Chapter 2

2057 Words
Batu yang keras sekalipun akan berlubang hanya karna tetesan air Begitu juga dengan hatimu yang dingin sedingin es, akan mencair dengan kehangatan yang diberikan. **   Bunyi lonceng terakhir di sekolah terdengar keras, sekeras sorakan para murid. Jam pelajaran sudah usai, seluruh murid mulai membereskan barangnya dan bergegas keluar sekolah untuk pulang kecuali dengan empat orang, Raina, Dela, Dimas, dan Ari. Mereka diminta untuk ke ruangan guru untuk mengadakan diskusi terkait lomba. “Rain mau gue tunggu apa gimana?” Tanya Deska yang sudah bersiap untuk pulang. “Enggak usah lah, gue pulang sendiri aja nanti. Lagian palingan ini juga agak lama des. Kasian lo kalo kelamaan nunggu gue!” ucap Raina “Okey deh, gue duluan ya. Ngomog ngomong -” Deska ragu untuk bertanya namun karena penasaran dia memberanikan dirinya untuk bertanya ke Raina. “Hmm.. apaan?” tanya Raina. “Kenapa kok si Dimas sama Ari ikut? Kayaknya Cuma elo sama si Dela kelas sebelah yang ikut lomba tari itu, kok mereka di panggil?” “Gue juga enggak tau sih Des!” Tiba-tiba Raina teringat kejadian tadi siang saat Prakek di lab, ketika tangan Ari dan dirinya tidak sengaja bersentuhan. “Kepo ahh gue!” ”Udah ! nanti gue kasih tau. Pulang sono!” “Ngusir lu!”  Deska memasang wajah yang ngambek yang lucu yang membuat Raina tertawa melihatnya. “Yaudah, ati-ati ya Des!” Raina melamai ke Deska yang berjalan menuju ke gerbang depan sekolah. Rania menuju ke ruangan Bu Endang sambil chat Dela untuk kumpul di sana, di ikuti dua cowok dibelakang Raina yang membuat Rania merasa canggung dan sedikit tidak nyaman. Sampai di ruangan Bu Endang ternyata Dela sudah di sana, Dela melambai ke Raina. Sama seperti Raina, Dela bingung kenapa ada dua cowok di belakang Raina seakan sedang mengikuti Raina. “Baiklah, sudah kumpul semua ya ini!” Bu endang memulai Diskusinya. “Raina, Dela, jadi begini. Tadi saya dapat info dari pak Kepala Sekolah kalau ternyata yang mengikuti lomba satu kelompok minimal megirimkan empat orang siswa. Sedangkan kemarin di undangan yang kita terima kan terlampir cuma minimal 2 orang. Nah, itu di koreksi lagi dari pihak panitia” Bu Endang menjelaskan pelan-pelan ke Raina dan Dela. “Karena waktu yang sangat mepet saya memilih mereka untuk bergabung dengan tim! saya dan Bu Reni sudah memikirkan konsepnya, dan minta tolong ya Rain, ibu di bantu untuk menyusun ulang koreografinya” imbuh Bu Endang. “Iya bu! Tapi enggak mengulang dari awal kan bu? “ tanya Raina khawatir akan waktu yang sudah sangat mepet. “Engga kok rain, Cuma ditambah dikit. Jadi kamu sama Dela enggak mengulang dari awal banget. Part Dimas sama Ari aja yang kita buat!” jawab Bu Endang. Mereka berempat mengangguk tanda mengerti. “Dimas dan Ari saya harap kalian mengejar ketertinggalan ini ya! karena koregrafi yang baru tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya, dan sudah dipelajari Dela dan Raina jadi kalo kalian ada pertanyaan bisa tanya ke mereka!” “Baik bu! Tapi kok yang dipilih saya sama Dimas bu” tanya Ari “Karena kan kalian pernah ikut theater kan pas pentas seni kelas 1, ibu liat kalian punya potensi menari dan yang pasti kalian yang paling cocok, kalo dilihat- lihat postur pun kalian cocok kok. Karena waktu yang mepet juga jadi ibu memilih kalian.” Jawab Bu Endang “Itu kan cuma tarian simple buk! Takutnya kami malah ngerusak Tim” ucap Dimas melirik ke Raina dan Dela. “Pasti bisa, enggak susah kok!”  Bu Endang meyakinkan Dimas dan Ari. “Oh iya, karena kurang seminggu jadi kita akan latihan full setiap hari setiap, setelah habis jam istirahat pertama ya, saya sudah ijin ke pak kepsek biar kalian diijinkan enggak masuk kelas pas jam itu! Untuk sekarang, silahkan kalian pulang dan istirahat, mulai besok kita akan berjuang dengan keras,  jadi jaga kesehatan kalian. Hati-hati di jalan” imbuh Bu Endang. Setelah berpamitan dengan Bu Endang mereka langsung keluar dari ruangan.  “Rain, bu endang kok kayaknya kecapean banget ya!” ucap Dela yang dari tadi memperhatikan raut Wajah Bu Endang. “Wajarlah Del, beliau juga stress lah udah deadline dimajuin, disuruh nambah anggota tim pula” Kata Raina Dela melirik ke belakang, menatap Dimas dan Ari. “Eh Rain, kok tadi lo bisa bareng mereka pas kumpul!” Tanya Dela.  “Mereka sekelas sama gue!” Jawab Raina. “Wahhhh berarti cuma gue nih yang beda kelas?” mata Dela terbelalak. “Ya berarti lo istimewa kan Del” “Oh iya, bener juga  lo Rain hahaha” Tawa kedua wanita itu pecah, mereka memang sudah sangat akrab sejak kelas 1, selain pernah ikut lomba bersama mereka juga berada di kelas yang sama saat kelas 1.  “Kok kalian diem aja sih dari tadi, by the way kenalin gue Dela dari kleas 2 C !” Dela membalik badannya, membuat langkah Dimas dan Ari terhenti. Dela mengulurkan tangan. “Dimas” Dimas membalas jabatan tangan dela dengan senyum “Ari” jawab Ari singkat. “Salam kenal ya Dimas, Ari!” imbuh Dela. Sebuah bis terlihat dari kejauhan, menuju ke halte depan sekolah mereka. “Del gue duluan ya, bis nya udah dateng tuh” Raina berlari dan melambai ke Dela. Sesekali dia melihat ke arah Ari. “Oke Rain, hati-hati di jalan” Dela setengah teriak karena Raina yang  sudah lari agar tidak tertinggal bisnya. Ehh... Dimas hendak mencegah Raina, namun Raina sudah terlanjur jauh. Disaat yang sama jemputan Ari juga sudah datang. Dimas biasanya pulang bareng dengan Ari kalau Ari saat itu sedang dijemput karena rumah mereka sejalan. “Duluan ya del!” Ucap Dimas yang masuk ke mobil menyusul Ari. “Oke Dim, Bye!” jawab Dela. Ih Si Dimas udah baik,tinggi, ganteng banget pula, btw yang namanya Ari judes amat sih ! enggak singkron sama mukanya, padahal ganteng. batin Dela. “Assalamualaikum. Rain pulang kak!” teriak Raina dari luar sambil melepas sepatunya. “Walaikumsalam. Sore amat Rain pulangnya!” tanya Ayu. “Iya nih kak, tadi kumpul persiapan lomba dulu sama Bu Endang” Raina istirahat di sofa depan. Rasa lelahnya membuatnya sangat lesu. “Yaudah gih mandi abis itu sholat magrib, abis itu kita makan. Kakak lagi masak !” Ayu kembali ke dapur menyelesaikan sayur tumis kangkung yang dia buat untuk makan malam mereka. “Iya kak!” jawab Raina dengan malas. Abis mandi malah tambah ngantuk, padahal belum ngerjain pr buat besok!, gumam Raina, yang lebih memilih istirahat sebentar dikasurnya setelah sholat magrib. Saat membuka hp ternyata sudah banyak notifikasi di hpnya. Bukan spam dari Deska yang buat dia kaget, tapi notifikasi pesan dari Dimas dan Ari yang membuat dia melongo tidak percaya. From. Unknow number Rain,ini gue dimas. Gue dapet nomer lo dari bu endang katanya gue suruh menghubungi lo karena lo ketua tim. Masukin gue ke grup ya!   Isi pesan dari Dimas memang membuat kaget dirinya, namun satu pesan lagi yang buat Raina melongo yaitu pesan dari Ari, rivalnya di sekolah yang dinginnya kayak balok es berjalan. From. Unknow number Gue Ari, masukin grup!   Singkat, padat, jelas, tidak heran lagi jika Ari mengirim pesan seperti itu dimata Raina. Cerminan dari sifat aslinya.     To. Unknow number okey !   Raina membalas pesan Ari dan Dimas dengan singkat karena dia merasa tidak ada yang perlu dia membalas panjang ke mereka. “Dekk... yuk makan malam, udah siap nih!” teriakan Ayu membuat Raina sadar dari lamunan herannya dan langsung menuju ruang makan. “Iya Kak!” teriak Raina dari kamar Ayu dan Raina memang sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk mandiri sejak kecil jadi walaupun mereka sekarang hanya tinggal berdua mereka sudah bisa mengurus diri mereka sendiri. Sebelum meninggal ibu dan ayah mereka pernah berpesan untuk sayangi dan lindungi keluarga satu sama lain karena hubungan darah tidak akan terputus sampai kapanpun. Selesai makan mereka langsung membereskan dan masuk ke kamar masing-masing, setiap setelah makan malam Raina selalu membuat teh mint kesukaannya untuk menemaninya belajar. Dia merasa lebih tenang ketika meminum sekaligus mencium bau teh mint yang dia buat. From. Dimas makasih rain! Enggak sabar mulai latihan sama lo! J   Terlihat dimas membalas pesannya saat Raina membuka hpnya. Nomor sudah Disimpan di kontak hp nya dan sudah dimasukan ke grup chat lomba. To. Dimas Sama-sama dim, kalo ada yang gerakan yang mungkin lo kurang jelas bisa tanya ke gue!  balas Raina. Malam sudah semakin larut Raina bergegas menyelesaikan PR nya, dia sudah merasa lelah hari ini.    Tepat pukul 23.00 Raina langsung membanting tubuhnya ke kasur bahkan saking lelahnya dia langsung tertidur setelah beberapa menit kemudian dengan lampu menyala. Kringgg....kring... kringgg Suara alarm membangunkan raina. Raina juga disambut suara kokokan ayam dan suara adzan yang menyerukan semua orang untuk bangun. Raina bangkit dari tidurnya dan bergegas mandi, setelah itu sholat shubuh. Terlihat Ayu kakaknya sedang memasak untuk bekal mereka di dapur. Setelah sholat Raina langsung ke dapur untuk membantu kakaknya. “Kurang apa nih kak?” tanya Raina “Siapin roti sama s**u aja dek buat sarapan” timpal Ayu “Bekalnya biar kakak yang siapin!” Imbuhnya Mereka memang sudah terbiasa membawa bekal, agar dapat mengurangi pengeluaran mereka yang harus digunakan untuk berbagai kebutuhan hidup. “Udah selesai sarapannya dek? Ini uang sakunya” “Udah kak. Makasih kak” Raina menerima uang yang diberikan kakaknya. “Enggak ada yang ketinggalan kan, buku, hp, bekal?” Ayu selalu mengecek kalau-kalau raina melewatkan sesuatu, Raina tergolong orang yang teledor bagi Ayu. Jadi Ayu setiap pagi selalu memastikan Raina sudah membawa semua barangnya. “Enggak kok kak, udah semua” jawab raina “Yaudah yuk berangkat, helmnya dipake” kata ayu yang sedang memanasi motor Mereka mempunyai 1 motor peninggalan ayahnya yang sekarang digunakan untuk Ayu transportasi dari rumah ke kantor. Setiap pagi ayu selalu mengantar Raina ke sekolah dulu. Sesampainya di sekolah sudah nampak Deska menungggu di depan gerbang. “Berangkat kak!” sapa deska ke ayu “Iya Des, kakak berangkat dulu ya! Assalamualaikum” pamit Ayu “Walaikumsalam” jawab keduanya sambil melambaikan tangan. “Hati-Hati di jalan kak!” imbuh deska setengah teriak, karena ayu sudah mulai pergi menjauh. “Yuk Des Masuk” ajak Raina Mereka berjalan ke kelas sambal bercanda bersama yang membuat mereka tertawa sepanjang lorong sekolah, Sambil mennyapa warga sekoah yang mereka lewati. Saat sedang melewati Laboratorium Sains terlihat Ari kebingungan di dalam seperti sedang mencari sesuatu yang membuat Deska dan Raina berhenti di depan pintu lab karena jarang ada yang mebuka Laboratorium Sains sepagi ini. Sadar sedang dilihat oleh keduanya, Ari dengan wajah datar keluar dari lab danbergegas kembali ke kelas. “Tunggu!” teriak Raina, yang membuat Ari menoleh ke arahnya. “Apaan sih rain!” bisik Deska, dia merasa heran kenapa sahabatnya itu memanggil Ari. “Lo nyari sesuatu?” tanya Raina ke Ari. “Bukan urusan lo!” jawab Ari ketus. Raina dengan cepat mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, sebelum Ari benar-benar pergi dia menunjukan pulpen yang dia temukan kemarin. “Lo nyari pulpen ini?” mendengar kata pulpen membuat Ari balik badan. “Kok bisa di bawa lo?” tanya ari “Kemaren gua nemu di lab pas piket bersih-bersih, ini punya lo?” tanya Raina “iya, makasih!” Ari langsung mengambil pulpen itu dan langsung pergi meningalkan Raina dan Deska. Setelah Ari pergi, Raina dan Deska saling menatap dengan wajah datar. “Buset dah, bilang aja lagi nyari seuatu. Susah  amat!” Deska geleng-geleng heran dengan dengan sikap Ari. Raina pun mengikuti Deska geleng-geleng sendiri karena tingkah Ari yang luar biasa, layaknya robot yang menyamar jadi manusia seperti di Drama Korea yang mereka Tonton. Dingin tanpa emosi. ** Bel petanda masuk berbunyi pelajaran dimulai seperti biasa, saat jam istirahat tiba pun seperti iasa raina dan deska langsung ke halaman belakang untuk menyantap bekal mereka. “Rain, Heran deh gue sama Ari!” Deska memulai gossip. “Hmm?” raina menjawab setengah-setangah karena sedang sibuk mengunyah makanannya. “Coba aja dia tu kalo orangnya ramah, perfect deh. Udah tinggi, ganteng, pinter, tp sayang... judesnya itu lo!” “Kek sambalado level poll” ucap Raina spontan. Ucapan raina yang tidak di filter raina membuat deska tertawa terbahak bahak sampai tidak bisa berhenti. “Apaan sih lo rain”Deska memegang perutnya yang sakit karena tidak bisa berhenti tertawa. “Pantes kok des!” imbuh Raina yang membuat Deska tertawa lebih keras. “Udah-udah yuk balik kelas” ajak Raina sambil setengah menyeret Deskasd
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD