Bab 2

1008 Words
Tak bisa berkata apa-apa lagi Hardin kembali mengingatkan kembali sosok Monalisa yang saat itu membuat dia terkejut, dari sikap dan kebiasaannya yang sudah bisa di lakukan demi kejadian satu sama lainnya.  Hardin hanya bisa terdiam dan memandang keanehan yang terlihat jelas dari sikap Monalisa di setiap permasalahan. "Hardian, kau masih saja tidak mengingatkan apa yang sekarang aku katakan ini dan semuanya bisa di lakukan demi kejadian yang sudah berada juga." Monalisa masih terus memberikan ingatan kepadanya juga. Hardin meliuhat pria tua itu masih saja berada di dalam ruangan itu dan juga apa yang sudah di lakukan demi kejadian satu sama lainnya di sini berada. "Pak, sekarang boleh untuk pergi dan juga dan tidak ada lagi yang akan di bicarakan jangan di pikirkan apa lagi semuanya bisa berjalan sampai menderita juga."   Pria tua itu langsung berjalan memandang sinis kepada Monalisa yang telah mendapatkan apa yang sudah terjadi tadi. "Sekarang apa lagi? Masih menghindar?"Monalisa selalu bertanya kepada Hardian dengan wajah penuh keyakinan juga. Mengerenyitkan mata Hardin tidak ada beban yang harus di lakukan jika mereka semuanya berjalan dengan baik pula. "Siapkan makanannya dan saat ini kalau memang itu kau yang membuatnya." Hardin berkata dengan tegas di hadapan Monalisa. Bibir Monalisa tersenyum miring dia menganggap kalau pria ini sudah masuk di dalam perangkapnya. "Baiklah, tunggu saja di meja makan itu semuanya akan aku persiapkan juga." Monalisa menyiapkan semuanya agar bisa mengembalikan ingatan pria yang dia rindukan saat ini. Telah banyak yang di hadapkan tanpa memikirkan itu juga, wanita itu menyiapkan makanan dan juga dia merasa kalau sekarang sudah bisa lagi memikirkannya. "Kalau sekarang sudah aku taklukan lagi, Hardian... memang saat ini sudah bisa aku katakan menjadi beberapa kejadian telah ada beban di dalam diri ini berjalan satu sama lainnya." Suara hati Monalisa sambil menyiapkan makanan di hadapan Hardin itu. Hardin mulai tak nyaman dengan tatapan Monalisa. "Apa ini sudah semua?!" "Pastinya kau sudah tak akan melupakan semuanya demi keadaan sekarang telah menjadi, permasalahan di sini kau kenapa masih saja mengejar aku sampai tak mau pergi saja!" "Bicara apa kau ini? Cepat siapkan saja jangan banyak di bicarakan lagi." Suara yang lantang membuat Monalisa sangat terkejut dan dia berharap semuanya akan kembali lagi dengan apa di mintakan Hardin. "Kau jangan memasangkan wajah yang menakutkan! Di sini aku sudah merasa kalau sekarang suatu perubahan juga. Setelah ini jangan berpura-pura saja dan saat ini telah menjadi harapan terjadi satu sama lainnya." Wanita itu langsung mengatakan dengan tegas. Hardin langsung saja mengambil makanan itu dengan penuh keraguan, dengan sigap Monalisa langsung mengambil alih untuk menaruh makanan tersebut di piring. "Seharusnya kau ambil kan makanan ini sebanyak mungkin agar kau bisa merasakan semua makanan yang aku buat dengan hati yang tulus, jangan merasa kalau sekarang tak lagi membuat perubahan diri ini berjalan sampai membuat penderitaan juga." Pria itu menangkis tangan Monalisa dan langsung menahan agar tidak menaruh semua makanan itu. "Stoppp!!! Kau ini sangat lancang sekali." Monalisa tersenyum miring dan juga dia melakukan di dalam diri ini telah membuat hatinya semakin yakin juga. Beberapa hati ini telah banyak berubah juga. Tidak ada lagi yang di harapkan semuanya sama saja, kalau sekarang telah mendapatkan sebuah kenyataan diri ini sampai perubahan diri, kekuatan tanpa menjadi nyata. Rasa makanan itu akan terus membuat masalah telah menjadi beban di dalam diri ini, mata Hardian terbuka lebar dan dia menganggap semuanya telah ada kejadian akan berakhir dengan baik. Monalisa tersenyum dan dia memandangi wajah pria yang sangat dia rindukan ini terus lahap menyantap makanan telah di buatnya. "Hmmm... aku rindu dengan wajahmu saat makan ini, dan begitu tanpa kejadian satu sama lainnya. Kalau sekarang apa lagi ini sudah menjadi satu perubahan diri menjadi tenang juga." Monalisa berkata di dalam hatinya yang saat itu ingin langsung memeluk pria di depannya. Telah banyak sekali yang di harapkan telah ada beberapa makanan yang di santapnya telah teringat sesuatu yang di katakan demi keadaan diri ini sampai mendalam menjadi beban di diri ini sampai perlahan satu kejadian telah ada beban di sini. Tangan Hardin menyapu mulutnya dari sisa makanan yang terlihat lezat itu. Monalisa memberikan sapu tangan untuk Hardian pakai. "Hm... sepertinya harusnya pakai ini, jangan kotorkan tanganmu biarkan tangan itu menggenggam hangat kembali tanganku juga dan di sini banyak sekali yang di lakukan demi mendapatkan kehidupan diri ini berjalan sampai membuat penderitaan diri sampai menjadi nyata juga." Hardian langsung terdiam mengingat kembali kemesraan dia saat itu. * Flashback "Hardin, jangan tinggalkan aku ya... entah apa jadinya kalau semuanya berpisah termasuk hubungan kita akan tidak ada artinya lagi." Monalisa menggenggam kedua tangan Hardian. Senyuman tipis terlihat jelas pada bibir Hardin dan juga dia merasa tidak bisa mengiyakan apa dikatakan Monalisa. "Kamu jangan bicara begitu, sini aku bilang yang penting kita berdua begini terus. Ingat apa pun terjadi tak ada lagi wanita sepertimu di kehidupanku juga dan saat ini telah banyak sekali yang di lakukan demi saat ini telah berjalan sampai membuat aku telah berada di dalam hatinya."  Hardin berusaha meyakinkan semuanya kepada Monalisa, agar dia tidak terlihat seperti orang yang tidak membuat masalah saja di tambah lagi kedua orang tuanya sangat tak menyukai Monalisa sedang menjalani hubungan selamanya. "Aku sangat senang juga dan di sini aku akan selalu ada untuk kamu, entah apa yang sudah di lakukan sekarang ini perasaan aku mengatakan kalau kamu akan selalu ada juga untukku." Hardin menerima apa yang di katakan sekarang juga, dan apa pun harapan di sini telah mendapatkan beberapa masalah terjadi satu sama lainnya. Kalau sekarang pria itu masih mengikuti apa yang di katakan kedua orang tuanya. "Hardin! Mama dan Papa sudah beritahu ngak ada lagi bertemu dengan wanita itu, ingat ya jangan kamu pikir mama ngak tahu kalau dari tadi siang bersama Monalisa di luar." "Ma, jangan pisahkan aku sama dia dan juga jangan melakukan apa pun kepadanya, dia sama sekali ngak ada salah." "Jika kamu tidak mau dia kenapa-kenapa janji kepada Mama untuk tidak bertemu dengannya selamanya." "Tapi ma! Ada apa sampai mama tak setuju dengan hubungan kami berdua sampai begitu tanpa menjadi satu hari di dalam begitu tanpa menjadi diri begitu, mama sangat tidak adil sekali." Hardin masih tidak terima apa yang di katakan Mamanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD