QUALITY TIME DELIAN DAN FRANSISCA

1108 Words
Aku akan membuat kecantikan adik kesayanganku terlihat, aku gemas dia selalu menyembunyikan wajah cantiknya, batin Fransisca. Fransisca minta agar Delian di make over. *** Tiga jam kemudian, Fransisca selesai melakukan perawatan, begitu pun dengan adiknya Delian. Delian kaget melihat tampilan wajahnya yang kini telah berubah, ia lebih cantik dan glowing. "Kak, wajahku kok jadi beda?” tanya Delian pada Fransisca yang berdiri di samping kursi yang Delian duduki. "Kamu di makeover sayang, kamu terlalu cuek, kakak jadi gemes jadinya.” "Sudah yuk kita cari makan, kakak laper,” ajak Fransisca. Delian pun mengangguk. Fransisca keluar dari salon bersama Delian. Bagi Fransisca perawatan di klinik kecantikan dan salon adalah keharusan baginya. Tapi tidak dengan Delian. Delian kurang menyukai tempat itu. Ia lebih senang berpenampilan sederhana. Dan ketika kerja juga hanya mengaplikasikan make up tipis dan berwarna nude. Setiap orang punya pilihan, dan pilihan Delian berpenampilan sederhana dan cuek ketika sedang tidak bekerja. “De, kamu udah cantik, masa bajunya masih kaos sama celana jeans sih,” ujar Fransisca sambil melihat ke arah Delian yang kini memegang topi putih di tangan kanannya. “Maksud kakak?" tanya Delian. Selanjutnya Fransisca menarik tangan Delian untuk masuk ke sebuah butik. Fransisca langsung mencarikan dres untuk Delian. Delian hanya melihat-lihat ke sekeliling butik yang cukup terkenal itu. Pasti harga pakaian di sini mahal-mahal, tebak Delian dalam hati. “De, kemarilah!” seru Fransisca. Delian langsung melihat ke arah kakaknya dan langsung mendekat ke arah Fransisca, "Lihatlah cantik kan?” tanya Fransisca sambil memperlihatkan dres berwarna abu dan mempunyai blazer luar yang sangat cantik. "Bagus sih kak bajunya, tapi aku tak biasa pakai dres seperti itu,” ucap Delian pelan. "Ah kamu harus coba sekarang,” ujar Fransisca. “Please," ucap Fransisca memohon. Karena tak tega, akhirnya Dellian menuruti kemauan kakaknya. Ia masuk ke ruang ganti dan memakai baju pilihan kakaknya. Tak berselang lama, Delian keluar dari ruang ganti dan Fransisca tersenyum melihat adik kesayangannya. "Kamu memang cantik sekali De!” seru Fransisca "Kalau kamu jadi model, sepertinya kakak akan kalah sama kamu,” ujar Fransisca. "Ah kakak bisa aja,” ucap Delian sambil mendekati kakaknya. “Aku ngerasa ga nyaman pakai baju ini,” bisik Delian. "Coba sehari ini aja ya, kakak mau kamu tampil beda saat jalan sama kakak kali ini,” ucap Fransisca pelan. Akhirnya Delian menyerah. Fransisca keluar dari butik itu bersama Delian yang kini sudah tampil beda, pakaian yang feminim dan wajahnya jauh lebih cantik dari sebelumnya karena polesan make up. “Oh iya, bukannya kakak tadi bilang laper ya?” tanya Delian pada Fransisca yang saat itu memakai kacamata hitam. Fransisca yang jauh lebih tinggi dari Delian membuat Delian harus sedikit melihat ke arah atas untuk bisa melihat ke arah wajah Fransisca, jika ia sangat dekat dengan kakaknya itu. "Iya, kita akan segera kesana setelah beli high heels untukmu,” ujar Fransisca. "High heels?” tanya Delian. "Iya De,” ucap Fransisca. "Ayo masuk.” ajak Fransisca. Delian mengikuti Fransisca. "Kak, jangan high heels, please. Aku tak bisa memakainya,” rengek Delian. "Kamu harus belajar!” seru Fransisca. Delian memanyunkan bibirnya. Tak butuh waktu lama Fransisca untuk menemukan high heels untuk Delian, Delian mencobanya dan Delian tampak kesulitan memakai high heels itu. Karena Fransisca juga tak ingin menyulitkan Delian, akhirnya Delian dibelikan flat shoes oleh Fransisca dan Delian sangat senang. Saat keluar dari toko sepatu itu, Fransisca menyerahkan paperbag pada Delian. "Ini high heels yang tadi kamu coba. Ini sangat cantik sekali dan pas di kaki kamu De, kakak beli bisa saja kamu akan membutuhkannya suatu hari nanti,” ujar Fransisca. Delian pun mengangguk dan tersenyum. Setelah itu Delian dan Fransisca berjalan ke arah restoran yang ada di mall itu. Kakak memang sangat baik dan ia selalu menyayangiku, batin Delian tersenyum melihat ke arah kakaknya Fransisca. Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Delian, Jalan-jalan dengan Fransisca hingga berbelanja, menghabiskan waktu bersama dan tampil beda. Setelah di make over, tanpa Delian sadari banyak lelaki yang melihat ke arahnya, tertarik pada Delian. Delian menyangka para lelaki itu melihat ke arah Fransisca yang jelas-jelas seorang model. Saat di mall, tak sedikit orang yang ingin berfoto dengan Fransisca, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Fransisca yang punya kepribadian ramah membuat mereka menyukai Fransisca. Fransisca yang nyaris tak punya haters merasa aman saja jalan-jalan tanpa bodyguard. *** Setelah puas berjalan-jalan dan makan di salah satu restoran yang ada di mall Fransisca mengajak Delian untuk ke studio foto. "Kita ke studio foto dulu ya De,” ujar Fransisca sambil memakai sabuk pengamannya. "Untuk apa? apa kakak ada pekerjaan hari ini?” tanya Delian sambil memakai sabuk pengamannya. “Tidak ada.” "Kakak hanya ingin melakukan foto shoot sama kamu De, udah lama kita tak berfoto bersama bukan?” tanya Fransisca. "Tapi Ka, aku tak biasa pemotretan seperti kakak,” keluh Delian. “Ntar gimana kalau aku mati gaya, pasti ditertawakan,” ucap Delian menduga-duga. Fransisca mulai menyalakan mesin mobil dan tak berselang lama mobil mulai melaju. "Kamu tenang saja, ini adalah foto studio tempat kakak biasa melakukan pemotretan, kamu jangan takut mati gaya, karena nanti fotografer akan mengarahkan gayanya,” ujar Fransisca Setelah mendengarkan penpenjelasan Fransisca, akhirnya Delian pun menyerah. Ia tak punya alasan untuk menolak ajakan kakaknya lagi. *** Saat dalam perjalanan menuju studio foto, Fransisca menerima panggilan dari Kenan.m Fransisca yang saat itu sedang menyetir menggunakan hands free. *panggilan di telepon. "Hallo yang, kenapa?” tanya Fransisca. "Kamu sedang dimana sekarang?" tanya Kenan. "Jalan-jalan sama adikku,” jawab Fransisca sambil melirik ke arah Depan dan tersenyum. "kenapa?” tanya Fransica yang kembali fokus ke depan. "Oh begitu, tadinya aku ingin bertemu,” ujar Kenan. “Tapi kalau kamu sedang quality time sama adikmu tak apa, aku tahu kamu sangat sayang sama adikmu. Jadi aku tak akan ada di antara kalian dulu.” "Selamat bersenang-senang, love you!" "Terima kasih atas pengertiannya. Love you too,” jawab Fransisca. *Panggilan terputus dan Fransisca pun tersenyum. Mobil Fransisca berhenti di lampu merah.. "Pacar kakak ya yang nelpon?” tanya Delian. “Iya De, katanya dia ingin ketemu sama kakak, tapi saat dia tahu kakak lagi sama kamu, dia bilang nanti aja ketemunya, gak mau ganggu kebersamaan kita,” jawab Fransisca. "Pacar kakak sepertinya sangat baik ya kak?” tebak Delian. "Sangat luar biasa baiknya .” "Dia itu yatim piatu sejak kecil, katanya kakak membuat hidupnya lebih bersemangat, sangat lucu bukan?” tanya Fransisca. "Padahal seringnya kita LDR De!” seru Fransisca. “Tapi mungkin bentuk perhatian kakak padanya yang membuat dia nyaman. Sesibuk apapun kakak, kakak selalu berkomunikasi dengannya, setiap hari, tak ada kata libur. Kita hampir tak pernah berantem De,” ujar Fransisca. "Sangat luar biasa sekali,” puji Delian. Fransisca tersenyum. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD