Rumah yang biasanya dipenuhi kehangatan kini terasa dingin, diselimuti aura kemarahan Leonor. Langkahnya cepat dan pasti, seolah-olah setiap jejak kakinya adalah sumpah untuk membalas dendam. Sesampainya di ruang keluarga, pemandangan di depannya bagaikan bilah pisau yang menancap tepat di jantung Leonor. Orang tuanya, Keith dan Paul, sedang duduk santai, menikmati kebersamaan mereka. Tawa renyah sang mama terdengar, menciptakan kontras yang tajam dan menyakitkan dengan badai yang berkecamuk di dalam hati Leonor. Dan di sanalah ia, Keyli, duduk manis di sofa, menggendong bayi yang tampak tertidur pulas. Wanita itu terlihat begitu nyaman, begitu alami, seolah-olah memang pantas berada di sana, menjadi bagian dari keluarga yang telah ia tipu mentah-mentah. Pemandangan itu, topeng kepolosan

