Bab 2 : Selalu tersakiti

1071 Words
Sebagai seorang istri, aku juga ingin mendapat perhatian dari suamiku, namun apalah daya aku hanyalah istri kedua yang tak pernah dianggap, bahkan di usia kehamilanku yang menginjak 7 bulan, Mas Aslan masih saja acuh padaku dan hanya istri pertamanya yang selalu baik padaku, aku juga tidak mau di posisi seperti ini, namun apalah daya takdir berkata lain dan sudah ada bayi di dalam rahim ku. Aku menyeka air mataku. Di malam yang sesunyi ini hanya guling yang menemaniku tidur, selama ini tak ada belaian dari sang suami dan kehangatan dari tangannya yang mengelus perutku yang membesar ini. Andai saja waktu itu aku bisa memberontak saat dia memperkosaku namun tubuhku yang ringkih ini tak mampu melawan pria 40 tahun itu yang bahkan seorang ayah dari temanku sendiri. Awalnya aku menolak untuk dinikahi, namun Nyonya Kanya tak tega denganku yang seorang yatim piatu, ia yang menyuruh suaminya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang sudah m*****i ku bahkan aku waktu itu sudah hamil 2 bulan. Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Dasabella Carla, aku blasteran Inggris namun sampai sekarang aku tidak tahu keberadaan ayahku di mana, yang jelas ibuku seorang TKW di Hongkong dan saat ia kembali ke Indonesia tengah berbadan dua. Entah mengapa nasib ibuku menurun padaku, bedanya, ayah dari bayiku bertanggung jawab walau aku tak dianggap. Aku mendengar suara pintu terbuka yang ternyata adalah Nyonya Kanya yang tiap malam memang melihat kamarku untuk memastikan aku sudah tidur atau belum, dia memang sangat baik, entah hatinya terbuat dari apa yang rela dimadu walau aku tahu dia pasti sangat terluka.Aku menyeka air mataku dan langsung menutup mata, aku tidak ingin beliau tahu tentang kesedihan ku selama ini sudah banyak ya membantuku dan aku tidak ingin merepotkan nya lagi. Setelah beliau menyelimutiku, dia kembali pergi dari kamarku aku membuka mata lagi dengan air mataku yang menetes lagi. Entah mengapa sejak aku hamil menjadi sering bersedih seperti ini, padahal dulunya aku adalah seorang yang tegar. Tak berselang menit kemudian, aku mendengar suara pintu lagi, saat air mataku mengalir mataku tiba-tiba terdengar suara familiar dan bukan suara Nyonya kanya. "Tuan?" ucapku refleks terbangun. "Aku terpaksa tidur di sini jangan hiraukan aku!" Aku sangat terkejut, baru pertama kali ini ia tidur di kamarku dan tak terasa aku memberi memperhatikan gerak-geriknya yang tidur di sebelahku sambil menarik selimut sampai di atas kepala. "Cepatlah tidur!" ucapnya dari dalam selimut. Sontak aku terkejut dan segera membaringkan diri membelakangi Mas Aslan. Bukannya aku bisa tidur justru sebaliknya, aku tak bisa tidur dan merasa sangat canggung. "Besok bangun jam 5 pagi! Kita jalan pagi," sambungnya membuatku semakin tak mempercayai ucapannya. "Baik, tuan." Jantungku berdegup dengan kencang. Gejolak ini terasa sangat menyenangkan walau Mas Aslan tak bisa aku gapai. Malam ini terasa sangat panjang, baru pertama kali aku mendengar suara dengkuran halus Mas Aslan yang sudah terbawa ke alam mimpi, sedangkan aku masih grogi sebab Ini pertama kalinya dia tertidur di sebelahku. Semakin ku mencoba memejamkan mata, semakin susah untuk ku tertidur, aku mencoba melirik Mas Aslan yang ternyata tidur menghadapku. Walau usianya sudah 40 tahun Mas Aslan benar-benar sangat tampan, pantas saja disegani oleh wanita di luaran sana. Pov author. Keesokan harinya. Aslan adalah orang yang selalu menepati janjinya dan benar saja sebelum jam 5 pagi ia sudah terbangun, sedangkan Bella tadi malam tidak bisa tidur dengan nyenyak membuatnya terbangun sedikit terlambat. "Cepat ganti baju dengan baju yang sesantai mungkin dan setelah itu kita mulai jalan," ucap Aslan yang langsung menuju ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Bella berganti pakaian, ia pikir Aslan lama di kamar mandi namun baru saja ia mengganti baju tiba-tiba Aslan keluar. Bella berteriak dan menutupi dadanya yang terekspos. Aslan mendekatinya dan menyingkirkan tangan Bella dari dadanya. "Kenapa kamu tutupi?" tanya Aslan menatap Bella tajam. "Aku sudah pernah melihatnya dan aku tidak tertarik. Malam itu adalah malam tersialku," sambung Aslan yang sangat menyakiti perasaan Bella. Bella mencoba untuk tersenyum dan segera memakai pakaiannya, Aslan memandanginya tanpa berkedip namun ia benar-benar tak tertarik pada gadis itu karena memang seumuran dengan putrinya. "Cuci wajah dulu! Aku tunggu di depan," ucap Aslan. "Baik, tuan." Bella mencuci wajahnya serta air matanya yang tak sengaja menetes tanpa ampun. Jika bukan karena Kanya dia tidak akan bertahan di sini sampai detik ini. Setelah selesai mencuci wajah ia menghampiri Aslan yang Tengah meregangkan badan. "Sudah?" tanya Aslan. Bella mengangguk, mereka mulai berjalan kaki dan memutari area kompleks perumahan elit itu. Matahari nampak belum muncul namun beberapa orang sudah keluar sekedar untuk berolahraga. Bella berjalan sambil meremas roknya, ia benar-benar sangat canggung berjalan berdampingan dengan suaminya. Dia melirik Aslan yang terus fokus memperhatikan depan. Wajah Aslan benar-benar sangat tampan, beruntung sekali kayaknya sangat dicintai oleh Aslan. "Apa rencanamu setelah melahirkan?" tanya Aslan. "Sesuai perintah Tuan Aslan, saya akan pergi dan menyerahkan bayi ini pada anda," jawab Bella dengan hati yang tentunya bergemuruh sedih. "Bagus, setelah itu goda pria lain yang telah beristri dan buat dirimu hamil. Jadilah menjadi benalu dalam rumah tangga orang lain! Itulah pekerjaanmu 'kan? Betapa bodohnya aku melakukan itu padamu saat mabuk bahkan aku tidak tahu kau masih perawan atau tidak saat itu. Itulah kesialanku," ucap Aslan. NYUUUUT... Dada bila mendadak sakit betapa kejamnya sang suami mengatakan seperti itu kepadanya yang pertama kami merenggut kehormatannya dan jelas-jelas tidak menghormatinya sebagai perempuan dan malah merendahkannya lalu menjatuhkannya. "Saya perempuan baik-baik, tuan." "Jika perempuan baik-baik, kenapa malam itu malah tidak melawanku?" Bagaimana mau melawanmu, tuan? Tubuh saya terlalu kecil untuk melawan anda. Setelah itu mereka berjalan lagi, Bella mulai memelan bahkan tertinggal jauh oleh Aslan. Jika tahu ia akan tersakiti pun ia tidak akan jalan pagi dengan suaminya itu. Tiba-tiba matanya berkunang-kunang dan lambat laun menjadi buram seketika itu Bella tak sadarkan diri. Aslan yang mendengar suara bunyi terjatuh langsung menoleh dan terkejut melihat Bella yang sudah tergeletak di atas tanah. "Bell..." teriak Aslan. *** Di kamar Bella. "Baru pertama kali jalan pagi dengan Bella sudah dibuat pingsan," ucap Kanya yang berdiri di samping Bella sambil mengusap rambut Bella. "Entah mengapa dekat dengan bocah ini aku selalu sial," jawab Aslan. Kanya menatapnya jengah, ia menyelimuti Bella dan berkacak pinggang menghadap Aslan. "Jaga Bella! Hari ini Mas libur 'kan? Usia kandungan Bella menginjak 7 bulan, Mas sebagai suami harus siaga." "Kamu istri yang tidak waras, Kanya. Kau menyuruhku untuk menjaga madumu sendiri. Tolong jangan berpura-pura lagi jika kau kuat! Aku tahu setiap malam kau menangis gara-gara bocah sialan ini hadir di rumah tangga kita," ucap Aslan yang tidak sengaja di dengar oleh Bella yang baru saja siuman.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD