Rumah yang Rusak

1422 Words
    Kurang lebih hampir satu tahun kembar Dawson berpisah dengan Riri. Mereka kembali ke New York, tempat dimana mereka berdomisili. Sebenarnya, sulit untuk kembar Dawson berpisah dengan Riri. Tapi kembar Dawson pikir itu harus dilakukan, ini demi kebaikan Riri sendiri.     Kembar Dawson harus memperkuat kedudukan mereka masing-masing agar ketika mereka kembali bersama dengan Riri, Riri telah sepenuhnya terlindungi oleh kembar Dawson. Bukan berarti sekarang mereka tidak bisa melindungi Riri, mereka hanya meminimalisir kesalahan apa pun.     Maka dari itu Farrell yang merupakan seorang pengusaha muda, semakin melebarkan sayapnya. Ia merambah sektor pertambangan batu mulia, perhotelan, resort-resort dan sebagainya. Hingga sekarang ia sudah dinobatkan sebagai pengusaha muda berpengaruh. Sedangkan Abrisan atau Bri sudah menjadi pengacara kondang, yang menjamin 100% kemenangan disetiap sidang yang ia tangani.     Hugo yang semakin sukses dalam karier permodelannya, hingga Fathan yang semakin mendalami bidang otomotif. Fathan mendirikan perusahaan yang khusus memproduksi mobil balap, hingga dirinya sendiri yang menjadi brand ambasador dari produknya. Ia menjadi pembalap.     Dalam waktu kurang dari setahun, kabar dari kembar Dawson yang tampan dan kaya melejit bagai roket. Setiap kaki mereka melangkah, maka akan ada kamera yang memotret setiap tingkah mereka. Tidak ada satu hari pun majalah, surat kabar hingga artikel di internet yang tidak membicarakan mengenai kembar Dawson.     Jika membicarakan tentang kembar Dawson memang tidak akan ada habisnya. Dimulai dari topik mereka yang kembar identik dan sukses di bidangnya masing-masing. Lalu kekayaan mereka yang jika dihitung dengan kalkulator pasti akan sangat sulit, karena kalkulator tersebut pasti kehabisan kapasitas. Hingga kabar hubungan percintaan mereka.     Banyak gadis dari top model, hingga anak pejabat tinggi dikabarkan pernah menjadi kekasih dan penghangat ranjang mereka. Tapi sampai saat ini, belum terdengar kabar mereka akan menjalin hubungan serius. Mereka tidak tertarik dengan yang lain. Hanya Riri yang menarik bagi mereka.     Seperti sekarang. Fathan masuk keruang kerja Farrell dengan langkah kesal. "Aku tidak bisa menunggu lagi! Ini sudah hampir satu tahun. Kita harus menjemput Riri." Fathan bersedekap.     Farrell mengangkat wajahnya dan melepaskan kertas di genggamanya. Ia menghempaskan kepalanya kebelakang, hingga membentur kursi kerja miliknya. Sebuah dengusan terdengar."Jangan gegabah," Farrell bergumam, tapi masih bisa ditangkap Fathan.     "Dengan kita meninggalkan Riri saja sudah termasuk hal yang gegabah. Kita meninggalkannya sendirian!"     "Ck. Dia tidak sendirian dia bersama kakaknya. Dan dengan pengawasan kita tentunya," Farrell berdecak kesal.     "Apa pun itu, aku ingin kita menemui Riri secepatnya. Aku merasakan sesuatu akan terjadi." Fathan berbalik dan meninggalkan Farrell yang juga merasakan perasaan yang sama dengan Fathan. Perasaannya tak enak, akan ada sesuatu yang terjadi dengan Riri.     Sedangkan Riri yang sedang dipikirkan oleh keempat Dawson, ia berlarian dibawah hujan dengan payung di genggamannya. Ya, Riri kembali pada rutinitasnya jika hujan. Ia menyediakan jasa ojek payung. Sudah cukup lama Riri berlarian ke sana kemari mencari orang yang membutuhkan jasanya, dan uang yang ia dapatkan sudah lumayan. Tapi Riri kembali murung, ia tidak bisa pulang dengan uang sebanyak ini. Kakaknya pasti marah.     Riri tersenyum lalu kembali mencari orang yang membutuhkan jasa ojek payungnya. Apapun demi kakaknya akan ia lakukan. Hampir larut malam Riri baru sampai ke kontrakan kakaknya. Riri mengetuk pintu dengan wajah berseri-seri, ia membawa uang yang cukup banyak dan ia yakin kakaknya tidak akan marah kali ini. Tapi cukup lama Riri mengetuk dan memanggil kakaknya, pintu belum juga dibuka.     "Kakak, Riri pulang! Tolong buka pintunya!!" Riri masih mengetuk pintu, dan akhirnya pintu terbuka. Riri tersenyum lebar, namun langsung pupus ketika Linda menarik rambut Riri dengan kasar dan menariknya masuk.     Riri meringis sembari memegang jambakan Linda yang terasa akan mencabut semua rambutnya. Kulit kepala Riri terasa perih dan panas. "Kakak ampun. Hiks, sakit, Riri bawa uang banyak Kak." Riri mengulurkan tangannya yang menggenggam gulungan uang kertas yang kumal pada Linda.     Linda terlihat semakin geram, ia menarik uang itu dan melemparkannya pada wajah Riri. "Sialan! Kaumenggangguku karena uang recehan itu?! Aku baru saja akan klimaks dan kaumengetk pintu seperti orang gila!" Linda menghempaskan tangannya, Riri jatuh lututnya menghantam lantai dengan keras.     "Sayang ayolah cepat selesaikan, aku ingin melepaskan yang tertunda." Sebuah suara memecahkan ketegangan diantara Linda dan Riri. Tapi jangan kira bahwa itu suami Linda. Pria itu hanya pelanggan. Ya, Linda adalah wanita penjaja kenikmatan bagi p****************g.     Setelah kedua orang tua mereka meninggal, Linda tidak ingin susah mencari uang, ia memilih menjajakan dirinya untuk p****************g. Seperti pepatah, sambil menyelam minum air, Linda mendapatkan uang dan juga kenikmatan dunia.     Linda berbalik dan tersenyum manis pada pelanggannya malam ini, pelanggannya kali ini masuk kelas VIP. "Mas mending balik ke kamar aja duluan, aku mau ngasih hukuman sama dia dulu."     "Mas tunggu." Pria itu melirik Riri yang masih bersimpuh.     Linda meraih sapu, lalu memukuli Riri dengan sekuat tenaga. Riri merintih pelan. Sakit sekali. Meskipun hanya gagang sapu, tapi jika dipukul dengan sekuat tenaga pasti akan terasa sakit. "Sialan! Sial, kauhanya pembawa sial" Linda memekik kelelahan. Setelah puas memukuli Riri, Linda bersedekap sesekali merapikan rambut cokelat lurusnya yang tampak kusut.     "Obati lukamu dengan obat yang telah ku berikan, obat itu akan membuatmu tidak memiliki bekas luka." Bukan karena kasihan, tapi karena Linda mempunyai rencana licik ketika Riri telah menyentuh umur 17 tahun. Linda berlalu meninggalkan Riri yang berusaha bangkit.     Butuh perjuangan yang sangat berat hingga Riri bisa mencapai kamarnya. Tubuhnya remuk redam. Ia mengunci pintu kamar lalu melepas satu persatu pakaiannya hingga tubuhnya polos. Riri meraih celana dalam dan daster batik tipis sebagai baju tidurnya kali ini. Riri tidak membasuh diri terlebih dahulu, ia tak memiliki tenaga untuk itu. Sebelum berpakaian Riri menyempatkan mengoleskan salep yang diberikan kakaknya. Bekas-bekas pukulan kakaknya sudah mulai membiru, dan terlihat jelas di kulit putihnya.     Selesai berpakaian Riri merebahkan diri. Mendesah pelan, ketika punggungnya menyentuh kasurnya tak seberapa empuk. Tak butuh waktu lama hingga ia terlelap nyenyak. Lelah ditambah rasa sakit di tubuhnya menina bobokkannya dengan cepat.     Riri hanyut dalam tidur tanpa mimpinya. Hingga Riri merasakan sesuatu menindih dirinya. Nafas Riri mulai sesak. Riri terbangun segera ketika merasakan hembusan nafas hangat diwajahnya. Riri memekik kaget ketika ia membuka mata, pria yang tadi menjadi pelanggan kakaknya telah menindih tubuhnya. Riri berontak sekuat tenaga.     "Sttt sayang tenanglah! Jangan bergerak seperti itu, karena hanya akan membangunkan yang dibawah." Dan benar saja, Riri merasakan sesuatu yang keras menggesek pahanya. Riri berontak semakin brutal.     "Enggak, lepas! Kak Linda tolongin Riri! Hiks," Riri menjerit pilu. Namun disambut tawa kejam oleh sang penindih, sebenarnya ia tampan tapi kelakuannya sangat bejad.     "Hahaha kaumeminta tolong pada kakakmu? Bahkan dia sendiri yang menjual dirimu padaku, Riri sayang."     Riri seketika merinding ketika pria yang menindihnya itu memanggilnya sayang, ditambah dengan kenyataan bahwa kakaknya menjual Riri pada p****************g. Riri berontak ketika pria itu menunduk dan akan mencium d**a Riri yang hanya terlapisi daster tipis tanpa pakaian dalam. Riri berontak dan ingat bahwa ada barang pusaka yang berada tepat diantara pahanya. Maka dengan gerakan cepat, Riri mengapit benda itu dengan pahanya dengan tekanan yang sangat kuat.     "Arghhh b*****t!" Pria itu menjerit lalu dengan sebuah dorongan kuat, pria itu jatuh dari ranjang.     Riri langsung melompat dan berlari ke luar kamarnya. Riri memantapkan hati, ia harus pergi dari sini. Kakaknya sudah benar-benar berubah. Ia bukan lagi keluarganya. Riri yang sudah meraih pintu keluar tersentak ketika mendengar teriakan kakaknya.     "Jangan kabur Riri! Atau kauakan kuhukum! Dasar jalang cilik!!"     Riri semakin bergetar. Ia menggeleng dan memilih kembali berlari. Menerjang hujan yang semakin deras saja. Daster tipis yang ia kenakan sama sekali tidak memberikan perlindungan baginya.     "Riri kubilang berhenti!" Teriakan Linda kembali terdengar.     "Jalang sialan, akan kuperkosa kau dengan keras!" Disusul teriakan pria yang hampir memerkosa Riri.     Riri tak menoleh, ia memeluk dadanya sendiri dan terus berlari. Ia tak berusaha berteriak meminta tolong, karena hal itu percuma. Disini tidak ada yang namanya tolong menolong, semua orang telah hidup individualisme. Riri lari tanpa arah, matanya sudah mulai buram. Kepalanya terasa pusing, dan dadanya terasa bertalu-talu. Jantungnya berdetak tanpa irama, benda itu seperti akan ke luar dari tempatnya. Riri berlari tanpa arah, ia sudah putus asa dengan nasibnya.     Hingga dua titik cahaya yang bergerak semakin dekat menyilaukan Riri, memberikan harapan ketika Riri sudah akan melepaskan keyakinan yang ia pegang. Keyakinan bahwa Tuhan akan menolongnya.         Ckit         Suara ban mobil yang beradu dengan jalanan beraspal terdengar merobek suara hujan. Riri bergeming, tidak berusaha untuk menyelamatkan diri dari hantaman besi bermesin itu. Pandangan Riri sudah tak fokus. Pandangannya membayang, ditambah dengan guyuran hujan, Riri sama sekali tidak bisa menangkap apa yang ada di sekitarnya.     Hingga tiba-tiba sebuah dekapan terasa menghangatkan tubuh Riri yang semakin dingin. Riri mendongak dan mendapati wajah dan manik mata yang pernah ia kenal. Tapi wajah itu semakin buram, hingga hilang tertelan kegelapan bersamaan dengan Riri yang jatuh tak sadarkan diri. Sebelum Riri benar-benar kehilangan kesadaran Riri bergumam pelan dengan senyum tipisnya.     "Kak El," Kakak datang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD