PART 1

1000 Words
*** ~ Kediaman Margatama, Jakarta, Indonesia Ruang makan... Pagi hari… Daren Margatama, pria berusia 30 tahun itu nampak berjalan menyusuri beberapa anak tangga disana. Sorot matanya yang tajam, rahang tegas serta tubuh atletisnya membuat Daren banyak diminati banyak wanita diluaran sana. Selang beberapa saat, kakinya terus melangkah menuju ruang makan dimana saat ini kedua orang tuanya sedang menikmati sarapan pagi. Mereka adalah Damian Margatama dan Jasmine Margatama. Yah mereka adalah Tuan dan Nyonya Margatama. Keduanya sedang menikmati sarapan pagi nya yang telah disiapkan oleh beberapa pelayan di rumah mereka. Damian, pria paruh baya itu hanya melirik sekilas ketika dia dapat mencium aroma parfum dari putra satu-satu nya, Daren Margatama. "Morning, My love" ucapnya sambil mengecup kening wanita yang telah melahirkannya. "Morning, sayang" balas Jasmine dengan senyum mengembang. Daren hanya menyapa sang Mommy Jasmine, tanpa menoleh sedikitpun pada Daddy nya. Sedangkan Jasmine hanya bisa menghela nafas panjang saat kembali menyaksikan sifat dingin yang ditunjukan putra semata wayangnya terhadap suaminya Damian yang tak lain dan tak bukan adalah Ayah kandung Daren. Yah, Renggangnya hubungan antara Ayah dan Anak itu dikarenakan Daren yang bersikeras dengan pilihannya. Daren mencintai wanita yang dianggap oleh Damian sangatlah tidak pantas menjadi pendamping hidup putra satu-satunya. Dan sejak saat itu, keduanya lebih sering terlibat percekcokan antara satu dengan yang lainnya. Daren yang keras kepala, dan Damian yang tetap pada keputusannya. Dia tidak akan pernah setuju! "Sayang...? Apa hanya Mommy yang kamu beri ucapan selamat pagi,.?" tanya Jasmine sambil melirik ke arah suaminya yang acuh tak acuh akan sikap putranya. Damian sudah terbiasa mendapat perlakuan dingin dari putranya, Daren. "Lalu aku harus mengucapkan nya kepada siapa lagi, Mom,.?" Tanya Daren sambil menatap Mommy nya. "Sayang...?!!! Jasmine mendelik ke arah putranya. "Ya, okay, okay Mommy,.” ujarnya mengalah. "Haaahhh,.” Daren menghembus nafas panjang lalu menatap kearah Ayah nya. "SELAMAT PAGI, DAD" ucapnya sambil menekan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Sedang yang di beri ucapan selamat pagi hanya diam menikmati kunyahan dalam mulutnya tanpa berniat sama sekali untuk membalas sapaan dari putranya. Daren hanya memutar malas bola mata nya karena tidak mendapat respon dari Ayahnya. Dia di acuhkan, dan Daren sangat tidak suka hal tersebut. Dia kembali menatap ibunya dan bergumam. "See...?! Aku barusan menyapa tembok, Mom," ucapnya kesal. Jasmine mendelik untuk memperingati Daren untuk tidak berbicara seperti itu kepada ayahnya. "It's ok Son..."ucap Jasmine membesarkan hati putranya dengan mengelus lengan koko pria itu. "Haaaahhhhh", Daren menghela napas panjangnya, dia sudah tidak berselera untuk melanjutkan sarapan paginya. Seerrrtttttt Daren mendorong kursi nya kearah belakang, lalu ia beranjak dari sana dan berniat pergi. "Mom, aku berangkat dulu, takut telat karena hari ini aku ada meeting pagi dengan beberapa klien,." jelasnya pada sang Mommy "Sayang, bahkan kamu belum menyentuh sarapan pagi mu, bagaimana bisa kamu bekerja tanpa mengisi perutmu terlebih dahulu, hmm,.?" Ucap Jasmine tidak terima "Aku bisa sarapan di kantor, Mom?!" Ucap Daren sambil tersenyum pada ibu nya. "Haaahhhh, baiklah kalau begitu, tapi ingat jangan melewatkan sarapan pagi mu, sayang," ingatnya pada sang putra satu-satunya itu. "Okay, Mom," Daren melabuhkan kecupan sayang tepat di kening sang Mommy, Jasmine "Aku berangkat dulu, bye Mommy, love you" ucapnya kemudian melangkah pergi. "I love You more, Son," balas Jasmine sambil tersenyum menatap putranya. Sedang Damian hanya bisa menatap dalam diam kelembutan sang putra pada istrinya. Jasmine melirik suami nya dan tersenyum. Damian membuka suara "Kamu terlalu memanjakan nya, Honey" ucap Damian. Jasmine terkekeh mendengar pernyataan suaminya "Yang aku manjakan itu adalah putraku satu-satunya Mas,.?"Jawab Jasmine lembut sambil tersenyum pada suaminya. Senyum yang selalu membuat Damian jatuh cinta berkali-kali pada istrinya itu. "Hhahhh, baiklah, terserah mu saja, Hun,." ucapnya menyerah. Jasmine terkekeh dan kembali berucap pada suaminya "Mas, sudahlah jangan terlalu keras pada Daren, kamu dan dia sama-sama keras kepala dan juga sama sama gengsi, Mas?" "Aku kadang suka gemas kalau liat kalian saling mendiamkan satu sama lain seperti tadi,." Ujar Jasmine sambil menatap lembut manik suaminya. "Honey bagaimana aku tidak keras terhadapnya?, Atau kau memang mau punya menantu satu-satunya seperti wanita yang diinginkan putra mu?" Tanya Damian. "Mas, kita bisa bicara secara perlahan dengannya, tidak perlu menekannya seperti itu, Mas, tentu putramu tidak akan suka" ucapnya lembut. Ia memandang wajah pria yang dicintainya, dan kembali melanjutkan kalimatnya. "Lagi pula, kita masih punya waktu untuk meyakinkan Daren kalau Shalom tidak sebaik yang dia kira, Mas?!" Ucap Jasmine menenangkan sang suami. "Hhaahh, semoga saja, Honey,." ucapnya putus asa. Jasmine tersenyum sambil mengusap lengan suaminya dan dia kembali bersuara "Ya sudah Mas, aku pagi ini mau ke pasar, Mas, mau belanja beberapa bahan makanan" ucap Jasmin. Dan tentu saja Damian tidak terima itu, dia tidak suka istrinya kelelahan karena berkeliling di pasar yang sebenar nya itu adalah pekerjaan pelayan di rumah mereka. Damian hendak menyela akan keinginan istrinya, tapi Jasmine yang paham bahwa suaminya keberatan dia langsung berkata. "Aku hanya sebentar Mas, aku tau itu pekerjaan mereka, tapi aku ingin sekali kesana, karena sudah lama sekali aku tidak mengunjungi pasar Mas,." ucapnya dengan wajah memelas. Dan tentu saja Damian mengiyakan permintaan istrinya karena tidak tega melihat wajah memelas istrinya. ... Pasar, Jakarta Jasmine nampak sedang asik memilih beberapa sayur kesukaan suami dan putranya sampai lupa bahwa sejak tadi dia sudah membeli banyak sekali jenis sayuran, dan salah satu pelayan di rumahnya yang ikut bersamanya mengingatkan Jasmine kalau sayur yang mereka beli sudah banyak sekali. Dan Jasmine langsung mengiyakan dan mereka akan segera pulang. Jasmine menyuruh pelayannya yang bernama Inah untuk terlebih dahulu ke mobil mereka. Sedangkan Jasmine, dia merasa ponselnya bergetar dan ternyata itu adalah Damian, suaminya Ddrrretttt... ddrrtttttt ... ddrrtttttt Jasmine tersenyum saat melihat kontak sang suami disana. Pria itu memang tidak sabaran. Padahal baru saja satu jam lamanya Jasmine berkeliling di pasar namun Damian sudah menghubunginya. "Halo mas?" "_" "Iya ini sudah selesai, sekarang aku langsung pulang mas," ucapnya memberi tahu sang suami sambil melangkah menuju mobilnya. Jasmine yang sedang fokus mendengar suaminya di seberang sana, sampai Jasmine tidak memperhatikan jalan ketika dia hendak menyeberang. Seorang wanita seusia nya berteriak ke arah Jasmine, berlari dan langsung mendorong Jasmine hingga jatuh tersungkur dan_ Braaakkkkk ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD