Chapter 2

2112 Words
"pagi tante.. pagi Captain" sapa Erlin pada Grieta yang tengah menyiapkan sarapan dan Edgar yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya di meja makan "Pagi sayang. kemarilah duduk disamping Edgar. Kita makan bersama" ajakkan Grieta Berbeda dengan Edgar yang tidak merespon sama sekali dan masih berkutat dengan ponselnya Erlin menganggukan ajakan Grieta. Dengan segera ia duduk di kursi samping kiri Edgar. Makanan yang disajikan Grieta telah siap untuk mereka makan "Tan, hari ini aku mau jalan-jalan. Setelah sarapan aku akan berangkat" ucap Erlin pada Grieta disela-sela makan nya "Kamu pergi dengan siapa Lin?" Tanya Grieta "Sendiri tan" "Biar Edgar menemanimu Lin" ucap Grieta "Gak" sahut datar Edgar "Ed, jangan gitu sayang. Erlin kan cewek. Kamu tega membiarkan dia di Bali jauh dari rumah sendirian" ucap Grieta "Gak perlu tan, Erlin naik ojek online saja. Lagipula Erlin sudah sering ke Bali jadi tau jalanan Bali kok tan" jelas tolak Erlin "Jangan gitu Lin, anggap ini terima kasih tante. karena kamu dan mama mu sudah susah payah mengantarkan pesanan tante kemarin" balas Grieta "Itu bukan apa-apa kok tan, Erlin senang bisa melakukannya. Lagipula tante sudah memberi tumpangan tidur untuk Erlin itu sudah lebih dari cukup" jawab Erlin "Lin, tolong ya kamu mau diantar Edgar. Tante yang gak enak sama mama mu. Masa tante tega membiarkan anak sahabat tante jauh dari rumahnya sendirian" terang Grieta "Tapi tan... Capt..." ragu Erlin "Ahh kamu tenang saja Edgar mau kok. iya kan sayang?" ucap Grieta seraya menyempitkan mata melirik Edgar Edgar mendengus kesal meng iya kan permintaan mama nya untuk mengantar Erlin berkeliling Bali Setelah percakapan tersebut mereka melanjutkan makannya hingga selesai dan Erlin segera bersiap untuk pergi. Edgar yang sudah menunggu Erlin di mobil mendengus kesal seraya mengklakson mobilnya dengan keras dan terus terusan "Iya... Iya... sabar captain... Gua cewek dimaklumi aja dandan nya lama" teriak Erlin dari jendela kamarnya "Captain apaan kayak gitu! gak ngertiin cewek. Bikin mood ancur aja. Belum juga berangkat, udah bikin kesel. Apa kabar nanti di jalan" gumam kesal Erlin "Tan, Erlin berangkat dulu ya. Sampai ketemu nanti" pamit Erlin yang  berada di ruang keluarga "Iya Lin. Kalian hari-hati ya.." balas Grieta yang dianggukan Erlin Erlin yang masih berdiri di pintu depan rumah tercengang saat melihat mobil Lamborghini Aventador S Roadster terparkir di halaman. Edgar menurunkan jendelanya menatap dingin Erlin "Ini milikmu captain?" Tanya polos Erlin "Tidak! Ini mobil orang yang aku curi" balas datar Edgar "Ha..ha.. kau ternyata bisa bercanda" sahut Erlin yang berpura-pura tertawa. Ia segera memasuki mobil yang dikemudikan Edgar "Kamu mau kemana?" Tanya Edgar "Ehmm aku juga belum tau" balas Erlin Tik (pentikan jari Erlin) "Ah aku lupa.. aku sudah berjanji dengan para fans ku untuk ke Tanah Lot hari ini. Jadi kita kesana sekarang" ucap Erlin yang tidak ada balasan dari Edgar yang masih mengendalikan stir mobil nya Erlin mengeluarkan ponsel dari tas nya dan melakukan rekaman story ** nya "Hai semua, maaf ya aku baru buat story karena lelah sekali. Ouh iya aku sedang otw ke Tanah Lot, so let's see" Erlin masih terus berkutat dengan ponselnya seraya tersenyum-senyum saat membaca beberapa komentar dari orang-orang yang mengaguminya. Hal itu justru membuat Edgar merasa aneh "Kau jangan gila saat bersama ku, aku tidak ingin tertular kegilaan mu" ucap Edgar menghentikan tawa Erlin "Ih siapa yang gila, ini loh coba lihat" seraya menunjukkan layar ponselnya tepat di depan Edgar dan justru ditepis Edgar "Coba lihat dulu deh, ini itu lucu tau. Captain sebaiknya sering-sering buka ** deh biar tau serunya dunia maya dan serunya punya teman-teman online" ucap Erlin Erlin yang terus men scroll layar ponselnya terhenti di satu komentar yang membuat ia tertawa terbahak-bahak "Nah ini captain aku bacakan salah satu komentar 'motor ku seharga 16 juta terinjak-injak oleh parfum sejempol' haahaha" ucap Erlin yang masih terbahak-bahak "Kau tau captain jadi ada ** 'fashion Erlin Stephanie' nah itu dipegang oleh ketua dari fanbase ku di Jakarta. Dia selalu mengirimi ku sebuah DM dan menanyakan merk barang-barang yang dia lihat dari postingan ku. Nah parfum yang ada di foto itu 'clive Christian No. 1 imperial Majesty Parfum' seharga 178 juta. Padahal aku dulu membeli parfum itu patungan dengan mama dan kakak ku. Dan saat aku foto itu sebenarnya parfum itu sudah habis dan aku isi refill parfum lain" terang Erlin seraya menahan tawanya Edgar mendengar penjelasan Erlin mengangkat ujung bibirnya. Erlin yang terus tertawa dan tersunyum membuat Edgar mengalihkan perhatiannya pada Erlin dan menatapnya dengan sedikit lembut berbanding terbalik dengan sebelumnya "Eh itu Erlin" ucap seorang wanita yang melihat Erlin berdiri di antara pintu mobil yang dikendarai Edgar "Erlin... Erlin..." Teriakan beberapa fans yang mulai menyerbu dirinya dan dibalas senyum oleh Erlin "Er, bolehkan aku berfoto dengan mu?" Tanya seseorang didepannya "Tentu boleh banget" balas Erlin  masih melayani beberapa fans yang meminta foto bersamanya Edgar yang berdiri diseberang Erlin mulai kesal menunggu dirinya melakukan sesi foto "Nanti kita lanjutkan ya teman-teman" ucap Erlin yang kini tangannya tengah ditarik oleh Edgar "Hei hei sabar Bro, kalau foto antri... Main tarik-tarik aja" canda Erlin "Siapa yang minta foto dengan mu!! Kau bilang menemani mu jalan-jalan kan. Bukan berjemur tepat dibawah matahari. Kau tak lihat ini jam 11 siang !! Jika disana terus aku besok bisa ganti KTP jadi warga Afrika" dengus kesal Edgar yang justru membuat Erlin tertawa "Kenapa tertawa?" Sahut Edgar "Ternyata kau bisa ngomel juga ya. Sorry sorry. Ayo masuk" ajak Erlin menarik Edgar memasuki wisata Tanah Lot Erlin berjalan mendahului Edgar tentu saja lelaki tersebut mengikuti langkah Erlin dari belakang. Dalam perjalanan menuju bibir pantai Tanah Lot, Erlin yang memiliki hobby shopping tentu saja berhenti di setiap stand penjual yang ada disana untuk  melihat barang-barang yang menarik perhatiannya "Captain kemarilah" panggil Erlin untuk meminta Edgar mendekat padanya "Menunduk lah sedikit" ucap Erlin yang dituruti oleh Edgar "Ganteng, cocok pakai ini" sanjung Erlin yang telah memasangkan udeng pada Edgar "Eh jangan dilepas" tepis Erlin mencegah Edgar melepaskan Udeng yang ia kenakan "Ini berapa mbok?" Tanya Erlin pada wanita penjual udeng tersebut "50 ribu gek" balasnya "Saya ambil 2 mbok, corak sama ukuran untuk saya ada?" Tanya Erlin kembali "Ada. Ini" seraya menunjukkan udeng yang Erlin minta "Ini mbok. Terima kasih" seraya membayar udeng "Captain ayo foto bersama" ajak Erlin yang telah mengenakan udeng yang sama dengan yang dikenakan Edgar Cekrek cekrek cekrek "Apa kita kesini hanya untuk berfoto disinii? Kalau begitu ayo pulang" kesal Edgar yang lelah menunggu Erlin yang terus berfoto di depan toko yang ia kunjungi "Maaf, ayo kita kesana" balas sesal Erlin yang langsung menyambar lengan Edgar dan dirangkul dengan eratnya. Lelaki tersebut tidak menolak perlakuan Erlin dan justru menganga melihat tawa Erlin dengan ocehan-ocehan yang keluar dari mulut Erlin "Captain, bisakah kamu memfotokan aku?" Tanya Erlin yang meminta Edgar untuk mengambil gambar dirinya dengan view pantai Tanah Lot Satu jam sudah Erlin mengelilingi setiap sudut bebatuan disana, mengambil gambar disetiap lokasi ia berhenti "Captain, aku haus. Ayo kita beli minuman sisana" ajak Erlin menunjuk penjual minuman "Captain, kenapa kau diam saja dari tadi. Apa kau bosan, lelah, kesal, senang, bahagia?" Tanya Erlin bertubi-tubi yang tidak dibalas Edgar "Captain" panggil Erlin membuat Edgar menoleh padanya dan kini sorot mata mereka saling menatap "Erlin Stephanie" panggil seaeorang menyadarkan Edgar dan Erlin "Iya" balas Erlin "Bisa meminta foto bersama mu" tanya wanita dihadapan Erlin "Sure" balas singkat nya membuat Edgar bergeser "Erlin, bolehkah aku meminta foto bertiga bersama kekasihmu juga?" Minta wanita tersebut sontak membuat Erlin terkejut dan langsung menatap Edgar "Tentu boleh" jawab Edgar yang semakin membuat Erlin membulatkan mata terkejut Kini mereka dalam pose Selfie "Satu... Dua..." Cekrek "Erlin, sekali lagi boleh?" Tanya wanita itu kembali dianggukan oleh Erlin "Ganti pose ya.. Satu... Dua.." Cekrek "Terima kasih Erlin, kamu dan kekasihmu benar-banar serasih. Satu cantik dan satu tampan. Kalian Sama-sama baik. Semoga berjodoh hingga tua" ucap nya yang kemudian pergi meninggalkan Erlin yang masih menganga dan Edgar dengan pose datarnya ---- "Kita kemana lagi?" Tanya Edgar yang tengah mengemudikan mobilnya "Terserah deh" balas Erlin "Kamu mau kemana?" Tanya Edgar kembali "Kemana aja, yang penting sama kamu" sahut spontan Erlin "Apa?" Balas datar Edgar "Uh.. maksud ku terserah kemana saja... Karena aku tidak tahu bagaiaman Bali" terang Erlin menutupi kecanggungan nya "Bukankah kamu bilang pada mama ku bahwa kamu sangat tau Bali" sindir Edgar "Uh itu hanya agar..." Bingung Erlin "Agar mama tidak memaksamu pergi bersamaku" sahut Edgar "Iya... Umm bukan maksudku" gugup Erlin "mm kau tidak ingin pergi dengan ku kan tadi. Jadi aku mencari alasan saja ke tante Grieta" bohong Erlin yang jelas ia tau hamoir setengah pusat wisata Bali yang setiap bulan ia kunjungi "Kau mau ke Kuta?" Tanya Edgar "Bolehkah Captain?" Tanya Erlin "Boleh. Bisakah kamu berhenti memanggilku captain" ucap Edgar "Kenapa?" Tanya Erlin "Itu terdengar aneh di depan umum" jelas Edgar "Lalu aku memanggilmu apa?" Tanya Erlin "Panggil saja kak Edgar, karena usia ku lebih tua darimu" balas Edgar "Aye aye siap captain" sembari tangan menghormat dan membuat Edgar tersenyum mengernyit Edgar masih menancap gas mobilnya memutari Kuta dan berhenti di restoran hanya untuk makan dan lanjut mengemudikan mobilnya tentu saja dengan Erlin yang duduk di kursi penumpang nya "Capt.. um maksud ku Ed, bisakah kita ke hardrock store?" Tanya Erlin "Um" singkat Edgar yang langsung saja menancap gas mobilnya dan memarkirkan diparkiran Hardrock store Erlin berkeliling di dalam store mencari-cari benda yang ia ingin kan "Nah ketemu" ucap Erlin membuat Edgar yang dibelakang Erlin melihat-lihat baju langsung menoleh padanya "Apa yang kamu cari?" Tanya Edgar "Ini" seraya menunjukkan tank top "Kenapa itu?" Tanya Edgar "Tidak apa, aku hanya menyukai nya saja. Aku selalu membeli model seperti ini saat kemari" ucap Erlin "Kenapa?" Tanya Edgar bingung "Karena nyaman, dingin dan..." Henti Erlin Erlin mendekati telinga Edgar hingga nafas Erlin terdengar jelas di telinga Edgar membuat dirinya susah menelan saliva nya "Sexy" lanjut Erlin seraya mengedipkan satu matanya yang lalu meninggalkan Edgar yang masih berdiri kaku ditempatnya "Kak, ayo aku sudah selesai" ajak Erlin setelah membayar baju yang ia beli Edgar tersadar dari lamunannya langsung menghampiri Erlin mengikuti Erlin dari belakang menuju mobilnya Tek tek tek "Kenapa?" Tanya Erlin "Sepertinya mogok" jawab Edgar membuat Elrin menganga "Yaelah kak, mobil bagus-bagus masa mogok" tanya Erlin "Maklum jarang ke pake mesin tidak pernah dipanasi juga. Memang waktunya dibuang" balas Edgar "Ih jangan dibuang, kasih ke aku aja. Aku mau kok walaupun mogok. Kan bisa diperbaiki terus dijual masih mahal" sahut Erlin "Lalu bagaimana?" Tanya Erlin "Kita menginap di Hotel saja. Sudah malam, bengkel semua tutup. Kalau menunggu dijemput supir jauh dari rumah" terang Edgar "Kalau di cari tante bagaimana?" Tanya Erlin "Nanti aku jelasin ke mama" singkat Edgar Edgar pun menarik tangan Erlin menuju hotel Hardrock yang berada di belakang store dan meninggalkan mobilnya "Iya ma, aku akan menjaga Erlin disini. Mama tenang saja. Besok saat mobil ku sudah diperbaiki kami segera kembali" ucap Edgar pada mama nya di seberang telfon "Tante?" Tanya Erlin yang baru saja keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit rambutnya Edgar menganga melihat Erlin yang mengenakan tank top dan hotpants yang ia beli saat shopping di Tanah Lot dan juga hardrock store. Tenggorokan Esgar terasa kering hingga susah menelan saliva nya "Sial.! Kenapa bocah ini mengenakan pakaian seperti itu di depanku. Apa dia tidak tau bahwa aku laku-laki"  batin Edgar "Kak.. kak.. kak Edgar" panggil Erlin yang telah berada di depan Edgar seraya melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Esgar "Hah iya" singkat Edgar terbangun dari lamunannya "Kakak kenapa?" Tanya Erlin "Gak apa-apa, aku mau mandi dulu" sahut Edgar yang langsung manyahut handuk dan memasuki kamar mandi Edgar yang telah tegang mengguyur tubuhnya dengan air dingin mencoba menetralkan suhu tubuhnya yang kepanasan karena menegang "Uhh sial, apes sekali aku. Standard wanita ku mulai menurun. Dari wanita-wanita seksi seperti para pramugari di maskapai ku menjadi bocah petakilan seperti Erlin" gumam Edgar yang masih terguyur dibawah shower Tok tok tok "Kak Edgar. Jangan lama-lama mandinya. Aku mau ke toilet" teriakan Erlin yang berada didepan kamar mandi "Iya ..  iya .. sebentar" balas Edgar Edgar yang hanya berbalut handuk mendengus kesal saat keluar kamar mandi. Namun tidak dihiraukan Erlin yang menahan ingin ke toilet. Seketika melihat pintu kamar mandi terbuka, Erlin langsung memasuki kamar mandi tanpa perduli Edgar yang masih di pintu "Ahh lega" ucap Erlin yang duduk di closet "Hei, kamu kira aku banci ?! Tidak lihat aku masih disini kenapa main masuk dan lepas celana" kesal Edgar "Hehehe maaf. Habis sudah tidak tahan. Lagian kak Edgar kan udah seperti kakak ku jadi kenapa memangnya?" Balas santai Erlin "Apa kamu dirumah juga begini?" Tanya Edgar kesal "Iya, kakak laki-laki ku juga santai saja saat aku hanya mengenakan celana dalam dan bra saja" santai Erlin "Itu rumah mu, bukan disini!" Geram Edgar "Kalau kak Edgar gak suka yaudah sana pergi.. kenapa masih berdiri di pintu kamar mandi?" Sahut Erlin membuat Edgar membanting pintu kamar mandi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD