Napas Keyli akhirnya teratur. Kehadiran Keith yang sigap mengajaknya keluar dari toko pakaian bayi tadi adalah penyelamat. Jantungnya masih berdebar kencang, nyaris meledak di antara tumpukan baju mungil dan perlengkapan bayi yang entah mengapa terasa begitu menyesakkan. Kini, ia duduk di sebuah restoran mewah nan megah di dalam mal. Kilauan piring porselen dan dentingan sendok garpu yang anggun sedikit banyak meredakan ketegangan. Untungnya, tak satu pun pasang mata mencurigai keberadaan suaminya yang seharusnya tak berada di sana. "Kalian sudah lama di sini?" Suara itu, tiba-tiba dan akrab, memecah kesunyian yang Keyli coba bangun di sekelilingnya. Itu Leonor. Ketegangan yang baru saja mulai mereda mendadak melonjak kembali, bahkan terasa lebih pekat dari sebelumnya. Keyli menarik na

