FRANSISCA AKAN MENIKAH

1220 Words
"Dia itu yatim piatu sejak kecil, katanya kakak membuat hidupnya lebih bersemangat, sangat lucu bukan?” tanya Fransisca. "Padahal seringnya kita LDR De!” seru Fransisca. “Tapi mungkin bentuk perhatian kakak padanya yang membuat dia nyaman. Sesibuk apapun kakak, kakak selalu berkomunikasi dengannya, setiap hari, tak ada kata libur. Kita hampir tak pernah berantem De,” ujar Fransisca. "Sangat luar biasa sekali,” puji Delian. Fransisca tersenyum. *** Sesampainya di studio foto. ternyata fotografer yang biasa memotret Fransisca tak ada, ia sedang ke luar kota. Akhirnya Fransisca dan Delian pun pulang ke rumah. karena Fransisca takut Delian kurang nyaman dengan fotografer yang lain. *** Sesampainya di rumah. Delian dan Fransisca melihat mobil Henry saudah ada di Garasi mobil, begitupun dengan mobil Fannan. "Sepertinya mereka sudah pulang kak,” ujar Delian. "Iya De,” jawab Fransisca. Delian masuk ke dalam rumah dengan membawa beberapa paper bag di tangannya. Sementara Fransisca hanya memegang tas di tangannya. Fransisca memang tak membeli apapun dari mall. Setelah masuk ke dalam rumah, Fransisca dan Delian disambut hangat oleh Henry dan Alana. Walaupun sedikit aneh, tapi Delian dan Fransisca menerima perlakukan hangat mereka. "kalian dari mana saja?” tanya Alana. "Jalan-jalan bu,” jawab Delian sambil tersenyum, "Iya bu, sekali-kali jalan dan menyenangkan Delian,” Ujara Fransisca. "Oh iya, kalian memangs selalu akur,” puji Alana.. "Oh iya, Fransisca, ayah ingin bicara penting denganmu,” pinta Henry. "Bicara penting?” tanya Fransisca. “Ke ruang kerja ayah sekarang,” pinta Henry sambil meninggalkan Delian, Fransisca dan Alana disana. Saat Fransisca pergi mengikuti ayahnya ke ruang kerja ayahnya, Delian ke kamarnya sementara Alana mengikuti Fransisca masuk ke ruang kerja Henry setelah melihat Delian naik ke atas tangga.. Delian yang sudah tiba di kamarnya memilih langsung membersihkan diri di kamarnya. *** Sementara itu di ruang kerja Henry, kini sudah ada Henry, Fransisca da Alana. Ayah, ibu dan anak itu kini sudah duduk di sofa yang ada di ruang kerja Henry. "Fransisca, apa hubunganmu dan Kenan serius?” tanya Henry. "Serius ayah.” “Akhir bulan ini dia akan melamarku pada ayah. Dia juga sudah mengatakan ingin menikah denganku tiga bulan lagi,” ucap Fransisca. "Apa ayah mengizinkan?” tanya Fransisca. “Tentu saja sayang, ayah mengizinkan,” jawab Henry. "Nanti kita adalah acara resepsi pernikahan yang sangat meriah,” ucap Henry dengan senang. "Tapi ayah, aku dan Kenan telah sepakat hanya akan melaksanakan akad nikah dulu,” ucap Fransisca.. “Kenapa?” tanya Henry sambil.mengerutkan keningnya. “Karena aku masih terikat kontrak dengan manajemen dan dalam surat kontrak itu tak boleh menikah ayah. Sementara Kanan terus saja mendesak aku untuk menikah dengannya, katanya biar dia bisa serumah denganku,” jawab Fransisca. Henry menyandarkan punggungnya di sofa. Kalau Fransisca menikah dengan Kenan, aku bisa pamer pada semua teman dan relasi bisnisku kalau aku punya menantu pengusaha muda yang sukses. Calon pewaris El Zein Group, batin Henry. "Apa ayah tak setuju?” tanya Fransisca yang melihat ayahnya hanya diam saja. "Setuju,” jawab Henry cepat. "Tapi apa nanti setelah kontrak kamu selesai kamu akan melangsungkan resepsi pernikahan?” tanya Henry. "Ya tentu saja ayah, aku juga kan punya teman-teman yang ingin aku undang di hari bahagiaku,” ujar Fransisca. Henry yang mendengar jawaban itu pun tersenyum. “Oke baiklah Fransisca, ayah mendukung hubungan kalian berdua,” ucap Henry. "Terima kasih ayah,” jawab Fransisca sambil tersenyum. Henry merentangkan tangannya. "Peluklah ayah,” pinta Henry. Fransisca terdiam tak percaya dengan apa yang ia dengar. “Sudah lama ayah tak memeluk putri ayah,” ucap Henry lembut. Fransisca tersenyum , lalu ia berdiri begitupun dengan Henry, anak dan ayah itu berpelukan. Fransisca meneteskan air matanya, ia merasa sangat terharu. Ini tak berlebihan baginya. Fransisca