Chapter 3

1919 Words
"eh pada malam ini aku menginap di Hardrock Hotel again, kalian semua tau kan aku itu hardrock n Bali holic banget. Selamat malam semua, have a nice dream... muahh" ucap Erlin yang tengah update story instagram Edgar yang berbaring disamping Erlin terus saja memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan Erlin yang masih berkutat dengan ponselnya merasa kesal melihat tingkah Edgar yang terus menggoyangkan kasur "Kak Edgar" sentak Erlin "Apa?" Balas Edgar "Bisa diam gak, gerak semua nih.. kan fotoku jadi ngeblur" protes Erlin yang semakin membuat Edgar menarik nafas panjang "Kakak kenapa?" Tanya Erlin "Gerah" singkat Edgar "Apa?" Bingung Erlin "Kak Edgar lahir di kutub selatan? Ini AC mentok di suhu 16° kak. Erlin aja kedinginan. Bagaimana bisa kakak kepanasan?" Celetuk Erlin "Sudah lah, kamu tau apa" kesal Edgar "Hai, apa kau serius captain" seraya memiringkan tubuhnya menghadap Edgar secara langsung "Serius apanya?" Tanya kembali Edgar "Kepanasan?" Sahut Erlin yang hanya dibalas eheman oleh Edgar "Apa memang semua pilot dan pramugari seperti kakak, tahan dingin dan bahkan disuhu AC yang sedingin ini saja masih kepanasan" polos Erlin "Lin" panggil Edgar dengan lembut "Hem" "Apa kamu pernah Kissing?" Tanya Edgar "Tentu, mana ada anak jaman sekarang gak pernah kissing" sahut santai Erlin "Kapan terakhir?" Tanya Edgar "Sudah lama sih, sejak 3 bulan lalu sepertinya. Aku lup...ummmm" terang Erlin terhenti seketika Edgar melumat bibirnya dengan kasar membungkam mulut Erlin Erlin membulatkan mata mencoba melepaskan lumatan Edgar yang membuat dia kini semakin kesusahan bernafas Edgar yang masih menikmati bibir Erlin  kini semakin memperhalus lumatannya dan justru kali ini membuat Erlin terbuai mengikuti permainan lidah Edgar Edgar yang telah berada diatas Erlin menindih tubuh wanita itu merangkulkan satu tangannya pada leher Erlin dan tangan lainnya menyapu lembut pipi Erlin Erlin kenikmatan menerima lumatan Edgar yang kini telah turun ke leher. Meremas gundukan kenyal di d**a Erlin dengan kasar dan membuatnya mengerang. tanpa sadar. Erlin telah  mengalungkan tangannya dileher Edgar "Ahh..." "Mmm" "Ed..." "Ahhh" Edgar telah dikuasai oleh dewa iblis hingga melupakan janji pada mama nya untuk menjaga Erlin. Edgar tanpa sabar mengoyak tank top yang dikenakan Erlin membuat Erlin sedikit terkejut dan membulatkan mata menatap Edgar "Akan aku belikan yang sama besok" singkat Edgar melanjutkan ciumannya nya di perut Erlin dengan tangannya yang membuka kaitan bra  Erlin dan melepaskan buah d**a Erlin tumpah hingga terlihat jelas Edgar melumat buah d**a Erlin dan meremas nya dengan sangat kasar. "s**t ! Your breast so yummy baby" gumam Edgar Edgar melepaskan celana dalam Erlin dan membuangnya sembarangan dan menyapukan bibirnya di area sensitif nya. Erlin terus menggeliat kenikmatan hingga gemetar hebat saat pelepasan pertama nya Edgar yang kembali melumat buah d**a Erlin seraya melucuti bra sehingga kini tak menyisahkan sehelai kain pun Edgar menyapukan miliknya di tengah paha Erlin membuat Erlin terus menggeliat "Uhmm" "Uhh" Saat Edgar bersiap akan memasukkan miliknya, terhenti oleh tangan Erlin yang meremas tangan Edgar yang tengah menuntun miliknya didepan kenikmatan Erlin "Stop Ed, jangan melakukannya" minta Erlin "Why? You want this right?" Tanya  Edgar "Please don't. Aku belum pernah sejauh itu. Aku mohon jangan" Mohon Erlin yang tanpa sengaja meneteskan air mata "It's oke baby, I'm sorry" sahut Edgar yang melumat kembali bibir Erlin menaikkan kembali gairah Erlin dengan sangat cepat Edgar melepaskan ciumannya dan menuntun miliknya ke dalam mulut Erlin yang diterima dengan baik oleh Erlin dan langsung saja menghisap dengan keras membuat Edgar mengerang kenikmatan "Ahh" "s**t!! I want u more" geram Edgar Edgar terus memaju-mundurkan pinggulnya merasakan miliknya berkedut nikmat di dalam mulut Erlin hingga saat pelepasan tiba "Ohh" "C'mon baby" "C'mon" Edgar mengeluarkan miliknya dari mulut Erlin dan mengeluarkan cairan kental "Ahh" "s**t" "You're good girl baby" Edgar menjatuhkan tubuhnya tepat disamping Erlin. Kini mereka terengah-engah setelah aktivitas panasnya hingga akhirnya mereka tertidur dengan tubuh yang masih telanjang dan ditutupi satu selimut yang sama. Edgar merangkul possesive tubuh Erlin yang telah terlelap. Meletakkan kepala Erlin diatas lengannya "I want u be mine, my brat" gumam Edgar sebelum menutup matanya untuk beristirahat malam ---- "Morning kakak" sapa Erlin yang telah berpakaian lengkap dan tentu saja telah membersihkan dirinya Edgar yang masih setengah sadar sedikit mengangkat kepalanya mengernyit tidak terima menemukan Erlin telah kembali menjadi Erlin si selebgram manja dan menyebalkan "Ayo kakak bangun, aku ingin jalan-jalan di daerah sini" ucap Erlin seraya menarik lengan Edgar "uh, ini masih pagi sayang. Tidur lah kembali" sahut Edgar dengan suara beratnya khas bangun tidur "Whoho, apakah tidak cukup tidur 6 jam mu?" Tanya Erlina yang tidak mendapatkan jawaban dari Edgar justru tubuhnya ditarik oleh Edgar hingga kini ia telah berada diatas d**a Edgar yang tentu saja berbatas selimut Edgar sekilas mengecup bibir Erlin. Kecupan yang ia tunjukkan untuk morning kiss nya itu justru membangunkan gairah paginya. Ditambah dengan rontaan Erlin yang menggesek dan membangunkan kejantanan Edgar "Oh s**t" umpat Edgar "Why" tanya Erlin "Gesekan mu membangunkan bawah ku" terang Edgar membuat Erlin melepaskan dirinya dari pelukan Edgar "Huuu" seraya memukul d**a Edgar "Dasar Captain m***m" gumam Erlin membuat Edgar terkikik "Mandi sana, ayo keluar. Apa kau tidak bosan dikamar" tanya Erlin "Selama ada kamu, anywhere is no problem" sahut Edgar "But that's will be dangerous for me" geram Erlin "Buruan Captain" sentak Erlin "Oke oke baby, I will" sahut Edgar yang langsung bangun dari ranjang "Auuw" seraya menutup mata dengan kedua tangan "Yaelah kemarin juga udah liat, kenapa sekarang jadi malu. Biasa aja kali" sahut Edgar membuat Erlin melemparkan selimutnya dikasur menutupi tubuh Edgar "Kemarin itu mata ku memang melek, tapi otak ku udah tidur jadi urat malunya udah putus. Sekarang terjaga semua jadi beda situasi" protes Erlin "Tau ahh" kesal Edgar yang melepaskan Selimut yang menutupi tubuhnya "Uuuhhh captain m***m" teriak Erlin ---- "Hei kenapa kau selalu mengajakku ke tempat yang sangat terik sekali. Kau tak lihat matahari diatas kepala" protes Edgar "Salah sendiri, diajakin dari tadi malah ribut sama adik kecilmu itu" balas Erlin "Ini juga karena kamu" kesal Edgar "Ye.. lue yang m***m gua yang salah.." protes Erlin "Sudah ayo ikut aja" ajak Erlin "Bli air kelapa satu ya" ucap Erlin pada pedagang dipinggir pantai Kuta "Kok cuman satu?" Tanya Edgar "Kakak mau?" Tanya Erlin "Tidak" sahut Edgar "Bli, saya bir saja" ucap Edgar pada pedagang "Minum air kelapa saja biar nanti malam kuat" bisik Erlin pada Edgar "Apa akan terjadi lagi nanti malam?" Tanya Edgar "Yeee ngarep" ejek Erlin "Biar kuat nerima kenyataan kalau tidur sendirian" lanjut Erlin diikuti dengan cekikikan nya "Sial kau bocah. sudah berani menggodaku" kesal Edgar yang langsung menyambar bir nya Kini mereka duduk di kursi yang memperlihatkan langsung pantai Kuta seraya menikmati minuman yang telah mereka pesan Drrrtt drrrtt drrrt "Iya ma" jawab Erlin yang tengah menjawab panggilan telfon ..... "Iya Erlin baik-baik aja. Mama gak perlu khawatir. Tante Grieta dan kak Edgar baik kok sama Erlin. Erlin seneng liburan kali ini ditemani seseorang" terang Erlin .... "Oke, sampai jumpa. Bye" tutup Erlin "Mama mu?" Tanya Edgar "Iya" singakt Erlin "Ada apa?" Tanya Edgar kembali "Tidak ada, hanya memastikan anaknya" ucap Erlin terhenti "Masih perawan" lanjutnya seraya berbisik pada Edgar yang dibalas dehuman "Ya ya lah mama ku khawatir. Lagian kan aku tinggal di rumah sahabat nya yang pelihara singa" canda Erlin "Maksudnya?" Bingung Edgar "Iya singa, singa yang siap menerkam... Aum" seraya memperagakan rauman dan cakaran singa "Sialan kau" kesal Edgar yang diiringi cekikikan dari Erlin ---- "Hallo tante" sapa Erlin pada Grieta yang sibuk dengan peralatan dapur "Hai sayang, bagaimana liburan dua hari mu? Menyenangkan?" Tanya Grieta "Sure" jawab Erlin "Yasudah kamu ke meja makan sana. Tolong panggilkan Edgar. Ajak dia ke meja makan. Kita makan malam bersama" ajak Grieta "Siap tante" seraya menghormat Tok tok tok "Masuk" jawab Edgar "Kak diminta tante ke meja makan untuk makan malam" ajak Erlin "Oke" singkat Edgar yang memperhatikan layar laptopnya "Yaelah mulai kumat deh mode es batu nya" kesal Erlin Edgar menarik nafas panjang dan menghentikan aktivitas nya meminta Erlin mendekat padanya Cup Ciuaman mendarat tepat di bibir Erlin membuat wanita itu blushing "Mau lagi?" Tanya Edgar "Gak makasih, ayo ke meja makan. Aku lapar" Erlin menarik tangan Edgar namun tidak mengubah posisi Edgar yang masih duduk di kursi kerjanya "Auw" Erlin tersentak kaget saat Edgar menarik lengan nya hingga ia duduk diatas pangkuan Edgar tentunya posisi kaki Erlina melebar diantara paha Edgar "Ada apa?" Tanya Erlin yang tengah bertatapan langsung dengan wajah Edgar "Merindukan ini" balas Edgar yang langsung mencium melumat bibir Erlin yang sudah membengkak akibat ulahnya sejak semalam Erlin pun tidak menolak ciuman Edgar yang justru kini ia merangkulkan tangan nya di leher Edgar dengan semakin erat Edgar mulai menjelajahi leher Erlina, merangkul pinggang Erlina dengan sangat erat dan semakin erat "Ouh s**t, gesekan mu sayang" erang Edgar "Sorry" balas Erlina "It's oke, aku menyukainya" sahut Edgar yang meneruskan ciumannya di d**a Erlin yang sedikit terbuka meninggalkan kissmark "Auw, Ed. Kenapa kau membuat ini" protes Erlin yang menyadari tanda di dadanya "You're mine" singkat Edgar yang langsung menggendong tubuh Erlin meletakkannya di ranjang "Stop Ed. bagaimana jika tante kemari" ucap Erlin yang menyadarkan Edgar bahwa pintu kamarnya sedikit terbuka Bergegas ia menutup pintunya tentu menguncinya dari dalam dan menghampiri Erlin yang masih setia berbaring di ranjang king size nya Edgar melanjutkan ciuamannya. Melepaskan pakaian Erlin satu persatu hingga tersisa celana dalam saja. Ia Meremas gundukan di d**a Erlin dengan keras nya membuat wanita dibawahnya mengerang kenikmatan "Bolehkah kumasukkan dengan jari?" Tanya Edgar "No" balas Erlin dengan gelengan "Just one" menunjukkan jari telunjuk "Never" sahut Erlin membuat Edgar prustasi ingin memasuki Erlin "What can I do?" tanya Edgar " Seperti kemarin, No More" sahut Erlin "s**t, itu tidak cukup baby. So hurt me" ringik Edgar "Terserah jika tidak mau aku bisa pergi" balas Erlin yang akan melepaskan dekapan Edgar Membuat Edgar semakin ganas melumat bibir dan meremas buah d**a Erlin. Edgar melepaskan kaos dan juga mencoba melepaskan gasper yang ia kenakan Tok tok tok Ceklek ceklek "Ed.. Ed" panggil Grieta Erlin tersentak kaget dan langsung melepaskan ciuman Edgar padanya "s**t" kesal Edgar "Jawab kak" bisik Erlin "Yes mom" sahut Edgar "Ed ayo kita makan, Ed apakah Erlin bersama mu?" Tanya Grieta dari balik pintu "Tidak mom, wait I still work for tomorrow" sahut Edgar "It's oke baby. Mama akan menunggu mu di meja. Ouh iya tolong cari Erlin sekalian" sahut Grieta Setelah mendengar Grieta meninggalkan pintu kamar Edgar. Erlin terus berusaha melepaskan tubuhnya dari kuncian Edgar "Apa kau ingin ketahuan lalu aku langsung diusir dari rumah mu?" Tanya sindir Erlin yang membuat Edgar mengerang kesal lalu bangkit dari tubuh Erlin Dengan segera Erlin mengenakan pakaiannya kembali dengan lengkap dan mereka keluar kamar bersama namun Erlin tidak ke ruang tamu melainkan berbelok ke kamar nya "Mau kemana?" tanya Edgar seraya menarik tangan Erlin "Ganti celana dalam, basah" bisik Erlin yang membuat Edgar terkekeh Makan malam berjalan seperti biasa dengan dentuman piring diiringi dengan cerita-cerita Erlin saat berkeliling selama dua hari bersama Edgar yang tentunya ia men skip adegan panasnya dengan Edgar. Cerita Erlin semakin meramaikan makan malam kali ini. Seusai makan malam Erlin membantu Grieta mengemasi piring-piring ke dapur dan setelahnya ia pergi untuk beristirahat di kamar ---- "hoam.." Erlin yang terbangun ditengah malam keluar dari kamarnya menuju sofa di belakang rumah, tepatnya disamping kolam renang Erlin merebahkan tubuhnya diatas sofa tersebut merasakan sejuknya hembusan angin malam, beratap langit yang gelap membuat Erlin terlelap kembali "Dasar bocah, tidur sembarangan" gumam Edgar yang melihat Erlin tertidur di sofa dengan pakaian serba mini Edgar berjalan mendekat pada Erlin menatap wajah wanita yang tertidur pulas dihadapannya. Ia membungkuk semakin mendekatkan wajahnya dengan Erlin dengan sedikit memiringkan kepala. Edgar mengusap pipi Erlin dengan lembut dan sesekali mengeluarkan senyum tipisnya "Kamu cantik" ucap Edgar yang kini mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Erlin hingga hidung mancung nya menempel dengan hidung Erlin Edgar menutup matanya perlahan menempelkan bibirnya pada bibir Erlin melumat bibir manis Erlin dengan lembut. Kini ia melumat bibir Erlin  semakin dalam. kedua tangan Edgar meraih rahang Erlin dan sedikit mendongakkan kepala Erlin untuk semakin memperdalam ciumannya Edgar seperti tengah dirasuki iblis malam hingga ia tidak dapat menghentikan aksinya dan semakin ganas di dalam rongga mulut Erlin. Edgar menaiki sofa dan ia tepat berada diatas Erlin Edgar semakin ganas dengan ciuamannya yang telah turun ke leher Erlin dan tangannya meremas kuat buah d**a Erlin hingga membuat wanita itu terbangun dan mengerang "Ehm" "Eehh" "Hei cap.. ummmm" protes Erlin terhenti karena disumpal dengan ciuman Edgar Erlin meronta-ronta memberontak namun tidak dihiraukan Edgar dan justru lelaki tersebut semakin ganas membuat Erlin pasrah dan menyeimbangi ciuman Edgar "Ehm" "Ed.." "Edgar" teriakan kencang mama Edgar membuat mereka tersentak kaget dan Edgar langsung turun dari atas Erlin
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD