang disana. Ternyata benda tersebut adalah sebuah foto, disana tampak seorang gadis cantik berusia sekitar 17 tahun yang membawa bunga dengan memakai sweater warna abu-abu persis seperti yang di rajut oleh wanita tersebut. “maaf bu.. ini foto anda jatuh” cecar rendy “oh benarkah... untunglah tidak hilang”jawab nya Rendy mengangguk dan kembali mengepel lantai. Namun tiba-tiba wanita tersebut bercerita tentang gadis yang ada di foto tersebut. ternyata gadis itu adalah anaknya saat berumur 17 tahun. Rendy mendengarkan nya dengan seksama sebagai penghormatan. “anakku bernama rabella, dia cantik dan masih muda.. walau sifat nya agak keras tapi dia memiliki kepribadian yang baik” “kau juga pemuda yang baik, kalau nanti aku sudah bertemu dengan putriku.. aku akan mengenalkannya dengan mu”kata ibu itu lagi Ternyata wanita tersebut adalah ibu bella yaitu anita. Ia berada di rumah sakit karena akan menjalani operasi transplantasi ginjal. Anang rudolfiano membawa nya ke rumah sakit untuk membantu wanita yang pernah dicintainya itu tetap sehat. Rendy hanya mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh bu anita. Setelah selesai membersihkan kamar itu dia kembali ke lantai dasar untuk pulang. Rumah kediaman rudolfiano Sania pulang dengan keadaan marah dan langsung menuju lantai 2 menemui bella dikamarnya. Sania tidak terima ada anak lain dari ayah nya yang tinggal bersama dengan mereka.  Sania mengedor pintu kamar bella dengan keras dan mengakibatkan bella terganggu dan akhirnya membuka pintu. Sania tampak melotot dan hampir membuat matanya keluar. “keluar sekarang dari rumahku”bentak sania “apa hak mu menyuruhku pergi”jawab bella dengan santai “aku sania rudolfiano, anak perempuan satu-satunya anang rudolfiano”teriak sania “ah... terus apa kaitan nya dengan ku?” “pergilah dari sini dasar anak haram” Bella tersenyum kecut dan ingin menutup pintu kamar nya lagi namun tiba-tiba pipinya yang mulus ditampar keras oleh sania dan mengakibatkan merah plakkk “apa yang kau lakukan”teriak bella “itu tamparan yang cocok untuk anak haram sepertimu” Tak terima ditampar begitu saja oleh sania, bella ganti mendaratkan tangan nya ke pipi sania. plakkkkk sania tampak memegangi pipinya yang sakit terkena tamparan keras. Sania tak mau kalah dan ingin menampar kembali bella. Namun bella dapat mencekal tangan sania dan menghempaskan tangan sania begitu saja kebawah. “jangan coba-coba menghinaku lagi”teriak bella  Malam itu menjadi pertandingan sengit antara sania dan bella di kediaman rudolfiano. Bella sangat marah dan tidak terima di rendahkan oleh saudara tirinya tersebut. --**--
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD