MARI MENGENAL AZKARANI

1027 Words
Bagaimana dua orang yang bahkan tidak pernah saling mengenal bisa menjalin hubungan? Azka berjalan santai menuju lapangan dengan baju olahraganya, di sepanjang jalan banyaknya kaum hawa yang menyapanya, tapi Azka tak sedikitpun menyahuti teriakan mereka. Azka berjalan dengan tegap, sesekali ia mengacak rambutnya asal. Keringatnya bahkan sudah mengucur dari pelipisnya, Azka mengulum bibirnya, di ambilnya bola basket yang terlempar di pinggir lapangan tadi, lalu ia pantulkan seraya berlari menuju ring. Semua kaum hawa bersorak heboh, bukan hanya karena permainan hebat yang Azka mainkan, tapi juga tentang ketampanan wajah yang Azka miliki. Karena matahari semakin meninggi dan terik Azka langsung saja menghentikan permainnya, semua penonton bersorak kecewa, Azka menyibakkan baju seragamnya, lalu membuka seragamnya sehingga memamerkan kaus yang tidak berlengan dan menampakkan otot-otot lengannya. Kaum hawa sontak saja berteriak heboh saat melihat pemandangan tersebut, Azka melemparkam seragamnya pada Arka yang baru saja melewati koridor sekolah. "Woii apaan! Demi neptunus!" Cecar Arka saat seragam Azka sudah mendarat mulus menutupi wajahnya, Azka malah hanya memasang wajah santai tanpa rasa bersalah. Langsung saja Arka menyibak baju milik Azka yang sudah basah oleh keringatnya,"Anjer masam woy!" Pekik Arka heboh sendiri, melihat hal tersebut Azka malah tersenyum kecil. "Bawain pulang!" Perintah Azka sesukanya, Arka tidak terima dam langsung saja melotot pada kembarannya tersebut,"Gila!" Melihat wajah kesal milik Arka membuat Azka mendekatinya lalu merangkul Arka,"Arka nanti malam mau balap gak? Motor Azka nganggur, Azka kan mau belajar," Arka hanya bisa menegak salivanya kasar saat Azka berusaha untuk menggodanya. Arka menghilangkan jauh-jauh godaan Azka yang menggiurkan, jujur! Balap pake motor besar milik Azka sangat menguntungkan pada motor besar milik Arka yang sering kali membuatnya kalah, atau bisa jadi sial. Azka sangat merawat motornya, bahkan Azka sudah mengganti body motornya menjadi lebih menarik, Azka memang laki-laki yang pandai merawat barang terlebih lagi peliharaan kucing kesayangannya yang bernama seksi. "Arka ada tugas kan? Kayaknya Azka bisa buat tugas double deh nanti malam," ia kembali menggoda, sudut mata elang Azka melirik Arka yang sekarang sedang menimang ingin menerima tawarannya atau tidak. "Janji ya?" Alis Arka saling bertautan, yang mendapatkan sambutan anggukan kepala dari Arka, tangan Azka langsung saja menoyor kepala Arka. "Bye!" Laki-laki itu melenggang santai meninggalkan Arka yang sekarang hanya bisa menggeleng dan menatap jijik pada seragam Azka yang sudah basah oleh keringatnya. Azka melangkah panjang dengan kaki jenjangnya, matanya menyelusup setiap inci ruangan, ia sekarang sudah masuk pada kelas asing baginya, kelas yang tadinya heboh dan ribut karena jam kosng langsung saja terdiam saat Azka datang tanpa mengetuk ataupun permisi di kelas itu. Rani, bunga dan Ani langsung saja membelalakkan mata mereka, Azka adalah topic yang selalu Bunga dan Ani ceritakan pada Rani, Rani terkesima dengan ketampanannya tapi ia juga menjadi takut akan wajah seramnya. Tatapan tajam Azka membuat seisi kelas hanya bisa menegak saliva mereka secara kasar, Azka tidak akan datang ke kelas orang lain kalau tidak berkelahi ataupun ada sesuatu yang penting. Mata elang milik Azka langsung saja tertuju pada gadis yang sudah menatapnya kaku,"Lo!" Tunjuk Azka, semua kepala langsung saja menoleh pada seseorang yang Azka tunjuk. "Mampus gue! Kenapa gue?!" Rani membantin. Azka melipatkan kedua tangannya, laki-laki tersebut bersender di papan tulis seraya menggigit bibirnya, kaki Rani sudah bergetar bersama jantungnya yang berdegup kencang saat ini. Setau Rani ia tidak pernah mengobrol langsung dengan Azka, tapi kenapa laki-laki itu bisa datang padanya, mimpi buruk bagi Rani, sungguh! Semua penduduk kelas, atau bahkan semua murid yang sudah berdorong-dorongan di luar kelas karena ingin meyaksikan kerecohan apa lagi yang akan Azka perbuat langsung saja membuka mulut mereka lebar-lebar. "Nama lo siapa?" Tanya Azka datar. Rani hanya bisa diam seraya memejamkan matanya. Ia harap Azka tidak akan menelannya hidup-hidup di depan orang banyak. Melihat gadis itu tidak menjawab membuat Azka kesal sendiri,"JAWAB!" Rani langsung saja terperanjat kaget,"Heh kalau ngomong jangan pake urat dong, cukup bakso aja yang ada uratnya," cebik Rani ia memasang wajah kesal. Mereka yang mendengarkan jawaban dari Rani hanya bisa menatapnya takjub, bagaimana ada seseorang yang bisa menentang Azka? Laki-laki pertama yang paling di takuti dan di segani. Azka menatap tajam padanya,"Jadi?" Azka mengulum bibirnya sejenak,"Lo udah berani melawan gue?" Azka mengangguk. Rani malah mengerutkan dahinya, seingat Rani dia tidak bersalah,"Kenapa jadi gue yang salah? Wahai Azka sok jagoan dan dingin, mau lo apasih? Jangan mentang-mentang lo berperan penting di sekolah ini jadi lo seenaknya, jangan mentang-mentang lo ganteng lo bisa bersikap sesukanya," telunjuk Rani mengarah pada Azka yang kini sudah memancarkan wajah merah padamnya yang sudah siap di ledakkan sekarang juga. Azka tadinya memanggil gadis tersebut karena iseng saja dan ingin mengerjainya untuk membelikannya makanan di kantin, tapi melihat respon Rani yang buruk membuat Azka mengurungkan niatnya. Athaya Maharani Blythe. Mata Azka menatap nyalang pada nama yang tertera jelas pada seragam gadis pemilik rambut sebahu tersebut. "Lo anak beasiswa kan? Gue bisa aja cabut beasiswa lo, dan lo harus di hukum," ancam Azka dengan senyum sarkatisnya. Mendengarkan hal tersebut membuat Rani kini malah memutar bola matanya pada Azka,"Kenapa lo jadi seenaknya gini sih, gue tau lo bisa lakuin apa aja yang lo suka, tapi lo gak bisa merugikan orang lain hanya karena orang tersebut melakukan pembelaan terhadap dirinya," Rani menentang, tapi Azka tidak peduli. Laki-laki itu tetap saja memasang wajahnya datar,"Hukumannya lo sekarang adalah pacar gue!" Deg! Rani diam seribu bahasa, semua penonton langsung bergumam tidak jelas, pasalnya tidak pernah ada sejarahnya seorang Azka memiliki seorang pacar. "Lo gak bisa ngelakuin hal ini, ini gak adil!" Rani menolak keras, Azka tidak peduli,"Lakukan apa yang pacar lo perintah ini," Azka menggertakkan giginya geram, matanya menghunus memberikan tatapan permusuhan untuk Rani. Laki-laki itu langsung saja pergi seakan tidak ada beban setelah berhasil mengacaukan dan membuat heboh sekolah, ia melewati gerombolan murid di depan pintu kelas yang kini memberikan luang agar Azka bisa keluar. Azka langsung mendengus ketika Arka dan Reza sekarang sudah berada di depannya. "Demi sempak petrik! Azka akhirnya lo pacaran!" Reza memeluk Azka heboh, Azka tidak membalasnya malah Azka hanya memasang wajah acuh dengan kedua tangannya yang ia selipkan di kedua kantong celana abu-abu miliknya. "Demi rambut spongebob, Azka lo buat geger satu sekolah," tangan Arka menepuk pundak Azka. "Akhirnya lo gak belok ya ternyata," kata Arka. Azka mendorong Arka dan Reza agar menjauhi dirinya,"Berisik!" Azka tersenyum penuh kemenangan,"Permainan di mulai Rani!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD