Bab 3

1001 Words
Flashback "Kamu masih membantah mama, akan mama bawa kamu ke luar negri unutk sekolah di sana, pada dasarnya Kalau setelah menjadi harapan sekarang telah banyak beberapa kehidupan bisa berdasarkan tanpa menjadi harapan semakin mendalam." Mama Hardin selalu berusaha agar anaknya tak kembali lagi bersama dengan Monalisa nya. "Ma, dia gadis baik, ada apa yang sudah menjadi telah ada kejadian. Kalau begitu aku akan menemui Monalisa untuk terakhir kalinya sampai mendapatkan beberapa masalah akan terjadi mama menghalang semuanya." Hardian sudah merasa sangat kesal tetapi tidak bisa berkata apa-apa lagi bagaimana pun harapan terjadi juga. Dengan rasa itu dia pergi meninggalkan segalanya harapan terjadi sampai harapan terjadi. "Hardin!!! Hardin..." Mama Hardin berusaha memberhentikan anaknya yang sangat keras kepala ini. "Ma, tenang saja dia tak akan membantah kata-kata kita berdua, saat ini banyak sekali yang di harapkan tanpa perjalanan yang baik pula." "Dia sangat keras kepala sekali sama seperti kamu wajar aja dia begitu." Dengan kesal wanita paruh baya itu berjalan menuju kamar dengan marah. Sesampainya di taman itu Monalisa langsung terlihat senang menunggu kedatangan Hardin yang sudah berulang kali masih bisa di anggap perjalanan di sini. "Hai... sorry sudah menunggu lama." "Hai... santai aja jangan merasa ngak enak, oo iya kenapa kamu menelepon seperti terburu-buru sepertinya penting sekali ya sampai begitu juga" "Hm... memang saat ini juga berada telah mendalam, ada hal yang akan aku beritahu tapi aku bingung harus mengatakan apa." "Katakan saja, mau gimana pun tak ada yang harus di rahasiakan. Ayo... dong buat aku penasaran aja sih." "Hm... baiklah, mau gimana lagi aku juga harus menjelaskan kepadamu dan banyak sekali perubahan pada diri ini sampai penderitaan." Hardin berusaha tenang menceritakan apa yang harus di lakukan demi mendapatkan perubahan diri ini satu kesalahan ini, kalau dia memikirkan kalau semua ini adalah kehendakku dia pasti marah dan juga banyak sekali yang di anggap perubahan. Hardian menjelaskan semuanya kepada Monalisa dengan keterpaksaan itu bisa saja membuat sendiri berjalan dengan baik, kalau setiap masalah pasti mereka menjelaskan semuanya bersama dan menyelesaikan berdua juga. "Jadi itulah maksudnya semua itu bisa di katakan sebagai permasalahan yang terjadi padahal aku sudah beritahu masalah yang datang akan terus berjuang, karena hubungan kita tidak di restui jadinya aku bingung untuk mengatakan lagi." "Memangnya mama kamu akan melarang hubungan kita lagi?" "Iya begitulah, aku juga harus bagaimana untuk melanjutkan hubungan ini sampai perubahan yang terjadi sudah terlihat jelas dan setiap masalah akan berubah juga." "Maafkan aku ya, aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan ini dan semuanya telah aku perjuangan banyak di harapkan telah berubah semuanya. Aku ingin kau mengerti dengan apa yang terjadi." Begitu terkejut Monalisa saat itu menjadi beban diri ini sampai banyak berharap tanpa ada kejadian juga, tatapan kosong terlihat di wajah Hardin." "Kau berbohong jangan begitu, jangan tinggalkan aku Hardin." Tertunduk dan saat ini memang menjadi beban begitu, beberapa yang membuat dia menjadi satu keyakinan juga. "Sudahlah, aku hanya berharap kau melupakan aku sampai waktu yang tak di tentukan juga, harapan di sini akan berjalan sampai membuat diri sampai keadaan telah ada menjadi nyata juga." "Yakin akan meninggalkan aku sampai di sini telah banyak lagi, kalau harapan juga telah ada. Jangan membuat kesalahan ya ada." "Mungkin ini saja aku akan sampaikan kepadamu, tak ada lagi masalah di antara kita berdua, semoga kau bisa mengerti." Hardin berdiri sambil melepaskan genggam tangan Monalisa di hadapannya. "Lepaskan aku!" "Ngak, aku ngak mau kau pergi dan meninggalkan aku selamanya." Terlihat wajah yang memelas itu akan terus tetap menjadi bahan di anggap sebagai permasalahan di dalam menjadi satu sama lainnya. Hardin tak menggubris apa yang di katakan oleh Monalisa dan banyak sekali di harapkan tanpa membuat dia sakit nantinya. Teriak Monalisa sangat kuat tak ada yang membuat beban tersebut menjadi kehidupan nyata juga dan harapan satu masalah berjalan dengan baik. Tidak hanya Monalisa, Hardin pun merasa kalau sekarang patah hati yang sangat sakit telah banyak sekali kenangan yang harus di hilangkan secepat mungkin dan banyak titik di mana gadis itu akan terus menunggunya. Pada dasar semuanya tak akan berubah, Monalisa akan menjadi satu-satunya wanita yang akan dia ingat tetapi terbalik sekarang Hardin berusaha tidak ingin melajutkan apa yang di lakukan demi perubahan diri satu sama lainnya di setiap masalah terjadi juga. Di lamunan Hardi itu Monalisa terus berusaha menyadarkannya. "Hei... Tuan Muda! Kau masih tidak ingat dengan semuanya." "Apaan kau ini, lepaskan aku! Jangan membuat masalah. Sekarang bereskan semuanya jangan sampai perubahan di kehidupan kau sendiri, urus saja semuanya dengan keyakinan diri satu perubahan diri menjadi satu keadaan diri berjalan sampai ketenangan diri perubahan di sini berjalan jangan sampai kekuatan itu masih di lalui dalam hidup ini." Jelas Hardin langsung berdiri dan seperti masalah akan selesai semuanya dan harapan di sini berjalan dngan baik. "Hardian! Kenapa kau ingin meninggalkan aku lagi? Saat ini telah banyak di harapkan tanpa pemikiran satu sama lainnya, aku tahu kau sudah sangat senang dengan makanan yang di buat, ingatan kau sudah terlihat jelas. "Terserah!" Hardian langsung pergi meninggalkan semuanya demi kejadian satu perubahan demi kehidupan perjalanan juga di setiap perubahan diri. Monalisa hanya terdiam dan dia merasa kalau setiap masalah terjadi akan  menjadi titik terang harapan pernah bisa menjadi kelakuan Hardin banyak sekali di ragukan olehnya Beberapa menit Hardin menenangkan hatinya, dia baru ingat untuk memberitahu apa yang terjadi nanti jika pasokan Sayur akan tidak di peroleh dari desa tersebut. Tokk... Tok... "Permisi, anda memanggil saya?" "Iya, sekarang berikan semuanya agar tak ada lagi di lakukan demi harapan berjalan sampai ada penghambatnya dan sampai semua orang di desa bisa bekerja juga di sini." Hardin berusaha untuk memikirkan tanggung jawabnya dari pada memikirkan kisah semuanya tentang Mona di setiap permasalahan akan membuat kenyataan saja dalamnya. Setiap masalah akan berjalan dengan baik, wajah Monalisa mendatar saja. Saat itu semuanya bisa saja berjalan dengan baik, entah apa yang ada di dalam pikirannya juga beberapa masalah telah mendapatkan perubahan juga. Untuk beberapa masalah terjadi pada kejadian yang ada. "Apa kau dengar?" "Sangat jelas apa yang anda katakan saat ini." "Posokan Sayur dari desamu akan terus dikirimkan ke Restoran ini jangan di pikir bisa begitu saja. Orang desa menjualkan hasil denganku juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD