BERTEMU MAMA

1139 Words
Arjuna mulai mengemudikan mobil, tampak Kezia sangat bersemangat akan segera bertemu dengan Mamanya, maklum dari Kezia bisa mengenali orang di sekelilingnya dia tidak pernah mengenali Mamanya. Saat Kezia mulai faham apa itu Mama Kezia bertanya pada Papanya, tapi Arjuna hanya menjawab kalau Mamanya ada di suatu tempat yang indah. Mobil berhenti. "Sebentar sayang Papa beli bunga buat Mama dulu yaa! Kezia tunggu di mobil," Kezia mengangguk membalas pesan Papanya. Arjuna kembali dengan membawa buket besar mawar merah yang masih sangat segar dan harum, Arjuna masuk ke dalam mobil dan melajukanya. "Paa.. Mama suka yaa sama bunga mawar?" "Iya sayang!" jawab Arjuna tersenyum "Seperti apa Mama Pa?" "Mama cantik seperti Kezia, hidung dan bibirnya kecil mungil, matanya menyorotkan keteduhan kenyamanan, rambutnya panjang lurus mama lebih suka mencepolnya atau mengikatnya dari pada dibiarkan terurai, Mama itu baik, ceria, tapi dia ngambekkan juga saperti Kezia," Kezia membuka matanya lebar sambil tertawa mendengar papanya menceritakan seperti apa Mamanya, dan itu semakin membuat Kezia penasaran ingin segera bertemu. Sampailah Kezia dan Arjuna pada tempat yang dituju, Arjuna keluar dari mobil kemudian membukakan pintu Kezia dan membantunya turun dari mobil. Hanya terlihat hamparan tanah luas dengan banyak gundukan dan batu bertuliskan nama-nama. Kezia melihat sekelilingnya lalu menengadahkan kepalanya pada Arjuna tergambar jelas dari mata Kezia sebuah pertanyaan kenapa Arjuna mengajaknya ke tempat ini. Arjuna berlutut di depan Kezia sambil tersenyum. "Tuan Putri, sekarang saatnya kita bertemu dengan Mama," Kezia terdiam tidak mengerti. "Kezia mau bertemu dengan Mama kan?" tanya Arjuna pada Kezia yang masih terdiam, kezia menganggukkan kepalanya. Arjuna memberikan buket bunga mawar itu pada Kezia dan menggendong Kezia di depan lalu berjalan. Kezia dan Arjuna sampai, Arjuna menurunkan Kezia dari gendongan lalu menaruh bunga mawar di atas gundukan tanah itu, Arjuna dan Kezia duduk berjongkok di samping gundukan tanah dengan batu nisan terukir nama Alika Syahzira. Arjuna tersenyum pada Kezia yang hanya memandangi gundukan tanah dan batu nisan itu. "Baiklah sayang, sekarang apa yang ingin Kezia katakan pada Mama? Kezia ingin bertemu kan? Dari dulu Kezia selalu bertanya di mana Mama kapan bertemu Mama dan sekarang kita sudah bertemu Mama," Tanpa bersuara Kezia langsung memeluk Arjuna dan menangis di pelukan Papanya itu. Arjuna mengusap lembut kepala Kezia yang teduh di pundaknya, Kezia kembali menegakkan badan dan kepalanya air mata mengalir dari mata indahnya, Arjuna tersenyum lalu mengusap lembut air mata yang membasahi pipi cubby Kezia. "Jangan menangis sayang! Mama tidak suka jika Kezia menangis, Mama akan bahagia jika melihat Kezia tersenyum ceria dan bahagia, karena Mama orang yang kuat, Kezia pasti bisa seperti Mama, Mama sudah bahagia di tempat yang sangat indah." Arjuna menyemangati Kezia. Kezia pun cepat-cepat mengahus air matanya. "Mama.. Walaupun Kezia belum pernah melihat Mama tapi Kezia sangat menyayangi Mama, Kezia akan jadi anak yang baik dan kuat seperti Mama, Mama bahagia yaa di sana! Kezia sayang Mama." Kezia mencium batu nisan bertuliskan nama Alika Syahzira. "Papa bangga dan sayang sama Kezia," ucap Arjuna lalu mencium kepala Kezia. "Kamu yang tenang, hati ini hanya milikmu sampai maut datang padaku, kamu jangan khawatir aku akan menjaga dan merawat Kezia sebaik mungkin, aku berjanji segera menemukan orang yang sudah memisahkan kita dan aku akan memberinya pelajaran, I love you Alika!" Arjuna mengusap nama di nisan lalu menciumnya. "Baiklah sayang, sekarang waktunya kita pulang! kita kesini lagi lain waktu," ajak Arjuna Kezia dan Arjuna berdiri lalu berjalan meninggalkan pusara Alika, Kezia masih menoleh lagi lalu melambaikan tanganya. "Bye bye Mama!" Arjuna menggendong Kezia. ********** Kezia dan Arjuna sampai di rumah, Bi Yati menyambut kedatangan Kezia dan Arjuna, Bi Yati adalah ART di rumah Arjuna dan juga pengasuh Kezia bahkan sudah seperti neneknya, Bi Yati dan Pak Min adalah suami-istri, mereka berdua sudah bekerja di rumah Arjuna lebih dari dua puluh tahun bahkan sebelum Alika datang ke rumah ini. Sebelumnya Bi Yati dan Pak min bekerja untuk Bu Yasmin, Ibu dari Arjuna. Bu Yasmin meninggal karena sakit-sakitan setelah di tinggal Pak Surya Danendra menikah lagi dan kabur dengan meninggalkan begitu banyak hutang perusahaan, Arjuna harus bekerja sangat keras agar hutang lunas dan perusahaan tidak jatuh ke tangan lain, kepergian Ibunya dan keegoisan Ayahnya membuat Arjuna menjadi orang yang kuat dan tidak punya belas kasihan pada siapapun. Pak Min menemui Arjuna dan berbisik di telinga Arjuna, "Kezia pergi ke atas dulu sama Bi Yati, Papa ada urusan sebentar," "Oke Pa! tapi Papa pulangnya jangan larut malam, Kezia ingin tidur di temani Papa." "Siap Tuan Putri!!" Seru Arjuna membuat Kezia tertawa. Arjuna dan Pak Min pergi meninggalkan rumah. Arjuna dan Pak Min sampai di kantor polisi, dengan terburu-buru Arjuna menemui seorang anggota polisi. "Bagaimana Anda tidak tau kalau pembunuh itu telah kembali lagi ke negara ini? Kasus ini sudah berjalan cukup lama dan tidak ada akhirnya, saya ingin kasus ini cepat di selesaikan tangkap pembunuh itu!" "Baik Pak Arjuna, kami sudah mendengar kabar itu, saya sudah menugaskan beberapa Intel untuk menyelidiki dan mencari pembunuh itu, mohon kesabaran dan kerja samanya!" "Baiklah! Saya akan menunggu ini sampai besok, saya tidak mau tau besok pembunuh itu harus di temukan!" Desak Arjuna. Arjuna berlalu pergi begitu saja diikuti Pak Min di belakang. ********** "Masuk!" seru Arjuna yang berada di atas kursi goyang dalam ruangan gelap. Dua orang masuk ke dalam ruangan. "Ya Tuan! Anda memanggil kami? saya baru dapat telfon dari Pak Min sekitar sejam yang lalu," "Ada tugas untuk kalian! pembunuh itu telah kembali, cepat cari dia di sini!" perintah Arjuna sambil menunjukkan lokasi di google map. "Tapi Tuan di sana kan....." belum selesai berbicara Arjuna spontan berdiri dan meletakkan belati di leher pria itu. Pria itu terdiam tidak bergerak, sedikit saja bergerak belati tajam itu akan menggores lehernya, satu pria lagi hanya tertunduk. "Aku tidak mau tau! dalam waktu 2x24 jam kalian harus bisa menemukan pembunuh itu dan membawanya ke hadapanku!" teriak Arjuna lalu menjauhkan belati dari leher pria itu. "Baik Tuan!" ucap dua pria itu bersamaan. "Sekarang pergilah!" Arjuna mengibaskan tanganya, dua orang pria itu pergi dari ruangan itu tampak Arjuna mengenggam kuat belati tajam itu sampai telapak tanganya meneteskan darah. Arjuna masuk ke dalam kamar Kezia, terlihat gadis kecil sembunyi di balik guling dan selimut, arjuna mendekati lalu ikut merebahkan tubuhnya di samping gadis kecil itu dengan pelan-pelan. "Papa......" Kezia sontak bangun dengan wajah sumringah. "Iyaa sayang Papa ada di sini, Kezia tidur ya! Papa temani di sini," bujuk Arjuna sambil mencium pipi cubby Kezia. "Paa.. Kezia mau tanya, siapa sih sebenernya tante Reina?" "Tante Reina itu sahabat Papa," "Cuma sahabat?" tanya Kezia lagi menyelidik. "Beneran yaa! Kezia gak mau kalau punya Mama tante Reina," ucap Kezia memperingatkan sambil melotot gemas pada Arjuna. Arjuna tersenyum. "Tidak sayang! hanya ada Papa, Kezia dan Mama di sini dan di sini" jelas Arjuna lembut sambil menyentuh dadanya dan juga d**a Kezia, Kezia langsung memeluk Papanya. "Paa.. Tolong dong cerita tentang Mama!" pinta Kezia, Arjuna mengiyakan, dia mulai bercerita tentang Alika baru beberapa bait Kezia sudah terlelap, Arjuna tersenyum mengusap lembut kepala Kezia lalu mencium keningnya, Arjuna mengingat kembali bagaimana mulanya pertemuan mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD