Udara pegunungan memang berbeda. Sangat segar dan menenangkan. Affa memejamkan matanya untuk menikmati udara tersebut. Tak lama, ia kembali membuka mata dan berjongkok untuk membenarkan ikatan tali sepatu yang ia gunakan. Namun, gerakan tangannya tertahan karena seseorang telah mengambil alih tali sepatu Affa dan mengikatnya dengan teliti.
"Ghuan?" bisik Affa.
"Hem? Nah sekarang udah rapi." Ghuan bangkit dan berdiri di hadapan Affa. Membuat Affa harus mendongak untuk menatap pemuda jangkung tersebut.
"Talinya udah aku iketin. Sepatu kamu udah siap dipake. Tapi jangan dipake, buat lari dari aku ya. Nanti kalo kamu jatuh, aku gak bisa bantu. Kalo mau lari, lari aja ke aku. Saat kamu jatuh, aku siap jatuh bareng. Jatuh cinta maksudnya." Gombalan yang dilemparkan dengan waja