sungguh sangat bahagia karena setelah kelahiran Fannan ia belum pernah merasakan kehangatan pelukan dari ayahnya, Henry. Setelah memeluk Henry, Fransisca pun memeluk Alana. “Kenapa kamu menangis sayang?” tanya Alana. "Tak apa bu, hanya terharu. Baru sekarang aku merasakan kehangatan kalian berdua lagi,” bisik Fransisca. Alana tak menjawab ucapan Fransisca. Fransisca melepaskan pelukannya dari Alana. Alana menghapus air mata Fransisca dengan tisu yang ia ambil dari meja yang ada di ruangan itu. "Jangan nangis lagi, maaf kan kami,” ucap Alana tulus. "Iya sayang, kami terlalu fokus pada Fannan," ucap Henry. "Jujur kami sangat takut jika Fannan tumbuh tak seperti yang kami harapkan. Bagaimanapun Fannan yang akan menggantikan posisi ayah kelak di perusahaan. Dan kamu ayah latih sejak dini untuk lebih dewasa, terus bersama dengan Delian adik angkat mu,” ujar Henry. "Dan nyatanya ayah berhasil, kamu berhasil dalam karir, membuatmu sangat dekat dan menyayangi Delian bukan?” ucap Henry. “Dan karirmu cemerlang di dunia hiburan, sebagai model. Ayah sangat bangga padamu,” puji Henry. "Mungkin jika ayah dan ibu memanjakanmu, kamu tak akan bisa seperti sekarang ini," tambah Henry. Benar juga, batin Fransisca. Di ruang kerja Henry itu, Henry dan Alana pun meminta maaf pada Fransisca atas sikapnya selama ini pada Fransisca dan Fransisca langsung memaafkan kedua orang tuanya dengan lapang d**a. Fransisca keluar dari ruang kerja Henry dan ia merasa hatinya kini jauh lebih tenang. Ia mendapatkan kehangatan ayah dan ibunya yang selama ini ia rindukan. Fransisca bergegas ke kamar Delian, Karena Fransisca diminta oleh Henry untuk memanggil Delian. Henry juga ingin menemui Delian. *** Sesampainya Fransisca di kamar Delian. Dellian membuka pintu dan Fransisca langsung memeluk Delina, adik angkatnya. "Ada apa kak,” tanya Delian heran. Fransisca pun mengatakan apa yang terjadi padanya di ruang kerja Henry dan Delian sangat senang mendengarnya. "Sekarang ayah dan ibu juga ingin bicara kepadamu De. Temui mereka di ruang kerja ayah ya,” pinta Fransisca. Delian yang saat itu sudah mengenakan piyama tidur pun mengangguk. "Kakak ke kamar dulu, belum mandi,” ucap Fransisca dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. “Siap kak!"seru Delian. Fransisca berjalan menjauhi kamar Delian. Delian menutup pintu kamarnya lalu berjalan ke arah ruang kerja Henry, satu-satunya ruangan yang belum pernah ia sambangi selama tinggal di rumah itu. Sesampainya di depan ruang kerja Henry. Delian mengetuk pintu dan langsung dipersilahkan masuk oleh Henry. Saat Delian masuk ke ruangan kerja itu, Delian langsung melihat ke arah sofa yang ada di sana. Di sana sudah duduk Henry dan Alana, kedua orang tua angkat Delian. "De, duduklah,” pinta Henry sambil tersenyum. Henry mengatakan hal yang sama pada Delian. Henry minta maaf karena ia telah mengabaikan Delian setelah kelahiran Fannan, ia juga memberikan alasan yang sama pada Delian. Perihal ia takut Fannan tak tumbuh sesuai harapannya hingga Fannan lebih diperhatikan. “Aku tak begitu mempermasalahkan itu ayah, ibu." “Delian sudah sangat bersyukur bisa tumbuh di keluarga ini, sangat berterima kasih pada ayah dan ibu yang tak mengantarkanku ke panti asuhan. Bagiku tinggal di rumah ini sudah lebih dari cukup.” "Aku sama sekali tak merasa iri dengan perhatian yang kalian berikan pada Fannan, tapi mungkin bagi kak Fransisca yang merasa terabaikan.” “Iya De, kami sudah meminta maaf juga padanya dan kakakmu telah memaafkan kami," ujar Henry. "Iya ayah, terima kasih,” ucap Delian. Henry memeluk Delian, begitupun dengan Alana. Setelah itu Delian keluar dari ruang kerja Henry. Delian keluar dari ruang Henry dengan senyuman di wajahnya. "Sepertinya keluarga ini akan sangat hangat," gumam Delian. *** Sementara itu di ruang kerja Henry. “Bu, kita akan segera punya menantu yang kaya. Perusahaan ayah akan sangat terbantu jika Fransisca menikah dengan Kenan El Zein. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD