My Husband Is The Wolf King

Iloya menggosok mata beberapa kali berharap tatapannya berubah. Namun, seberapa keras dia berusaha, nyatanya penglihatannya tetap sama. Ini tidak mungkin, ucapnya dalam hati. Bagaimana bisa halaman rumahnya yang sempit dan penuh dengan ikan cupang berubah luas dengan banyak ditumbuhi bungan beraneka warna. Ini mustahil. Pasti gue berhalusinasi, Iloya menekan hati agar tidak mempercayai penglihatannya. Ragu-ragu Iloya mengulurkan tangan untuk menjangkau bunga tulip yang ada di samping saat dia berdiri sekarang. Baru tangannya menyentuh bunga tulip, dengan tergesa Iloya menariknya kembali. Dia menutup cepat mulutnya menggunakan kedua telapak tangan karena shok. Bunga itu nyata. Dia bisa merasakan sentuhan dingin dan lembut dari kelopak yang tadi dia pegang. Ada apa ini? Kenapa sangat tidak masuk akal? Iloya mengingat-ngingat kembali kejadian sebelum dirinya ada di sini. Saat itu, sebelum Iloya tidur. Dia ada membaca sebuah buku pemberian seorang kakek berjanggut panjang. Awalnya buku itu kosong, tapi saat Iloya tak sengaja menumpahkan air, buku itu mengeluarkan tulisan tak terbaca. Namun, anehnya Iloya dapat mengerti akan maksud kata-kata dalam buku itu. Setelah selesai membaca, Iloya menemukan bahwa buku itu adalah sebuah karangan fantasy bertema Love of the vampire Lord. Hiiiy, Iloya bahkan sampai merinding takut kalau di dunia ini benar-benar ada vampir. Namun, dia menyayangkan sosok tokoh antagonis dalam karangan ini yang mati sia-sia hanya karena ingin melindungi gadis yang jelas-jelas tidak menyukainya. Terlalu dibutakan oleh cinta sampai rela dia dipenggal di hadapan banyak orang demi melindungi gadisnya dari fitnah yang mengatakan telah melakukan kudeta. Sungguh, akhir yang tragis. Tapi tunggu, kenapa halaman rumahnya ini mengingatkan Iloya pada karangan semalam yang dia baca. 'Mariana adalah seorang yatim piatu, gadis penjual bunga dengan hidup yang pas-pasan. Gadis dengan kulit putih serta rambutnya yang juga berwarna putih langka itu, setiap hari selalu merawat bunganya agar bisa ia jual. Awalnya dia adalah gadis baik dan jujur. Namun, itu berubah saat tau orang yang dia cintai ternyata sudah memiliki calon istri. Dan yang lebih menyakitkan, ternyata calon istrinya itu adalah sahabatnya sendiri yang selalu memberi dia semangat untuk tidak menyerah mendekati laki-laki yang dia sukai. Mariana yang baik hati dan jujur berubah menjadi orang yang haus akan kuasa dan menghalalkan segala cara untuk menggagalkan rencana pernikahan mereka. Salah satunya meracuni samg mempelai perempuan tepat di hari pernikahannya. Namun, entah bagaimana Pangeran Dar atau Darions de Atlantaka Pangeran dari Kerajaan Bangsa Vampir mengetahuinya sehingga mengumumkan keputusan agar Mariana dipenggal bersamaan dengan sang antagonis'. "Nona Mariana." Iloya menoleh kearah samping, tepat di mana seorang laki-laki tampan baru saja memanggilnya. Dia tidak begitu yakin pada siapa laki-laki itu memanggil. Pasalnya di sini hanya ada dirinya, dan dia bukan Mariana. Untuk memastikan laki-laki itu tidak salah memanggil, Iloya menunjuk dirinya sendiri. Melihat laki-laki itu mengangguk membuat Iloya bertambah bingung. Nama dia Iloya, bukan Mariana. Jadi siapa sebenarnya yang laki-laki ini anggap Mariana? "Maaf Tuan. Saya bukan Mariana, tapi Iloya." Terlihat laki-laki yang Iloya taksir adalah salah satu petarung dari baju zirah dan pedang yang tersampir di pinggangnya itu mengangkat sebelah alis dengan salah satu sudut bibir terangkat. Iloya bergidik, tatapan serta raut wajahnya terlihat persis seperti penjahat berdarah dingin. "Iloya?" suaranya rendah mengalun dingin. Iloya memasang sikap waspada begitu laki-laki itu mulai melangkah mendekatinya. "Ma-mau apa kamu?" Bagitu laki-laki itu sampai di depan Iloya, dia menyibak rambut yang menututupi leher jenjangnya, kemudian mendekatkan wajah keleher itu. Iloya merinding geli saat merasakan laki-laki itu menghirup aroma lehernya. Merasa dilecehkan, diam-diam Iloya mengambil sekop yang dapat dia jangkau, lalau menghantamkannya pada punggung laki-laki yang masih berada dalam jarak dekat dengannya ini. Seolah hantaman pada punggungnya hanya tepukan pelan, laki-laki itu menajuhkan wajahnya dari leher Iloya santai. Ada senyum kecil tersungging di bibirnya, "menarik." Iloya mundur ketakutan. Namun, sialnya laki-laki itu juga ikut maju. Iloya terpojok saat punggungnya sudah mencapai batas mundur karena kakinya terhalang tanaman bunga mawar. Melihat Iloya tidak bisa lagi mundur, laki-laki itu berhenti. Namun, sebagai gantinya dia mencondongkan punggungnya hingga wajahnya sejajar dengan wajah Iloya. Laki-laki itu sedikit memiringkan kepalanya, "bagaimana rupa aslimu? Saya ingin melihatnya." Merasa dipermainkan dengan kata-kata tidak jelasnya, Iloya membenturkan dahinya sendiri pada dahi laki-laki yang tengah berada di depan wajahnya tapi, bukan laki-laki itu yang mengaduh kesakitan melainkan malah dirinya. "Jangan bicara sembarangan! Ini wajah asliku, memangnya saya pernah oprasi pelastik apa?" Iloya membentak sambil mengusap dahinya yang nyeri. Sial, Iloya mendelik kesal. Kenapa laki-laki ini seolah tidak punya rasa sakit? Apa dia seorang yang masokis? Iloya terkaget-kaget dalam hati. Seringaian laki-laki itu makin lebar, matanya menyipit membentuk bulan sabit. Laki-laki itu terlihat begitu senang seolah mendapat mainan baru. "Begitukah?" "Iyalah." Mariana menjawab sewot. Namun, begitu dia menyibak rambutnya, dia merasa ada yang aneh. Buru-buru dia melihat rambutnya, kemudian dia melotot. Kemana rambut hitam lepeknya? Kenapa sekarang dia mempunyai rambut halus juga berwarna putih? Tidak, Iloya menolak pemikiran yang masuk keotaknya. Tidak mungkin 'kan kalau dia masuk ketubuh Mariana dalam karangan fantasy yang semalam dia baca? Iloya menangkup pipinya menggunakan kedua telapak tangannya. Benar, harusnya kulit pipi Iloya tidak sehalus kulit pipinya sekarang. "Mariana atau Iloya? Manakah namamu yang sebenarnya?" Laki-laki itu melipat tangan di depan d**a setelah menjaukan tubuh dari Iloya, lalu menatap Iloya dengan gaya arogan seolah meledeknya. Kalau benar gue masuk ke dalam karangan fantasy itu, berarti ini dunia vampir. Alamak, bagaimana caranya agar dia dapat kembali kedunia asalnya? Dan yang lebih penting sekarang jika benar dia memasuki tubuh Mariana, Mariana vampir apa bukan? Iloya tidak dapat untuk tidak berpikiran ngeri. Dia melihat laki-laki dengan perawakan tinggi besar, berkulit pucat, berahang tegas, serta wajah tampan tak manusiawi dengan pupil mata berwarna kuning keemasan itu penuh harap. Iloya tidak mungkin salah menebak. Dari segi visual yang buku karangan fantasy itu sebutkan, laki-laki ini adalah Raja bangsa Serigala, Rainer van Alterion. Musuh besar Bangsa Vampir dari ciri khas yang dimilikinya yaitu mata kuning keemasan dan rambut silver. Walaupun semua bangsa serigala mempunyai mata sama. Namun, mereka hanya bernetra kuning saja, tidaka ada yang berambut silver seperti yang dimiliki keturunan sah sang Raja. Kalau dia ingin bertahan di dunia mengerikan ini sebelum menemukan cara untuk kembali kedunia asalnya, maka dia harus bisa menjadikan laki-laki ini pelindungnya. Dikabarkan kalau Raja Rainer van Alterion mempunyai kekuatan luar biasa melebihi pemeran utama laki-laki. Ya, dia harus mengikat Raja ini agar tetap di sisinya sekaligus menyelamatkannya dari hukuman penggal itu. "Tuan," panggil Iloya lembut. Sengaja dia menyelipkan senyuman manis diakhir ucapannya. Laki-laki yang Iloya perkirakan Raja Rainer van Alterion itu diam, hanya saja alisnya terangkat sebelah menandakan dia cukup mendengar panggilan Iloya. "Menikahlah denganku!" ***