Kebangkitan
Di tengah kegelapan hutan kematian, di bawah siluet sinar bulan purnama. Sosok pemuda berjubah hitam tengah menggores pergelangan tangannya dengan pisu, mengantarkan aliran darah mengalir ke ujung tangannya, hingga akhirnya berhasil menetes di atas jasad yang telah menjadi mumi.
Bibirnya melantunkan sebuah mantera yang tak lama kemudian langsung memberi reaksi pada sosok jasad yang membusuk itu. Tubuh mayat itu mulai mengeluarkan cahaya serupa api yang mengalir di sepanjang pembuluh darahnya. Lamat-lamat, tubuh hancur itu mulai menampakkan fisik serupa manusia. Tak butuh waktu lama, sosok wanita jelita yang tengah tertidur langsung menggantikan posisi mumi tadi.
"Bangunlah!"
Sesuai perintah, kedua kelopak mata itu langsung membuka. Wanita itu lantas mendudukkan diri. Hal pertama yang ia lihat adalah sosok pemuda berjubah hitam yang meneteskan mata. Merasa asing dan bingung, ia menatap sekelilingnya yang dipenuhi pepohonan.
"Siapa aku?" tanya wanita itu.
Namun, belum sempat pertanyaan itu terjawab, sebuah teriakan yang berasal dari belahan hutan lain membuat sosok pemuda itu tercekat. Pemuda misterius itu langsung menarik tangan si wanita untuk lekas berdiri.
"Cepat pergi! Selamatkan, dirimu!"
Jleb!
Kedua bola mata wanita itu membulat sempurna tatkala melihat panah api menembus d**a kiri pemuda di hadapannya. Jatuh terduduk, pemuda itu berusa mengibaskan tangannyam, menyurih si wanita agar segera pergi. Namun, wanita itu malah ikut mendudukkan diri dengan tatapan khawatir.
"Siapa kau? Apakah kau mengenalku?"
Memutahkan darah segar dari mulutnya, pemuda itu merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya. Ia tahu, dirinya tengah sekarat. Ingin rasanya menjelaskan pada wanita di hadapannya ini panjang lebar mengenai siapa dia dan mengapa dibangkitkan. Sayang, kesadarannya dan kekuatan untuk mengendalikan tubuh sendiri pun pemuda itu sudah tak berdaya. Di sisa kesadarannya itu, ia hanya bisa menganggukkan kepala. Setelah itu, semua menjadi serba gelap.
Melihat sosok di hadapannya menutup mata, entah dari mana, insting wanita itu seolah langsung paham kalau pemuda yang ada di hadapannya ini telah meninggal. Indera pencium dan pendengarannya pun makin tajam, perlahan ia membalikkan badan, untuk menatap sosok baru berpakaian zirah yang tengah mengepungnya.
"Apakah kalian megenalku?" tanya wanita itu lagi, memandang jasad pemuda yang telah membangkitkannya. "Mengapa kalian membunuhnya?"
Alih-alih mendapat jawaban, semua pria bersenjata itu langsung memasang kuda-kuda dengan senjata masing-masing. Panah api dan mata pedang tajam mereka siap menyerang.
"Serang!"
Melotot horor, wanita itu pun berlari menjauh sekencang mungkin. Kaki telanjangnya merasakan tiap tajamnya bebetuan dan akar pohon yang menggores telapak kakinya. Hingga pada akhirnya, ia harus menghentikan langkahnya tepat di tepi jurang. Menatap semua pria yang telah mengepungnya dengan tajam, wanita itu semakin memundurkan langkah karena takut. Ketika salah satu pemanah dari pasukan itu melangkah maju, memesang kuda-kuda untuk menyerang. Ketika panah di tangannya melesat, secara bersamaan, kaki wanita itu tergelincir hingga mengakibatkannya terjatuh ke jurang.
"Mati setelah dibangkitkan dari kematian? Terdengar lucu," kekeh wanita itu ketika angin mengantarkan tubuhnya mencapai dasar jurang.
