TUAN YANG KEJAM DAN BELAGU

1095 Words
          Matahari sudah menampakkan sinarnya tapi Arjuna belum juga terbangun, Pak Min tidak ingin membangunkan Arjuna ia tidak mau menggangguwalaupun sebenarnya hari ini ada agenda mengecek tanah di pedesaan, Pak Min mengerti kalau Arjuna butuh ketenangan mengingat begitu banyak masalah yang menimpanya sampai Pak Min saja tidak pernah melihat tawa menghiasi wajah Arjuna apalgi setelah kepergian Ibunya, Pak Min sendiri tidak tau sejak kecil Arjuna pindah ke kota ini Arjuna memang jadi anak yang pendiam dan jarang bergaul dengan temanya, paling hanya Reina yang biasanya main ke rumah, kebiasaanya hanya bermain PS dan fokus di depan laptop, keluar dari kamar hanya untuk pergi ke sekolah dan makan bersama Ayah dan Ibunya.           Dan pada saat Arjuna kuliah saat semester akhir keluarganya mengalami masalah, perusahaan hampir bangkrut dengan begitu banyak hutang, Ayahnya selingkuh dan meninggalkan Ibunya, kemudian Ibunya pun jatuh sakit. Bahkan ketika wisuda Arjuna hanya datang sendiri tanpa kedua orang tuanya. Setelah semua yang terjadi Pak Min dan Bi Yati memilih tetap tetap bekerja di rumah itu dan tidak meninggalkan Arjuna, melihat keadaan Arjuna Pak Min dan Bi Yati merasa kasihan.           “Maaf mbak Reina, Nak Arjuna masih tidur tolong jangan diganggu!” Pak Min menghalangi Reina yang hendak masuk ke kamar Arjuna.           “Pak Min, saya itu datang dari luar negri tujuan saya ke sini mau bertemu Arjuna kok malah dihalangi, apa sih maunya Pak Min kenapa saya gak boleh menemui Arjuna?” tanya Reina sedikit sewot.           Ya Reina, teman baru Arjuna sejak pindah ke kota ini. Keluarga Reina dan keluarga Arjuna sudah saling mengenal bahkan dari kecil Arjuna dan Reina sudah dijodohkan.           Mendengar keributan yang terjadi di luar kamar membuat Arjuna terbangun, terlihat Reina yang sedang mendebat Pak Min.           “Stop!” bentak Arjuna yang tiba-tiba membuka pintu.            Reina dan Pak Min langsung terdiam mendengar suara Arjuna.           “Ada apa Pak Min?” tanya Arjuna.           Pak Min belum menjawab pertanyaan Arjuna tapi Reina sudah menyelinap masuk ke dalam kamar Arjuna.           “Gak tau tuh Pak Min, masa aku datang jauh-jauh pengen ketemu sama kamu gak di bolehin.”           Arjuna memerintahkan Pak Min untuk meninggalkanya dan Reina, Arjuna malah membuka pintu kamar lebar-lebar dan mengisyaratkan pada Reina agar segera keluar dari kamar juga.           Reina berjalan mendekati Arjuna sambil mengelus lembut d**a Arjuna yang tanpa menggunakan baju.           “Kamu mau ngusir aku?”           “Aku sibuk, aku mau mandi dan setelah itu aku pergi jadi sebaiknya kamu pulang!”           “Kamu marah ya sama aku karena di saat-saat terakhir tante Yasmin aku gak ada di sini,aku turut sedih dan berduka atas kepergian tante Yasmin, maafin aku ya!”           Arjuna menghela nafas dan memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi.           “Iya, terima kasih dan silakan!” Tangan Arjuna mempersilahkan Reina untuk segera pergi dari kamarnya.           “Juna sebentar, Mama dan Papa besok menyusulku pulang ke Indonesia sebaiknya kamu menemui mereka dan membicarakan masalah pernikahan kita,”           “Apa katamu? Pernikahan? Tidak, itu tidak akan terjadi,”           “Kamu sadar apa yang kamu katakan tadi? Kita sudah dijodohkan!” Reina mulai meninggikan suaranya.           “Yaaa, aku tau itu. Tapi aku tidak pernah menerima perjodohan ini, silahkan beri tau Om dan Tante aku yakin mereka tidak akan memaksaku!”           “Mudah sekali kamu mengatakan itu Juna, lalu bagaimana denganku yang selama ini sudah setia menunggu kamu?”          “Itu urusanmu!” balas Arjuna cuek.           Arjuna menyeret Reina keluar dari kamarnya lalu menutup pintu dengan keras dan menguncinya dari dalam, Reina menggedor-gedor pintu namu Arjuna tidak menghiraukan, Arjuna pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.           Dengan perasaan kesal Reina pergi meninggalkan rumah Arjuna.             Arjuna selesai bersiap ia langsung turun ke bawah, Bi Yati sudah menyiapkan semua di meja makan tapi Arjuna hanya meminum secangkir teh hangat.           “Nak Juna tidak sarapan dulu?” Tanya Bi Yati.            “Saya buru-buru Bi, di mana Pak Min?”           “Pak Min sudah di garasi Nak!”            Arjuna keluar menuju garasi, mobil sudah selsai dipanasi oleh Pak Min.           “Mari Nak Juna!”           Arjuna mengangguk lalu masuk ke dalam mobil.           “Pak Min tolong hubungi mereka, suruh mereka ke lokasi sekarang juga.” Arjuna menyuruh Pak Min untuk menelfon kedua ajudanya.             “Baik Nak! **********               Seorang gadis sibuk mengarahkan lensanya untuk menangkap dua ekor kupu yang sedang hinggap di atas bunga, fokus gadis gadis itu terganggu sebab terdengar suara keributan di salah satu rumah warga.           Keributan itu memancing rasa penasaran gadis itu, ia menghentikan kegiatanya lalu mencari dari mana sumber suara keributan tadi yang ia dengar.           Suara itu berasal dari rumah seorang warga, terlihat seorang pria paruh baya sedang berlutut menyentuh kaki seorang pemuda sedang memohon memohon sesuatu. Pemuda itu memberika berkas kepada pria paruh baya yang sedang berlutut di kakinya, pemuda itu menyuruh ajudanya untuk menjauhkan pria paruh baya itu dari kakinya bahkan pemuda itupun tidak segan mernghardik dan berkata dengan nada tinggi pria paruh baya yang kini menangis dan masih memohon sesuatu.           Dua ajudan pemuda itu menyeret pria paruh baya yang masih berlutut, dengan kasar para ajudan pemuda itu menyeret badan pria paruh baya itu dengan memegangi kedua tanganya sedangkan pemuda itu berbalik membelakangi dan beranjak pergi. Gadis itu tidak tinggal diam melihat kejadian itu, ia pun berlari menolong pria paruh baya itu.           “Hey kalian! lepaskan bapak itu! Kalian punya hati gak sih sama orang tua kasar banget!”gadis itu mengoceh memarahi kedua ajudan itu.            Mendengar ocehan gadis itu pemuda itu menghentikan langkahnya lalu membalikkan badanya, betapa terkejutnya gadis itu ternyata pemuda itu adalah orang yang pernah melemparkan uang ke wajahnya kemarin.            “Kau,” ucap gadis itu terkejut sambil menunjuk Arjuna. Arjuna berjalan mendekati gadis itu.            “Singkirkan jarimu nona! Jangan berani menunjuk padaku atau aku bisa patahkan telunjukmu!” ancam Arjuna pada gadis itu.             Gadis itupun menurunkan tanganya.             “Oh yaa bukankah kau gadis yang ku temui di jalan kemarin? Apa yang membuatmu ingin bunuh diri menabrakkan diri di depan mobilku, uang atau cinta?”           “Hey Tuan kejam diamlah! Jangan sok tau! Apa yang kamu lakukan tadi pada pria tua itu sangat tidak terpuji, apa kau tidak punya hati? Bagaimana jika Ayahmu yang diperlakukan seperti tadi?”           “Heyyy kau diamlah!” bentak Arjuna pada gadis itu sekarang giliran Arjuna yang mengangkat jari menunjuk gadis itu.           “Hentikan ocehanmu! Siapa kau? Beraninya kau menyebut Ayahku”            Belum selesai Arjuna berbicara Alika memotongnya.           “Aku Alika Syahzira, aku memang bukan siapa-siapa tapi perlakuanmu pada pria tua itu sangat buruk dan itu membuatku tidak tahan,”           Arjuna terdian mendengar nama itu, tanpa berkata apapun Arjuna berbalik dan berjalan menuju mobilnya meninggalkan gadis bernama Alika tadi.           “Hey Tuan belagu! Sikap macam apa itu sebelumnya kau kasar padaku dan sekarang kau kasar pada pria tua itu dan tanpa meminta maaf kau pergi begitu saja, dasarr!”           Arjuna menoleh dan menatap gadis itu dengan penuh amarah tapi ia berusaha mengendalikanya agar tidak sampai menyakiti gadis bernama Alika itu. Arjuna mengepalkan tanganya dengan kuat tanpa membalas sepatah kata pun Arjuna masuk ke dalam mobil lalu pergi.            “Dasaarr pria anehh!!”  gumam Alika kesal.        
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD